Sukses

Deretan Pemain Berbakat yang Disia-siakan MU

Manchester United atau MU tak selalu sukses dalam merekrut dan mempertahankan pemain berbakat. Para pemain itu justru berkembang di klub lain setelah hengkang dari Old Trafford.

Liputan6.com, Jakarta - Boleh dikatakan, Manchester United atau MU klub tersukses di sepak bola Inggris, terutama pada era Liga Inggris. Tak m bila kemudianmengherankan beberapa pemain terbaik mengenakan seragam klub selama bertahun-tahun.

Berkat sejarahnya yang termasyhur dan jaringan pencari bakat luar biasa, MU juga menjadi rumah bagi pemain berbakat tidak terpoles dan kemudian berkembang menjadi superstar. Cristiano Ronaldo dan Wayne Rooney, contohnya.

Hanya saja, MU tidak selalu sukses dalam merekrut dan mempertahankan pemain berbakat. Mereka justru berkembang di klub lain setelah meninggalkan Old Trafford.

Paling tidak ada 5 pemain berbakat yang disia-siakan MU. Tapi, mereka sukses di klub lain seperti dikutip dari Sportskeeda.

 

Video Pilihan

2 dari 6 halaman

5. Wilfried Zaha

Usai mengasah kemampuannya di akademi Crystal Palace, Wilfried Zaha yang berusia 21 tahun tiba di Manchester United pada musim panas 2013.

Zaha pemain terakhir yang dikontrak oleh manajer legendaris MU Sir Alex Ferguson. Tapi, baru melakukan debutnya di musim 2013-14 setelah Ferguson pensiun.

Zaha cukup fleksibel untuk ditempatkan sebagai pemain saya. Namun, dia tidak pernah mendapatkan cukup banyak peluang di MU.

Di bawah asuhan David Moyes, Zaha dibatasi hanya untuk empat pertandingan sepanjang musim. Dia kemudian dipinjamkan kembali ke Crystal Palace yang kemudian mengontraknya secara permanen.

Glen Murray mengatakan andai Ferguson tidak pensiun sebagai manajer MU, Zaha punya sarana untuk berkembang menjadi pemain kelas dunia. "Saya yakin jika Sir Alex (Ferguson) masih memimpin, dia (Zaha) akan menjadi salah satu pemain terbaik di luar sana sekarang," kata mantan rekan setim Zaha itu.

3 dari 6 halaman

4. Angel Gomes

Angel Gomes, lulusan akademi MU, mengukir namanya dalam buku sejarah klub ketika menggantikan Wayne Rooney di laga terakhir musim 2016-17. Dalam prosesnya, pemain berusia 16 tahun itu menjadi pemain termuda yang bermain untuk Manchester United di Liga Premier.

Tapi, masa bulan madu tak berlangsung lama bagi pemain yang beposisi gelandang serang tersebut. Kurangnya peluang di tim utama memaksa pemain bertubuh kecil ini menolak perpanjangan kontrak di Old Trafford dan mencoba peruntungannya di tempat lain.

"Saya tidak tahu pembicaraan apa di balik layar. Angel adalah anak top. Tentu saja, ada orang-orang di sekitarnya yang menasihatinya untuk melakukan hal-hal yang berbeda," ucap Solskjaer tentang Gomes.

"Jika dia tidak menandatangani, yang terbaik untukAngel dan saya akan mengikuti kariernya. Jika dia menandatangani kontrak dengan kami, mari kita lanjutkan," imbuh juru taktik asal Norwegia itu.

Gomes membuat total sepuluh penampilan untuk MU dalam tiga musim sebelum memilih bergabung dengan klub Prancis Lille musim panas ini.

Dipinjamkan ke Boavista sekarang, Gomes sudah mencetak tiga gol dalam lima pertandingan musim ini. Mempertimbangkan eksploitasi di lingkungan barunya, dia bisa menjadi pemain bagus lainnya yang telah dilepas MU.

 

 

4 dari 6 halaman

3. Memphis Depay

Setelah terkenal di PSV Eindhoven, Memphis Depay pindah ke Manchester United (MU) pada musim panas 2015. Kedatangannya dipenuhi dengan banyak sensasi dan keriuhan.

Depay, yang mewarisi nomor punggung tujuh ikonik di Old Trafford, membuat awal yang cemerlang dengan mencetak gol dalam beberapa pertandingan pertamanya di Liga Inggris dan Liga Champions.

Namun, penyerang timnas Belanda itu kesulitan mengimbangi fisik Liga Inggris. Akibatnya, dia segera menjadi penghuni bangku cadangan.

