Liputan6.com, Jakarta Tak sedikit orang yang menganggap kotoran sapi itu jorok dan menjijikan. Namun berbeda dengan masyarakat di India. Mereka justru menganggap bahwa kotoran sapi bermanfaat untuk kesehatan. Mereka pun menggunakannya untuk melakukan sebuah tradisi unik.
Baca Juga
Advertisement
Sebuah desakecil di India memiliki tradisi tahunan yang unik dengan melakukan "perang" menggunakan kotoran sapi secara besar-besaran. Tradisi ini berlangsung sebagai upacara penutup untuk mengakhiri perayaan Diwali.
Untuk melakukan tradisi tersebut ribuan penduduk desa naik ke atas tumpukan kotoran sapi untuk ambil bagian dalam pertempuran tersebut. Tradisi tahunan ini secara rutin dilakukan di desa Kairuppala di Kurnool, India selatan.Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Dianggap Benda yang Berharga
Mungkin saling melempar kotoran sapi terdengar seperti kegiatan yang jorok, namun dalam masyarakat Hindu kotoran sapi merupakan suatu hal yang penting dan berharga bagi mereka.
Kotoran sapi sangat dikagumi di India sehingga perusahaan menggunakannya sebagai bahan dalam produk kecantikan, kesenian buatan tangan (handmade), bahkan perangkat perlindungan radiasi.
Villagers in #India's #Gomatapura hurl cow dung in a bizarre annual ritual that’s meant to bring good health#BTW, don’t worry, no cow dung goes to waste. Once the ritual is over, it’s sold to local farmers to use as fertilizer for their crops! pic.twitter.com/oC24VyUV9B
— RT (@RT_com) November 21, 2020
Advertisement
Terhindari dari Penyakit
Saat perayaan Gorehabba, kotoran sapi yang diberkati dibuang ke area di sekitar Gummatapura, di mana anak-anak muda bertelanjang dada bergegas untuk segera mengikuti tradisi.
Hebatnya lagi, banyak anak muda yang berpartisipasi dalam tradisi Gorehabba, dengan cara melempar bola kotoran sapi tersebut. Nantinya yang terkena lemparan itu diyakini akan terhindar dari penyakit.
Banyak orang percaya bahwa kotoran sapi dapat menyembuhkan segala penyakit jika tersentuh oleh tangan mereka dan orang yang menyentuhnya diyakini tidak akan pernah sakit-sakitan.
Penulis:
Fayola Gishlaine