Liputan6.com, Jakarta - Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa virus Corona dapat bertahan hingga beberapa jam di kulit manusia. Ini lebih lama empat kali lipat ketimbang virus influenza tipe A yang menyebabkan flu burung.
Baca Juga
Advertisement
Dalam eksperimen di laboratorium, para peneliti menguji kulit mayat yang seharusnya digunakan untuk cangkok kulit.
Menurut tim dari Kyoto Prefectural University of Medicine, Jepang, informasi tentang waktu bertahan hidup virus pada kulit dapat membantu mengembangkan pendekatan dalam mencegah penularan melalui kontak.
**Ingat #PesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Menggunakan spesimen kulit manusia
"Stabilitas sindrom pernapasan akut parah SARS-CoV-2 pada kulit manusia belum diketahui, mengingat bahanya paparan virus ini pada kulit manusia," tulis para peneliti seperti dilaporkan oleh Reuters.
"Kami membuat model yang memungkinkan reproduksi yang aman dari studi klinis pada aplikasi patogen pada kulit manusia dan menjelaskan stabilitas SARS-CoV-2 pada kulit manusia."
Untuk penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Clinical Infectious Disease itu, tim memperoleh kulit manusia dari spesimen otopsi forensik 24 jam sebelumnya. Peneliti mengatakan itu dilakukan untuk menghindari menulari relawan yang sehat.
Sel kulit dicampur dengan sampel virus Corona dan virus influenza A. Keduanya dapat menyebar melalui tetesan droplet dan kontak manusia.
Â
Advertisement
Hasil penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu bertahan hidup virus Corona pada kulit manusia adalah sekitar sembilan jam. Sementara virus influenza A hanya dapat bertahan kurang lebih 1,8 jam di kulit manusia.
"Hasil ini menunjukkan bahwa virus Corona memiliki stabilitas yang lebih tinggi pada kulit manusia."
Ketika bercampur dengan lendir dari sampel saluran pernapasan bagian atas, waktu hidup virus Corona sekitar 11 jam, sementara virus flu sekitar 1,7 jam.
Â
Dapat dimatikan dengan mencuci tangan dengan sabun
Menariknya, kedua virus itu benar-benar dapat dinonaktifkan dalam waktu 15 detik dengan pembersih tangan yang mengandung alkohol 80 persen.
Tak heran, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merekomendasikan penggunaan antiseptik berbasis alkohol dengan 60-95 persen atau mencuci tangan dengan sabun setidaknya selama 20 detik.
Â
Advertisement
Penting untuk pencegahan penyebaran Covid
Penelitian sendiri telah menunjukkan bahwa penularan Covid sebagian besar terjadi melalui aerosol dan tetesan droplet.
Penemuan ini mendukung hipotesis bahwa kebersihan tangan yang benar penting untuk pencegahan penyebaran Covid.
Dengan demikian, penelitian ini dapat berkontribusi pada pengembangan strategi pengendalian Covid yang lebih baik untuk mencegah terjadinya gelombang pandemi kedua atau ketiga.