Depay membuat 53 penampilan di semua kompetisi untuk MU, mencetak tujuh gol, sebelum dijual ke Lyon pada Januari 2017. Depay kemudian berkembang pesat di klub Prancis itu dengan menjadi salah satu striker paling dicari di Eropa.

Jose Mourinho kemudian menjelaskan alasan di balik melepas Depay saat itu. "Jika saya dapat menemukan sedikit alasan, itu untuk mengatakan bahwa dia adalah pemain dari satu posisi - satu-satunya posisi di mana kami memiliki banyak stok," kata Mourinho.

"Dia adalah pemain sayap dan di posisi itu kami miliki banyak pemain. Jadi itu posisi di mana lebih sulit untuk memiliki peluang, di mana lebih sulit untuk menjadi pilihan berikutnya, karena ini adalah posisi yang tidak pernah kami hadapi," ucap juru taktik asal Portugal itu.

 

 

5 dari 6 halaman

2. Angel Di Maria

Angel Di Maria bergabung dengan Manchester United (MU) pada musim panas 2014. Dia tiba di Old Trafford setelah memenangkan Liga Champions bersama Real Madrid dan mencapai final Piala Dunia bersama Argentina.

Di Maria mengawali kehidupannya dengan baik di MU. Tapi, pemain sayap ini terdegradasi ke bangku cadangan di paruh kedua musim setelah perselisihannya dengan Manajer MU Louis Van Gaal.

Dia kemudian meninggalkan MU dan hengkang ke Paris Saint-Germain di akhir musim. Bersama klub Prancis itu, Di Maria menemukan kembali penampilan terbaiknya, mencetak 85 gol dan memberikan 95 assist di semua kompetisi sejauh ini.

Di Maria juga telah memenangkan banyak gelar domestik bersama PSG. Dia juga membawa PSG untuk kali pertama lolos ke final Liga Champions perdananya pada musim lalu, sebelum dikalahkan Bayern Munchen.

"Saya berada di Manchester dan semuanya baik-baik saja dengan Van Gaal selama dua bulan pertama. Setelah satu pertandingan, semuanya tidak sama. Hubungannya tidak sama. Pertarungan dengan Van Gaal terjadi karena dia selalu menunjukkan hal buruk kepada saya," kata Di Maria.

"Suatu hari saya bertengkar dengannya. Saya mengatakan kepadanya bahwa saya tidak ingin melihat hal-hal itu lagi, bahwa saya melakukan hal-hal dengan baik dan bertanya mengapa dia tak menunjukkan hal-hal baik kepada saya. Dia tidak suka bagaimana saya berbicara dengannya dan dari sana semua masalah dimulai," pungkas mantan pemain Real Madrid itu.

6 dari 6 halaman

1. Gerard Pique

Gerard Pique masuk dalam daftar salah satu pemain berbakat yang meninggalkan MU dan membuat namanya gemilang di klub lain.

Pique mengasah kemampuannya di akademi La Masia Barcelona yang terkenal sebelum tiba di Old Trafford pada 2004 saat berusia 17 tahun sebelum waktunya. Namun, selama empat tahun berikutnya, dia hanya bermain 17 pertandingan untuk MU sebelum dijual kembali ke Barcelona.

Di Barcelona, Pique berkembang menjadi salah satu bek tengah terbaik. Bek berusia 33 tahun tersebut menjadi pemain kunci untuk klub masa kecilnya, memenangkan banyak trofi yang mencakup delapan gelar La Liga Spanyol dan tiga trofi Liga Champions.

Mantan pelatih Manchester United Rene Meulensteen mengungkapkan tentang keluarnya Pique dari Old Trafford dan kemungkinan penyesalan MU. "Alasan mengapa Pique pergi adalah karena dia adalah orang yang berpikiran sangat kuat. Dia tahu persis apa yang dia inginkan dan dia tahu dia cukup baik untuk bermain sepak bola di tim utama," katanya.

"Namun, apakah Pique adalah bek tengah dan kanan yang ideal untuk sebuah liga seperti Liga Inggris? Harus katakan 'tidak terlalu yakin'."

Sementara itu, Pique mengaku merindukan kehidupannya di MU. Namun, dia tidak ragu untuk kembali ke Barcelona.

"Saya penggemar berat humor Inggris, itulah yang saya sukai dari Manchester. Mereka tak tersinggung saat Anda mempermainkan mereka. Mereka berusaha mendapatkan Anda kembali, tetapi mereka tidak mengeluh," ucapnya.

"Di sini, di Barca, humor saya tidak selalu dihargai oleh semua orang. Saya mengempiskan ban rekan satu tim dan hal-hal lain, tapi ini tidak seberapa dibandingkan dengan apa yang terjadi di United. Itu adalah ruang ganti yang penuh dengan kehidupan."