Liputan6.com, Jakarta Saat ini, memakai masker, menjaga jarak, dan rutin mencuci tangan telah menjadi kebiasaan yang harus dilakukan selama pandemi Corona. Akan tetapi, satu tindakan pencegahan yang berpotensi efektif untuk mencegah penyebaran virus Corona, mengalami hambatan di beberapa negara.
Baca Juga
Advertisement
Hal tersebut yakni pelacakan kontak. Faktanya, satu studi baru menemukan bahwa setengah dari pasien Covid gagal melaporkan kontak dekat mereka setelah dinyatakan positif terinfeksi.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Penelitiannya
Penelitian yang diterbitkan dalam Laporan Mingguan Morbiditas dan Kematian Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, berfokus pada satu set pasien yang terinfeksi Covid di Carolina Utara selama periode 'insiden tinggi' penyakit pada bulan Juni dan Juli, di mana kasus meningkat 183 persen.
Hasilnya menemukan bahwa 48 persen dari mereka yang dites positif di Mecklenburg County, melaporkan tak ada kontak sama sekali dan bahwa 25 persen dari mereka yang dilaporkan tak dapat dihubungi.
Studi ini juga mengutip temuan penting lainnya yakni interval waktu rata-rata antara pasien yang pertama kali dites positif dan berhasil memberi tahu kontak dekat mereka adalah enam hari.
Advertisement
Kegagalan yang terjadi di beberapa tempat
Kegagalan untuk menerapkan pelacakan kontak yang tepat tak hanya terbatas pada satu negara bagian di AS. Para peneliti juga menemukan bahwa di dua negara bagian, yaitu Maryland dan New Jersey, sebanyak 50-52 persen dari kasus yang dilaporkan diketahui tidak memberi tahu kontak dekat mereka bahwa mereka telah terinfeksi.
“Meskipun ada upaya agresif oleh departemen kesehatan, banyak pasien COVID tidak melaporkan kontak, dan banyak kontak yang tidak dapat dihubungi,” penulis penelitian menyimpulkan seperti dikutip dari Bestlifeonline.
"Padahal peningkatan ketepatan waktu pelacakan kontak, keterlibatan komunitas, dan mitigasi di seluruh komunitas diperlukan untuk mengurangi penularan Covid."
Pentingnya kecepatan pelaporan kontak dekat
Para peneliti tak sendiri dalam keyakinan mereka bahwa kecepatan dan efisiensi adalah kunci dalam membuat pelacakan kontak menjadi alat yang berguna. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet pada bulan Juli menganalisis keefektifan pelacakan kontak dan waktu penyelesaian dalam mengingatkan pasien yang berpotensi terinfeksi.
Para peneliti menemukan bahwa mengoptimalkan pengujian dan pelacakan kontak dan meminimalkan penundaan pelacakan, jauh lebih baik ketimbang meningkatkan efektivitas pelacakan kontak. Ini bahkan dapat mencegah hingga 80 persen dari penularan akibat Covid.
Advertisement