Liputan6.com, Jakarta - Penyakit saraf terjepit bisa dialami siapa saja dan bisa dirasakan berbagai latar belakang pekerjaan. Mereka yang kerap mengangkat beban berat memang lebih berpotensi. Pekerja kantoran yang memiliki kebiasaan duduk tidak sehat juga punya peluang terkena saraf terjepit.Â
Masalah saraf terjepit tentu tidak boleh dianggap remeh.Karena dari keluhan yang ringan tak hanya mengganggu aktivitas, tapi jika dibiarkan lama-lama bisa berakibat fatal. Lalu, bagaimana cara mengetahui gejala dan tindakan yang perlu diambil?
Baca Juga
Simak penjelasan lengkapnya dalam webinar bersama Rumah Sakit EMC Sentul dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Bogor, Sabtu (29/9/2020) pukul 09.00 WIB di platform streaming Vidio.
Advertisement
Webinar tersebut akan membahas mengenai tindakan medis bagi penderita saraf terjepit atau yang dikenal juga HNP (Herniated Nucleus Pulposus). Salah satunya adalah dengan prosedur minimal invasive neurosurgery.Â
Minimal invasive merupakan prosedur pembedahan seminimal mungkin melalui rongga, kulit atau pembukaan tubuh, sehingga dampak pembedahan juga bisa diminimalkan.
Dokter Syafrizal Abubakar Sp.BS bakal memberikan informasi terkini seputar bedah saraf dengan metode minimal invasive neurosurgery. Hadir pula dr. Andi Nusawarta, M. Kes Sp.OT (K) Sports.
Acara akan berlangsung pada:
Hari : Sabtu, 26 September 2020
Pukul : 09.00 WIB
Tema: Minimal Invasive Neurosurgery
Acara tersebut bisa disaksikan secara live streaming via platform Vidio. Yuk, saksikan webinar RS EMC Sentul dan IDI Kabupaten Bogor.
Â
Â