Liputan6.com, Jakarta - Hidup anak dapat berubah menjadi penjara jika orangtua berperilaku toxic. Perilaku yang sering dilakukan yaitu mengancam anak, membanding-bandingkan anak dengan orang lain, maupun menuntut sempurna tanpa mendukungnya.
Baca Juga
Advertisement
Hal ini sangat mempengaruhi masa depan anak di usia dewasa. Mereka menjadi tidak percaya diri serta sulit mengeluarkan pendapat yang kritis. Mereka sering kali merasa tertekan hingga membuatnya stres dengan perlakuan orangtuanya yang toxic.
Perilaku toxic pada orangtua sebenarnya dapat dihadapi oleh anak dengan beberapa cara. Tidak hanya berbekal keinginan kuat, tetapi harus dibarengi dengan nasihat yang tepat. Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghadapi orangtua toxic, seperti melansir dari Bright Side, Senin (15/3/2021).
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
1. Hindari selalu menuruti keinginan orangtua jika tak sejalan
Orangtua sering kali ikut campur dengan masa depan anaknya. Mereka melakukan itu untuk membuat anak tidak salah mengambil langkah dan berhasil sesuai keinginan orangtua.
Hal itu membuat anak terpaksa mengikuti jalan yang dipilih orangtuanya karena diyakini sebagai jalan yang tepat. Namun, jika keputusan orangtua tidak sejalan dengan anak, Anda tidak harus mengikuti mereka.
Memutuskan masa depan sendiri adalah hal yang bijak karena bergantung pada hidup Anda bukan hidup orangtua.Â
Advertisement
2. Mengembangkan opini atau pendapat pribadi
Hidup dengan orangtua yang toxic sering kali membuat anak sulit mengekspresikan perasaan dan pikiran dengan cara yang sehat. Ini karena Anda tidak diajarkan percaya diri sejak kecil.Â
Ketika mulai berpendapat, Anda merasa goyah saat mendengar pendapat lain yang lebih kuat. Sekarang, mulai kembangkan opini atau pendapat Anda di depan orang lain. Coba untuk membalas pendapat lain yang berbeda dengan mengaitkan situasi saat itu.
3. Berhenti mengkritik diri sendiri
Ketika diabaikan atau dikritik oleh orangtua, anak biasanya langsung menjelek-jelekkan diri sendiri seperti "saya pemalas" atau "saya memang bodoh." Ini karena seorang anak cenderung terjebak pada omongan yang kejam dari orang lain, terutama orangtua.
Anda dapat merubah perilaku itu dengan menyadari suara-suara negatif di kepala Anda dan tuliskan hal itu. Kemudian, tulis pikiran positif untuk menggantikannya.
Misalnya dari kalimat "saya memang bodoh, beda dengan mereka yang pintar" menjadi "saya pintar dan dapat mengalahkan mereka." Menyenangkan diri sendiri dengan pergi ke tempat favorit bersama orang spesial juga dapat dilakukan di situasi seperti ini.
Advertisement
4. Tetapkan batasan
Jika Anda menetapkan batasan yang jeas, cara orang lain memperlakukan Anda akan dibatasi. Ini dapat menciptakan ruang khusus antara orangtua dan anak, yang mungkin tidak dimiliki saat masih kecil.
Membuat batasan dengan orangtua dapat dimulai saat Anda memutuskan apa yang dapat mereka sentuh dan yang tidak dapat mereka sentuh atau ikut campur.
Anda harus tegas menetapkan batasan itu dan memberi tahu orangtua tentang bagaimana yang seharusnya mereka lakukan untuk anaknya.
5. Hindari menceritakan semua hal
Hindari menceritakan semua hal dengan orangtua yang toxic. Meskipun kepercayaan adalah hal penting untuk membangun hubungan yang kuat dan sehat, tetapi untuk urusan info pribadi harus dibagikan kepada seseorang yang dapat dipercaya.
Orangtua yang toxic cenderung tidak dapat dipercaya. Mereka terkadang bergosip tentang anaknya, membagikan informasi pribadi tanpa izin anak, dan mengkritik. Anda dapat memberitahu orang tua tentang informasi yang dianggap aman.
Penulis:
Syifa Aulia
UPN Veteran Jakarta
Advertisement