Liputan6.com, Malaysia - Aktivitasnya yang bergulat melintasi keramaian lalu lintas, membuat para ojek online atau ojol turut menjadi target kriminalitas di jalanan. Salah satunya, pencurian dan orderan fiktif yang kerap dialami para ojol.
Baca Juga
Advertisement
Kondisi itu pun baru-baru ini dialami seorang ojol dari Malaysia. Pengemudi ojol bernama Muhammad Hilmi menceritakan bagaimana ponselnya dirampas saat dia dalam perjalanan mengantarkan pesanan ke pelanggan.
Musibah yang menimpanya tak menjadi penghalang Hilmi untuk tetap mengantarkan makanan ke tujuan. Berkat dedikasinya, dia banyak mendapat dukungan dari warganet.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Tidak terlepas dari didikan orangtuanya
Usai dicuri, pengendara itu berusaha keras dan memohon kepada penjaga keamanan di daerah perumahan untuk menggunakan telepon mereka dan menghubungi pusat Grab agar dia bisa mengirimkan makanan pelanggannya.Â
Melansir dari World of Buzz, Selasa (3/11/2020), Hilmi mengungkapkan bahwa apa yang dia lakukan tidak terlepas dari ajaran orang tuanya untuk menyelesaikan pekerjaan yang dia mulai dengan tuntas.Â
"Tidak ada lagi yang bisa saya lakukan saat ini, jadi saya memilih untuk menyelesaikan pekerjaan saya dan mengirim makanan tidak peduli seberapa sulitnya," ujar Hilmi.
Kisahnya pun dibagikan pengguna Facebook bernama Heidy lmt. Lewat unggahannya, Hilmi beserta istri dipertemukan oleh Wakil Menteri Pengembangan Wirausaha Malaysia, YB Mas Ermieyati Samsudin, dan Amanda Choi, pelanggan yang melakukan pemesanan tepat sebelum ponsel Hilmi dicuri.
https://web.facebook.com/heidypercussionist/posts/10158112505053096
Dari pertemuan in bertujuan untuk memberikan apresiasi kepada Hilmi sebagai pengendara yang tetap berkomitmen dalam pekerjaannya.
Advertisement
Pemberian Hadiah
Dari unggahan Heidy, Hilmi mendapatakan ponsel baru Oppo F11 pro yang diberikan oleh warganet, Gordon Yee, kontribusi dana dari YB Mas Ermieyati Samsudin, dan voucher makanan dari Sik Thong Ba, sebuah bar makanan penutup.
Sebelumnya, Hilmi pernah bekerja di industri pariwisata dan dia kehilangan pekerjaan tersebut lantaran pandemi COVID-19.
Penulis:Â
Ignatia IvaniÂ
Universitas Multimedia NusantaraÂ