Sukses

Pelukan Melepas Rindu Meski Terhalang Plastik

Berkat "tenda pelukan" Lynda dapat menggenggam kembali tangan suaminya meskipun harus dipisahkan oleh penghalang plastik bening setebal 4 milimeter.

Liputan6.com, Jakarta Pandemi Covid-19 seolah membuat kita lupa bagaimana rasanya memeluk orang terkasih. Hal ini yang juga dirasakan oleh seorang lansia di pinggiran kota Denver, Colorado, Amerika Serikat, bernama Lynda Hartman.

Setidaknya sudah delapan bulan sejak terakhir kali dia memeluk suaminya yang berusia 77 tahun, Len, yang menderita demensia dan telah berada di panti jompo selama setahun terakhir.

Pada Rabu (3/2/2021) lalu, Lynda sedikit merasakan seperti apa kehidupan sebelum pandemi Covid-19 mewabah. Berkat "tenda pelukan" yang didirikan di luar Desa Juniper di Louisville, Lynda dapat menggenggam kembali tangan suaminya meskipun harus dilapisi oleh penghalang plastik bening setebal 4 milimeter.

Saya sangat membutuhkannya. Saya benar-benar membutuhkannya. Itu sangat berarti bagi saya,” kata wanita 75 tahun itu setelah kunjungan singkatnya.

Lynda, yang mengalami patah dua tulang belakang dan tidak bisa lagi merawat suaminya sendiri, mengatakan dia pikir suaminya sedikit bingung tetapi penting bagi mereka untuk bisa berpelukan lagi.

Sejak pandemi melanda, tenda serupa telah bermunculan di seluruh negeri dan di tempat-tempat seperti Brasil dan Inggris. Di sana beberapa orang menyebutnya "tirai pelukan".

“Tenda pelukan” juga sangat berarti untuk Gregg MacDonald. Berkat “tenda pelukan” Gregg dapat menggenggam lagi tangan ibunya, Chloe MacDonald, sejak April lalu.

Waktu adalah komoditas yang berharga, jadi sementara kita semua menunggu untuk kembali ke keadaan normal, sementara itu, semua orang melakukan apa yang mereka bisa,” kata Gregg MacDonald.

Jadi saya menghargai upaya apa pun yang mereka lakukan untuk memungkinkan kami memiliki lebih banyak kontak dengan semua orang.”