Liputan6.com, Jakarta Memiliki keterbatasan fisik atau disabilitas tidak harus menjadi penghalang bagi mereka untuk kehilangan kebahagiaan dan semangat hidup. Seringkali orang yang memiliki keterbatasan fisik dipandang sebelah mata dan dianggap tidak berkompeten dalam bekerja.
Baca Juga
Advertisement
Sebuah restoran cepat saji membuat gebrakan dengan mempekerjakan orang-orang disabilitas. Ini dilakukan oleh Burger King Kuta Bali. Berikut rangkumannya seperti dilansir dari travelingyuk.com.
Saksikan Video Pilihan Dibawah Ini:
Memberi kesempatan peluang pekerjaan
Beberapa merek besar mulai peka bagi mereka yang memiliki kondisi spesial. Hal ini terlihat dari beberapa merek di Tanah Air yang memberikan peluang pekerjaan bagi orang dengan kebutuhan khusus untuk bisa bekerja seperti orang pada umumnya.
Seperti halnya Burger King di kawasan Bali. Restoran ini telah mempekerjakan difabel sejak tahun 2018. Hingga kini, setidaknya terdapat 22 karyawan dan karyawati penyandang disabilitas.
Improvement yg bisa dibuat di resto2 fast food lainnya.Support teman2 difabel.👍.Salut utk @BurgerKing Bali.#DisabilityRights #DisabilityRights https://t.co/52ThTjYtNo
— Dave Packers (@davepackers) April 28, 2019
Advertisement
Menjadi trobosan baru
Pastinya ini menjadi penyemangat baru untuk penyandang disabilitas. Seperti akun @Lenny_diary yang membagikan kegiatannya saat berkunjung ke Burger King bali.
Burger King Bali Dengan Karyawan Difabel!Baru pertama di Indonesia nih ada fast food resto yang 70% karyawannya tuli dan bisu. Lokasinya di sunset road. Buka 24jam.Full video https://t.co/pPTVcfEgxOBlogku : https://t.co/U8jjppu0Nb pic.twitter.com/nA63cfEegJ
— IG : Lenny.diary (@Lenny_diary) February 6, 2020
Ketika memasuki Burger King dan memesan menu, terdapat Crew Spesial yang menunjukkan papan informasi yang bertuliskan “Halo, Saya Tuli, Silahkan Pilih Gambar di Menu untuk Pemesanan, Terima Kasih”.
Jika kamu kesulitan untuk berkomunikasi dengan mereka, pihak manager akan segera membantu. Para Crew Spesial ini sebelumnya, sudah di-training agar para pelanggan tidak akan kebingungan dan kesulitan, dan masyarakat diajak untuk mengenal dengan bahasa isyarat, jika memungkinkan.
Penulis:
Fayola Gishlaine
Universitas Multimedia Nusantara