Liputan6.com, Jakarta Seorang seniman asal Arab Saudi baru-baru ini berhasil memecahkan rekor dunia usai membuat lukisan raksasa. Namun bukan menggunakan cat minyak, dia membuat lukisan tersebut menggunakan bubuk kopi. Ia pun berhasil menjadi wanita pertama dari Arab Saudi yang memecahkan rekor dunia Guinness World Records.
Baca Juga
Advertisement
Dikutip dari AFP, Selasa (20/10/2020), wanita bernama Ohud Abdullah Almalki itu menggunakan kopi kedaluwarsa untuk melukis sosok para pemimpin terkenal dari kerajaan Saudi dan negara tetangga Uni Emirat Arab pada kanvas seluas 220 meter persegi.
Â
"Butuh waktu selama 45 hari kerja untuk menyelesaikannya lukisan ini. Pengerjaan ini berada diawasi oleh dua saksi, rekaman video dan rekaman drone," imbuh Almalki.
Karya seni berjudul "Naseej 1" (Tenun Bersama) tersebut dibuat di kota Jeddah, Arab Saudi. Lukisanl ini menggunakan kanvas dari tujuh kain yang saling terhubung.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Bergambar Tokoh Pendiri Arab Saudi
Lukisan tersebut menampilkan para pendiri Arab Saudi dan UEA, seperti mendiang Raja Abdul Aziz bin Saud dan almarhum Sheikh Zayed bin Sultan Al-Nahyan.
Di bawah para tokoh tersebut terdapat serangkaian potret lebih kecil dari para pemimpin lain dari dua negara Teluk. Sementara seluruh karya dibingkai menggunakan gaya dekorasi Bedouin tradisional "Al-Sadu".Â
Advertisement
Tujuan Almaki Membuat Lukisan Tersebut
"Tujuan saya adalah untuk mengingatkan dunia tentang kesepakatan berabad-abad antara kedua negara," imbuh Almalki.
Menurut pernyataan Guinness World Records, seniman itu menggunakan sekitar 4,5 kilogram butiran kopi yang sudah kadaluwarsa untuk menyelesaikan lukisan tersebut.
Almalki berharap pencapaiannya akan berkontribusi untuk memberdayakan wanita di Arab Saudi dan sekitarnya.
Ini adalah pertama kalinya seorang wanita Saudi mencapai rekor dunia sendirian.
Pada 2015 lalu, 8.264 wanita berkumpul di Riyadh untuk membuat "pita kesadaran manusia" terbesar, untuk meningkatkan kesadaran tentang kanker payudara.
Reporter: Ruben Irwandi