Liputan6.com, Jakarta - Jembatan Teluk Kendari telah diresmikan Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada Kamis 22 Oktober 2020. Jembatan sepanjang 1,34 kilometer ini secara fisik menghubungkan sisi kawasan Pelabuhan Kota Lama dengan sisi Pulau Bungkutoko di Kecamatan Poasia di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara atau Sultra.
"Alhamdulillah, Jembatan Teluk Kendari sepanjang 1,34 km dan lebar 20 meter telah selesai dikerjakan selama 5 tahun dengan total biaya sebesar Rp 804 miliar," ucap Jokowi saat meresmikan secara langsung.
Dengan lamanya pekerjaan dan kebutuhan biaya, Jokowi optimistis akan sebanding dengan manfaat yang dirasakan oleh masyarakat.
Advertisement
Jokowi menambahkan, adanya Jembatan Teluk Kendari membuat konektivitas dan pergerakan manusia dan barang menjadi kian efisien. Alhasil, daya saing Sulawesi Tenggara khususnya Kota Kendari meningkat dengan ditandai dengan tumbuhnya pengembangan usaha-usaha baru.
Adapun Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian mengatakan, pembangunan Jembatan Teluk Kendari akan mempermudah pergerakan masyarakat yang berada dari sisi kawasan Kota Lama menuju sisi Poasia.
Apalagi, mereka selama ini harus menyeberangi Teluk Kendari menggunakan perahu atau memutari Teluk sejauh 20 km. Adanya jembatan tersebut dapat memangkas waktu tempuh dari 30 menit menjadi 3 menit perjalanan saja.
Dengan kata lain, imbuh Hedy, Jembatan Teluk Kendari dibangun untuk mendukung pengembangan wilayah Kota Kendari bagian selatan dan Pulau Bungkutoko.
"Yang akan dikembangkan menjadi kawasan industri, Kendari New Port, dan kawasan permukiman baru yang merupakan pengganti dari kawasan pelabuhan di Kota Lama," terangnya.
Video Pilihan
Menghubungkan Kota Kendari
Hedy menjelaskan, Jembatan Teluk Kendari akan terhubung dengan jalan nasional dan jalan lingkar luar (Outer Ring Road) Kota Kendari sepanjang 40 mm yang menghubungkan Kota Kendari dengan Kawasan Industri di Kabupaten Konawe, sehingga mempermudah mobilitas logistik dari dan menuju ke kawasan pelabuhan baru di Pulau Bungkutoko yang menjadi bagian pengembangan Kota Kendari seluas 66 hektare.
"Selain manfaat tersebut, Jembatan Teluk Kendari juga menjadi landmark/ikon baru kebanggaan masyarakat Sulawesi Tenggara," jelasnya.
Pembangunan Jembatan Teluk Kendari berada di bawah tanggungjawab Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XXI Kendari Ditjen Bina Marga dengan kontraktor pelaksana konsorsium PT PP dan PT Nindya Karya. Biaya pembangunannya bersumber dari APBN Kementerian PUPR sebesar Rp 804 miliar melalui skema kontrak tahun jamak (MYC) 2015-2020.
Konstruksi jembatan meliputi jalan pendekat atau oprit (602,5 m), approach span (357,7 m), side span (180 m), bentang utama (200 m). Jembatan dengan tipe cable stayed ini memiliki lebar 20 meter dengan empat lajur serta median dan trotoar.
Imron, warga Kecamatan Poasia sangat bersyukur dengan dibangunnya Jembatan Teluk Kendari. "Alhamdulillah, dengan adanya Jembatan ini sangat menghemat waktu dan biaya," tuturnya.
Sementara, Andriani Porosi salah seorang warga Kendari berharap dengan terbangunnya jembatan ini dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Advertisement
Tingkatkan Konektivitas Antar-Kawasan
PT PP berhasil menuntaskan pembangunan konstruksi proyek Jembatan Teluk Kendari yang berlokasi di Sulawesi Tenggara. Proyek pembangunan jembatan tersebut diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang ditandai secara simbolis dengan prosesi penekanan tombol dan penandatanganan prasasti.
Perseroan bersama dengan PT Nindya Karya (Persero) yang tergabung dalam konsorsium dipercaya oleh Kementerian PUPR untuk mengerjakan pembangunan Jembatan Teluk Kendari yang memiliki nilai kontrak sebesar Rp 800 miliar.
“Jembatan yang melintasi Teluk Kendari ini sangat ditunggu kehadirannya oleh masyarakat Sulawesi Tenggara karena akan mempermudah akses masyarakat sekitar yang berada di Kawasan Kota Lama dan Poasia yang selama ini dipisahkan oleh Teluk," kata Direktur Utama PTPP Novel Arsyad dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis 22 Oktober 2020.
Pembangunan Jembatan Teluk Kendari ini dikerjakan dengan masa pelaksanaan selama 5 tahun secara multiyears yang dimulai sejak tahun 2015 sampai dengan 2020 dan memiliki masa pemeliharaan selama 3 tahun. Jembatan Teluk Kendari memiliki panjang bangunan dengan total 1.348 meter dimana jembatan tersebut memiliki 4 lajur serta terdapat median dan trotoar dengan total lebar jembatan 20 (dua puluh) meter.
Jembatan dengan tipe cable stayed ini memiliki lingkup pekerjaan konstruksi, antara lain pembangunan jalan pendekat atau oprit, approach span, side span, dan bentang utama atau main span sepanjang 200 meter. Pembangunan jembatan ini 90 persen menggunakan material lokal, kecuali cable bearing dan expansion joint.
Kehadiran Jembatan Teluk Kendari di Provinsi Sulawesi Tenggara akan berdampak positif bagi pengembangan Kota Kendari terutama di bagian selatan kota. Dengan dibangunannya Jembatan Teluk Kendari tersebut akan memberikan banyak manfaat bagi masyarakat sekitar terutama untuk meningkatkan konektivitas interaksi antarkawasan.
Hal tersebut berguna dalam rangka proses percepatan pengembangan wilayah Kota Kendari. Selanjutnya, dengan adanya jembatan tersebut dapat memangkas waktu tempuh sekitar 30 menit menjadi 3-5 menit dari Kota Lama menuju Kecamatan Poasia.
Jadi Ikon Baru
Dengan dibangunnya jembatan yang menghubungkan teluk tersebut diharapkan dapat menjadi ikon (landmark) baru di Provinsi Sulawesi Tenggara.
"Selain mendukung konektivitas dan aksesbilitas, kehadiran jembatan tersebut juga mendukung pengembangan Kawasan Industri Kendari New Port sertadapat menunjang percepatan wisata bahari sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi sekitar dan menciptakan lapangan pekerjaan baru," jelas Novel.
Tidak hanya itu, Jembatan Teluk Kendari juga diharapkan dapat menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia dan dapat memberikan manfaat bagi bangsa Indonesia khususnya masyarakat di Provinsi Sulawesi Tenggara.
"Perseroan sangat bangga sekali dapat terus dipercaya oleh Kementerian PUPR untuk membangun Jembatan Teluk Kendari dan menyelesaikan pembangunan tersebut tepat waktu. Perseroan berharap dapat terus berpartisipasi dan diberikan kepercayaan oleh Pemerintah untuk mengerjakan proyek-proyek infrastruktur di seluruh penjuru Indonesia,” tutur Novel.
Advertisement