Liputan6.com, Jakarta Saat ini keadaan bumi kita berada di masa-masa yang memprihatinkan terkait pencemaran lingkungan. Minimnya kepedulian masyarakat terhadap kebersihan lingkungan membuat banyaknya sampah menumpuk hingga menimbulkan pencemaran.
Baca Juga
Advertisement
Namun masih banyak orang yang peduli dengan kebersihan lingkungan. Kan Chan Kin, salah satu orang yang tergerak hatinya dan terlibat langsung dalam memerangi isu pencemaran lingkungan di Kepulauan Mauritius yang terletak di Benua Afrika.Â
Kan Chan memiliki ide unik untuk mendaur ulang sampah guna mencegah pencemaran lingkungan. Siapa menyangka sampah yang tadinya dianggap barang yang tidak bernilai disulap menjadi sebuah alat musik?
Ya, lewat darah seniman yang dimilikinya Kan menginspirasi banyak orang untuk lebih tanggap dalam melestarikan lingkungan yang sehat.Â
Â
Â
Â
Â
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Isu pencemaran lingkungan di Kepulauan Mauritius
Menurut Kan tak elok rasanya sebagai warga Mauritius terus menutup mata melihat sampah-sampah yang kian melambung tinggi.
"Saya pikir sampah adalah masalah di Mauritius,"Â jelasnya kepada CNN.
Menurut World Bank, rata-rata orang di sana menghasilkan 2,3 kilogram sampah kota per hari yang artinya hampir satu ton per tahun (hampir dua kali lipat rata-rata global per penduduk perkotaan).
Sebelum pandemi, lebih dari satu juta wisatawan juga mengunjungi pulau itu setiap tahun dan menciptakan lebih banyak sampah.
Â
Â
Advertisement
Mengolahnya menjadi barang bermanfaat
Tak ingin hanya berpasrah dengan keadaan, pria berusia 35 tahun itu justru memutuskan untuk mengotori tangannya dengan melalukan kegiatan yang bermanfaat dengan memungut sampah.
Karyanya yang paling nyata adalah alat musik yang dia buat dari barang-barang yang dibuang melalui proses upcycling. Alih-alih memusnahkan limbah, dia mengolahnya menjadi sesuatu yang baru dan menghasilkan alunan nada yang merdu.Â
Menyebarkan semangat peduli lingkungan
Melalui pertunjukan keliling pulau dengan instrumen daur ulangnya, mantan DJ dan produser musik elektronik ini menggabungkan kecintaannya pada musik, seni, dan lingkungan.
Tidak lupa, dia menyematkan pesan bahwa warga biasa dapat membuat perubahan besar dan tidak ada tindakan yang terlalu kecil dalam hal ini. Yang terpenting baginya, hal ini termasuk dalam tindak kemanusiaan.Â
Advertisement