Liputan6.com, Jakarta - Kebanyakan individu menganggap dandelion sebagai gulma atau tanaman yang kehadirannya tidak diinginkan karena bisa menjadi sarang hama dan penyakit. Meski begitu, dandelion sudah digunakan sebagai pengobatan herbal untuk merangsang nafsu makan dan membantu sistem pencernaan.
Baca Juga
Advertisement
Seluruh bagian dandelion, mulai dari akar hingga mekar dapat dikonsumsi dengan rasanya yang sedikit pahit. Dandelion ternyata merupakan salah satu sumber nabati yang paling kaya akan beta karoten yang memproduksi vitamin A. Dandelion juga merupakan sumber serat, kalium, zat besi, magnesium, kalsium, tiamin, fosfor, folat, riboflavin, serta vitamin C, D, E, dan K.
Akarnya sendiri terkadang dipanggang untuk membuat kopi dandelion yang bebas kafein. Selain itu, akar kering atau segarnya dapat dibuat menjadi teh, tincture, dan tapal.
Manfaat akar dandelion untuk kesehatan dipengaruhi oleh berbagai kandungan nutrisi tersebut. Kandungan nutrisi dan vitamin yang ada dalam akar dandelion ini disinyalir mampu mencegah dan mengobati beberapa penyakit.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
1. Kerusakan kulit
Akar dandelion dipercaya mampu mengobati berbagai macam kerusakan pada kulit. Dalam pengobatan tradisional, akar dandelion kering kerap dilumatkan dan dicampur dengan air hingga menjadi pasta untuk menenangkan beberapa penyakit kulit, seperti jerawat, eksim, psoriaris, ruam, dan bisul.
Dandelion memiliki sifat antiinflamasi dan antipruritic (anti gatal) ringan. Penelitian juga menunjukkan, hal tersebut juga dapat membantu mencegah kerusakan kulit akibat sinar matahari.
Sebuah studi tahun 2015 dari Kanada melaporkan bahwa ekstrak dandelion mampu memblokir radiasi ultraviolet B (UVB) yang berbahaya ketika dioleskan ke kulit, melindungi dari kerusakan akibat sinar matahari sekaligus menurunkan risiko kanker kulit.
Â
Â
Advertisement
2. Diabetes
Manfaat akar dandelion selanjutnya dapat mencegah diabetes. Akar dandelion dipercaya memiliki sifat antidiabetes karena memiliki serat larut yang dikenal sebagai inulin. Inulin mengandung karbohidrat kompleks atau dikenal sebagai fructooligosaccharide (FOS) yang mendukung pertumbuhan bakteri sehat di saluran pencernaan dan menghilangkan bakteri yang tak sehat.
Hal ini dapat meningkatkan sensitivitas insulin dengan memperlambat aliran gula dari usus ke aliran darah, mencegah lonjakan kadar gula darah atau insulin Anda.
Sebuah studi tahun 2016 yang dilakukan di Aarhus University, Denmark menunjukkan bahwa ekstrak dandelion dapat merangsang sel pankreas untuk memproduksi insulin, mengontrol gula darah dengan lebih baik, dan menghindari hiperglikemia.
Â
Â
3. Membunuh sel kanker
Akar dandelion dipercaya berguna untuk pencegahan dan pengobatan kanker. Sebuah studi tahun 2011 dari University of Windsor di Kanada merawat sel kanker kulit dengan ekstrak dandelion dan menemukan bahwa itu mulai membunuh sel kanker hanya dalam waktu 48 jam pengobatan.
Sementara penelitian lain menunjukkan, akar dandelion dapat membantu pengobatan leukemia, kanker pankreas, kanker payudara, dan kanker prostat.
Â
Â
Advertisement
4. Mengurangi kolesterol
Kolesterol yang tinggi menjadi salah satu penyebab utama penyakit jantung koroner. Zat lilin ini dapat menumpuk di pembuluh darah, menyebabkan arteri menjadi mengeras dan menyempit, serta mempersulit aliran darah.
Mengubah pola makan merupakan salah satu cara termudah untuk mencegah kolesterol tinggi. Begitu pula mengonsumsi akar dandelion yang telah terbukti dapat menurunkan kadar kolesterol.
Dalam sebuah penelitian, kelinci diberi makan makanan berkolesterol tinggi dan dilengkapi dengan akar dandelion. Hasilnya, akar dandelion menyebabkan penurunan kolesterol total, trigliserida, dan kolesterol jahat LDL.
Â
Â
5. Kaya antioksidan
Radikal bebas merupakan senyawa yang terbentuk dalam tubuh sebagai akibat dari beberapa hal, seperti stres, polusi, dan pola makan yang buruk. Seiring waktu, penumpukan radikal bebas dapat menyebabkan kerusakan sel dan penyakit kronis.
Antioksidan dapat membantu menetralkan senyawa berbahaya tersebut dan telah terbukti mengurangi risiko, seperti penyakit jantung dan kanker.
Advertisement