Sukses

Bukan karena Ada Hantu, Ini Penyebab Tubuh Merinding

Banyak yang mengatakan tuuh merinding lantaran adanya mahluk halus, padahal hal tersebut salah besar loh.

Liputan6.com, Jakarta - Banyak dari kamu yang tentu pernah merasa merinding secara tiba-tiba. Merinding atau dalam bahasa inggris disebut goosebumps terjadi ketika bulu-bulu di kulit berdiri tegak.

Merinding kerap dikaitkan dengan hal-hal mistis. Banyak yang mengatakan jika tubuh merinding, bisa jadi hal tersebut lantaran adanya mahluk gaib di sekitar kita.

Namun nyatanya, hal tersebut salah besar. Ada alasan ilmiah yang menjadi penyebab tubuh mengalami merinding.

Dikutip dari laman Healthline, Rabu (16/9/2020), seseorang akan merasa merinding ketika merasakan dingin, atau mengalami perasaan emosional yang cukup kuat seperti takut, sedih, senang, hingga ketika terangsang secara seksual.

Bahkan merinding juga bisa terjadi saat kita menjalani aktivitas sehari-hari seperti ketika sedang buang air kecil. Mengapa demikian? Ini karena hal tersebut merupakan reaksi spontan tubuh yang berkaitan dengan pertahanan diri.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 4 halaman

Menghangatkan tubuh

Tak hanya itu, merinding juga sebagai salah satu upaya tubuh menghangatkan diri. Ketika tubuh terpapar suhu yang rendah, otot yang terhubung dengan folikel rambut akan berkontraksi.

Hal ini membuat kulit di sekitar folikel menegang dan menarik rambut yang terhubung. Lalu ketika suhu tubuh mulai meningkat, merinding akan hilang dengan sendirinya.

3 dari 4 halaman

Juga terjadi pada hewan

Tak hanya pada manusia, hal ini juga terjadi pada binatang seperti landak, kucing dan anjing. Pada binatang terutama yang berbulu tebal, merinding membuat bulu mereka mengembang dan berdiri tegak.

Ini juga sering terjadi ketika mereka harus berhadapan dengan musuh atau menarik perhatian lawan jenis.

4 dari 4 halaman

Bisa jadi tanda penyakit

Umumnya merinding hanya respons alami tubuh. Namun, di beberapa kasus merinding bisa jadi tanda kondisi medis tertentu. Merinding bisa jadi gejala penyakit Disrefleksia Otonom, Epilepsi Lobus Temporal, hingga penyakit akibat virus seperti demam.