Sukses

Usir Bosan, Gadis 9 Tahun Mainkan Synthesizer Selama Operasi Otak

Selama operasi berlangsung, gadis ini bahkan dalam keadaan sadar sambil memainkan synthesizer.

Liputan6.com, India - Rasa takut dan cemas ketika ingin menjalani sebuah operasi pasti dirasakan setiap pasien. Namun, ada saja hal unik dan konyol yang dilakukan seorang pasien ketika berada di ruang operasi untuk menghilangkan rasa gugup dan takut.

Kondisi itu pun dirasakan seorang gadis dari Gwalior, Madhya Pradesh, India. Soumnya, gadis berumur sembilan tahun ini memilih untuk memainkan synthesizer untuk menghilangkan rasa bosan ketika menjalani operasi pengangkatan tumor di otaknya.

Selama operasi berlangsung, Soumya bahkan dalam keadaan sadar sambil memainkan synthesizer. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 4 halaman

Dokter Lakukan Kraniotomi Sadar

Melansir dari India Times, Rabu (16/12/2020), dokter di Rumah Sakit BIMR di Gwalior yang menanganinya mengatakan bahwa operasi mengngkat tumor dalam otak Soumnya akan berlangsung rumit karena kemungkinan ada kerusakan pada saraf lain di otaknya.

Untuk itu, para dokter memutuskan untuk melakukan kraniotomi sadar pada Soumya.

Kraniotomi sadar adalah teknik bedah saraf dan sejenis kraniotomi yang memungkinkan seorang ahli bedah mengangkat tumor otak pada pasien yang tetap sadar, untuk menghindari kerusakan otak. 

 

3 dari 4 halaman

Gemar Memainkan Synthesizer

Soumnya memang gemar memainkan synthesizer sehingga para dokter memintanya untuk memainkan instrument tersebut selama operasi. Dia diberi anestesi lokal hanya di bagian kepalanya di mana tempat operasi dilakukan.

Operasi tersebut berlangsung sekitar dua jam dan tumornya berhasil diangkat. Gadis itu pada Sabtu malam diperbolehkan pulang setelah menjalani perawatan untuk pemulihan tubuhnya.

4 dari 4 halaman

Kisah Serupa

Kisah serupa pun pernah berlangsung di Tiongkok. Li Senin, musikus berusia 57 tahun, memetik gitarnya untuk menghilangkan rasa bosan ketika menjalani sebuah operasi otak selama lebih dari satu jam.

Pria yang berasal dari Changchun, Provinsi Jilin, Tiongkok, ini memang telah mengalami dystonia, yakni penyakit otot langka selama 20 tahun.

Seiring waktu, penyakitnya semakin parah. Jari-jarinya pun kaku hingga sulit mengerjakan tugas sehari-hari, termasuk bermain gitar.

Namun, setelah melakukan pemeriksaan kembali, dokter di Shenzhen, Provinsi Guangdong, Tiongkok, menemukan bahwa selain mengalami distonia fokal, Li juga mengalami perubahan patologis selama bertahun-tahun hingga mempengaruhi sirkuit otaknya.

Li pun harus menjalani operasi Deep Brain Stimulation (DBS). Meskipun DBS bukan hal baru di dunia kedokteran, ini akan menjadi prosedur pertama kalinya yang dilakukan di China.

Ketika ingin melakukan operasi, dokter menyuruh Li berbaring sambil memegang gitarnya. Setelah menit-menit terakhir, ia pun diminta untuk memetik gitarnya dan menunjukkan sebuah akord yang keren.

"Bagaimana perasaan Anda memetik gitar setelah bertahun-tahun tak memainkannya?" tanya dokter. "Rasanya seperti sudah pulih lebih dari 80 persen," jawab Li dengan sukacita.