Liputan6.com, Singapura Seorang wanita asal Singapura berusia 38 tahun meninggal setelah tertimpa pohon tumbang. Dilansir dari World of Buzz, Jumat (19/02/2021), wanita itu sedang berlari sambil memakai earbuds di Taman Marsiling pada 18 Februari kemarin.
Baca Juga
Advertisement
Berita insiden itu diterima oleh Pasukan Pertahanan Sipil Singapura sekitar pukul 08.15 pagi. Mereka langsung ke tempat kejadian dan melihat wanita itu terjebak di bawah pohon tumbang.
Mereka berusaha membebaskan wanita itu dengan alat pemotong pohon. Tetapi, usahanya tidak dapat menolong wanita itu. Korban dinyatakan meninggal dunia di tempat kejadian.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Pernyataan Saksi
Terdapat saksi mata yang menyaksikan kejadian tersebut. Mereka mengatakan sebelum pohon itu jatuh ke Loke, ada suara retakan keras.
“Kami sedang berjalan melintasi jembatan (di atas danau) dan mendengar suara retakan keras dan percikan. Ternyata sebuah pohon tinggi tumbang dan kami berlari untuk membantu seorang wanita yang terjebak di bawahnya,” kata salah satu saksi.
Setelah pohon itu menimpa korban, mereka langsung menolong untuk menyingkirkan pohon besar itu. Saat itu, ada sepuluh orang di taman yang membantu menyingkirkan pohon tersebut. Namun upaya mereka tidak berhasil.
Advertisement
Keadaan Pohon Sehat
Dr. Leong Chee Chiew, Komisaris taman dan rekreasi di NParks, mengatakan bahwa pohon itu adalah pohon Araucaria excelsa yang memiiliki tinggi 20 meter dan lingkar 1,3 meter.
Pohon itu telah berusia 20 tahun dan masih dalam keadaan sehat. Ia mengatakan bahwa pohon itu diperiksa terakhir kali pada bulan April 2020. Kemudian, pohon itu akan kembali diperiksa pada bulan Oktober.
Dr. Leong Chee Chie turut mengucapkan bela sungkawa atas insiden yang terjadi. “Kami sedih ada satu korban jiwa. Prioritas kami sekarang adalah memberikan bantuan kepada keluarga almarhum,” ucapnya.
Memakai Earbuds Saat Berlari
Diketahui, wanita tersebut memakai earbuds dan mendengarkan musik ketika berlari. Hal itu memungkinkan korban tidak mendengar suara retakan pohon yang akan tumbang.
Di satu sisi, adik korban mengatakan bahwa sang kakak tidak memakai earbuds selama olahraga. Menurutnya, mungkin sang kakak mendengar suara retakan pohon itu, dan ia akan melarikan diri pada waktu yang tepat. Namun, pohon itu langsung menimpanya.
Advertisement
Komentar Warganet: Jangan Salahkan Korban
Beberapa warganet berpendapat bahwa korban tidak bersalah. Hal itu mungkin karena korban sedang berada di tempat dan waktu yang salah.
"Halo, berhentilah menyalahkan earbuds. Sangat disayangkan berada di tempat yang salah pada waktu yang salah. Bahkan jika dapat mendengar suara retakan, apakah Anda dapat mengetahui pohon mana yang tumbang dan menjauh saat tiba waktunya? Orang berpikir dapat dengan mudah bereaksi seperti memiliki kekuatan super."
“Secara pribadi, menurut saya earphone tidak berperan dalam kecelakaan ini. Pohon besar itu berada di atas lereng dan Anda tidak akan melihatnya datang sampai terlambat."
“Ohhh, jadi mereka menuntut ini kesalahan earbuds. Maaf soal itu, pohon melihat seorang wanita cantik sedang joging dan ingin berkata 'Aku jatuh cinta padamu' tetapi dia tidak mendengarnya.“
Komentar Warganet: Itu karena Pakai Earbuds
Di sisi lain, warganet berpendapat bahwa earbuds bisa membahayakan dalam situasi seperti ini.
“Kami mengandalkan penglihatan, suara, dan penciuman untuk mengingatkan kami akan bahaya. Beberapa orang dapat melarikan diri dari pohon yang tumbang pada waktunya, karena mereka disiagakan terlebih dahulu oleh suara itu.”
“Secara umum, alat peredam bising bisa berbahaya. Hanya kurang sadar akan lingkungan bukanlah ide yang bagus. Misalnya, mungkin sulit untuk mendengar klakson kendaraan yang mendekat. "
“Sebenarnya earphone tidak bisa dipakai di kedua sisi, saya selalu menyarankan teman-teman saya pakai 1 sisi saja. Alasannya untuk mendengarkan suara sekitar, mungkin e-skuter ngebut, mungkin langkah kaki pengganggu yang mendekat, mungkin seseorang berteriak agar orang-orang mengungsi karena bahaya di sekitar? Biarkan 1 telinga bebas untuk mendengarkan bahaya yang mungkin ada di sekitar.”
Penulis:
Syifa Aulia
UPN Veteran Jakarta
Advertisement