Liputan6.com, Jakarta Seorang nenek berusia 100 tahun dari Myanmar yang dinyatakan positif Covid-19, mengaku lebih mengkhawatirkan cucu-cucunya daripada dirinya sendiri. Bulan lalu, sang nenek dan 10 dari keluarganya dinyatakan terinfeksi virus tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Thein Khin, dari Yangon, Myanmar, diisolasi setelah virus menyebar di keluarganya. Menariknya, bagi Khin situasi Perang Dunia II lebih buruk ketimbang pandemi saat ini.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Lebih parah PD II
"Situasi selama Perang Dunia Kedua jauh lebih buruk. Saya mendengar pandemi virus ini juga berbahaya di seluruh dunia, tapi saya merasa penyakit ini bukan apa-apa," ujarnya seperti dikutip dari Reuters.
"Tentu saja, saya mengkhawatirkan anak-anak dan cucu saya. Kematian tak masalah bagi saya karena saya sudah sangat tua. Saya telah lolos dari banyak situasi yang mematikan, lebih buruk, dan berbahaya," tambahnya.
Â
Advertisement
Tidak merasakan gejala apa pun
Sebagaimana diketahui, lansia terutama yang berusia di atas 60 tahun memiliki risiko lebih besar terkena sakit parah akibat Covid. Namun, meski berusia 100 tahun, Thein mengaku tak pernah mengalami gejala yang parah atau gejala apa pun ketika dinyatakan positif Covid.
"Saya tak merasakan apa-apa. Saya makan dengan baik, mandi sendiri, dan berjalan seperti biasa."
"Jika saya menderita karena virus ini, saya akan berbaring dan mengerang di tempat tidur. Tapi saya kuat, berjalan-jalan. Saya tak merasakan apa-apa."
Â
Memilih untuk mengurung diri
Setelah sembuh dari infeksi, Win Win Yee, cucu Thein, mengatakan mereka bersyukur semua orang selamat dan kini berdiam di rumah agar tak terinfeksi kembali.
"Kami masih sangat takut tertular lagi. Itu sebabnya kami tak pergi ke manapun," ujar sang cucu.
Advertisement