Sukses

Pandemi Belum Usai, Negara-Negara Ini Pilih Gelar Konser Berkonsep Social Distancing

Berbagai negara ini menemukan cara untuk menggelar konser selama masa pandemi.

Liputan6.com, Jakarta Ketika pandemi virus corona muncul, industri musik dan perhotelan ikut merasakan dampaknya saat diberlakukan physical distancing.

Konser dan acara pun ikut dibatalkan di seluruh dunia. Ini dikarenakan berbagai beberapa negara ikut memberlakukan pembatasan lockdown dan warga harus tinggal di rumah untuk mengurangi penyebaran virus.

Tetapi beberapa negara kini mulai melonggarkan pembatasan. Penyelenggara acara mulai mencari cara untuk memulai kembali industri musik dan tetap menjaga keamanan bagi penonton.

Inggris misalnya. Memutuskan untuk menghadirkan kembali konser dalam bentuk tempat konser jarak sosial yang dirancang khusus untuk menegakkan aturan physical distancing.

Saksikan Video Pilihan Dibawah Ini:

2 dari 7 halaman

Konser Musik di Inggris

Virgin Money Unity Arena dibangun di Gosforth Park. Ini merupakan kawasan hijau luas yang mencakup sejumlah venue, yaitu Newcastle Racecourse, Britannia Hotel, beberapa lapangan golf, taman, pusat sepak bola.

Tempat ini kemudian dipakai sebagai arena konser dengan jarak sosial. Tempat konser ini memiliki luas 480.000 kaki persegi (atau 45.000 meter persegi) dan memiliki 500 ruang untuk menonton.

Setiap ruang dapat ditempati hingga 5 orang, sehingga jumlah orang di venue menjadi 2.500 orang. Untuk alasan yang sama, orang-orang tidak diperboolehkan untuk masuk kembali ke tempat tersebut jika mereka keluar di pertengahan konser.

Setiap ruang juga disediakan kursi, jadi kalian tidak perlu membawanya. Bahkan ada sistem pemesanan makanan dan minuman, sehingga tidak perlu mengantri karena ada aplikasi khusus.

3 dari 7 halaman

Tiket terjual habis

“Kami senang dapat berperan dalam menghadirkan kembali acara musik live,” ujar Helen Page, direktur pemasaran di Virgin Money.

Sekarang, secara teknis, ini bukan tempat konser jarak sosial pertama di dunia. Ada sejumlah konser "drive-in" di berbagai negara di mana orang akan datang dengan mobil mereka dan menikmati konser.

Terlepas dari itu, tiket konser di Inggris tersebut sudah terjual habis dan orang-orang ikut menikmati konser. Hal ini dikarenakan lockdown yang berlangsung cukup lama membuat orang memilih menghadiri konser dengan jarak sosial daripada hanya berdiam diri di dalam mobil atau tinggal di rumah.

4 dari 7 halaman

Konser Musik di Jerman

Di tengah pandemi Covid, karena sebagian besar ruang konser ditutup karena pembatasan protokol kesehatan, musisi di kota Dresden, Jerman, ikut turun ke atap apartemen mereka untuk menampilkan harmoni yang indah untuk penonton.

Dilansir dari laman republicworld, orkestra Dresdner Sinfoniker memainkan lagu di sebuah acara bernama The Sky above Prohlis yang dimainkan oleh para musisi di teras menara di distrik Prohlis.

5 dari 7 halaman

Menghibur masyarakat selama pandemi

Penyelenggara acara musik mengatakan bahwa pembatasan acara budaya telah membuat para musisi ikut berpartisipasi di ruang terbuka di atas atap dengan instrumen mereka untuk menginspirasi orang di tengah masa-masa sulit pandemi.

Lebih lanjut, acara tersebut secara ketat mematuhi langkah-langkah prookol keamanan, karena penyelenggara mengatakan bahwa acara tersebut adalah "jawaban atas krisis pandemi."

Dalam masa-masa pandemi yang menantang ini, para musisi ikut berpartisipasi menyanyikan lagu-lagu untuk menghibur penonton.

6 dari 7 halaman

Denmark

Acara besar telah dilarang selama beberapa minggu di seluruh Skandinavia karena pembatasan virus Corona yang sedang berlangsung.

Meskipun demikian, salah satu kota di Denmark menemukan cara yang cerdik di sekitar peraturan untuk mengadakan konser di luar ruangan.

Seperti melansir dari laman forbes, 500 tiket terjual habis dalam hitungan menit ketika konser drive-in mengundang penyanyi dan penulis lagu Denmark yakni Mads Langer.

7 dari 7 halaman

Tetap terapkan jarak sosial

"Saya telah memainkan banyak konser dalam hidup saya, tapi ini benar-benar yang pertama," ujar Langer dari atas panggung. Selama konser, penampilannya disalurkan ke dalam mobil melalui radio FM.

Tidak ada denda yang diberikan, meskipun mereka harus mengingatkan beberapa orang tentang larangan tersebut.

“Ada banyak orang, tapi kebanyakan menjaga jarak satu sama lain. Kami sudah berkeliling dengan patroli, mengingatkan orang-orang untuk menjaga jarak, bahkan dalam antrean.”

Penulis

Fayola Gishlaine

Universitas Multimedia Nusantara