Sukses

Dari Ngoko hingga Kromo, 4 Bule Ini Fasih Berbahasa Jawa Loh

Tidak seperti bule pada umumnya, keempat bule ini fasih berbahasa jawa kasar (ngoko) dan halus (kromo) sampai menjadikannya bahasa sehari-hari.

Liputan6.com, Jakarta Biasanya, bule sangat identik dengan Bahasa Inggris, atau bahasa yang sesuai dengan tempat mereka dilahirkan. Namun, apa yang akan Anda pikirkan jika beberapa di antara mereka bisa begitu fasih menuturkan Bahasa Jawa? Mulai dari yang kasar hingga halus.

Dimulai dengan keempat bule yang akan dibahas ini, salah satunya bahkan sudah mengakui Bahasa Jawa sebagai Bahasa Ibunya, lo.

Tentu Anda dibuat terheran-heran, bukan? Terlebih Bahasa Jawa halus tidaklah begitu mudah untuk dipelajari. Bahkan Anda juga belum tentu menguasai bahasa daerah Anda sendiri, kan?

Keempat bule tersebut adalah Dave Jephcott atau yang sering dikenal sebagai Cak Dave, juga Naohiru Katsumata yang berasal dari Jepang, Ralph Scheunemann, dan Natan Bayo atau kakak dari Cak Dave.

Meskipun berasal dari negara yang berbeda-beda, keterkaitan keluarga dan juga keinginan dalam mempelajari budaya Indonesia menjadi latar belakang mereka mempelajari bahasa Jawa.

Untuk mengetahui lebih lanjut cerita keempat bule tersebut, simak informasi lengkapnya berikut ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 5 halaman

1. Cak Dave, bule Australia yang tinggal di Surabaya

Dave Jephcott, atau lebih erat dengan sapaan Cak Dave adalah bule Australia yang sudah lama tinggal di Indonesia. Ia seringkali membagikan video prank di kanal YouTubenya mengenai kebisaannya dalam berbahasa Jawa.

Cak Dave menikah dengan orang Indonesia dan dikaruniai dua orang anak. Pertama kali ia ke Indonesia bersama keluarga dan keluarganya pun sudah erat dengan Budaya Indonesia.

Sang Ibu contohnya, saat SMA di Australia, ia sudah akrab dengan budaya dan Bahasa Indonesia. Ketertarikan akan hal tersebut membuat keluarga Cak Dave memutuskan untuk menetap di Indonesia.

Mengingat Cak Dave menetap di Surabaya, gaya bahasanya begitu kental dengan 'Aksen Suroboyoan', seringkali ia dan istrinya juga mengajarkan Bahasa Jawa kepada anaknya yang dinamakan Jago. Wah, Indonesia banget ya Cak Dave ini.

3 dari 5 halaman

2. Bule Jepang, Naohiru Katsumata fasih berbahasa Jawa halus (Kromo)

Naohiru atau lebih senang disapa Mas Nao, menceritakan pengalamannya bisa berbicara Bahasa Jawa kepada Cak Dave. Awalnya, ia pernah belajar di Jogjakarta dari Sekolah Dasar hingga kuliah mulai tahun 1998.

Saat kuliah, Mas Nao mengambil jurusan Sastra Indonesia di Universitas Gajah Mada. Tak heran saat diwawancarai oleh Cak Dave, Bahasa Indonesia juga Bahasa Jawanya terdengar begitu nyaring dan lancar.

Bahasa keduanya begitu berbeda, Cak Dave masih lengket dengan Aksen Surabayanya namun Mas Nao tetap dengan bahasa halusnya. Kehidupan personal keduanya juga berbeda, di mana Mas Nao menikah dengan orang Jepang dan 4 tahun terakhir menetap kembali di Jepang.

Alasan Mas Nao ingin belajar di Indonesia dikarenakan ibunya yang juga mempelajari Bahasa Indonesia. Hingga kini, ibunya menetap dan tinggal di Jogjakarta untuk mengajar Bahasa Jepang ke orang-orang Indonesia.

Saat belajar di Jogja, lingkungan Mas Nao dipenuhi oleh orang-orang yang berbahasa Jawa, sehingga ia sudah merasa sangat lengket dengan Budaya Jawa. Terlebih saat kuliah, ia juga mengikuti Komunitas Sastra Budaya di UGM yang menggunakan bahasa jawa halus dalam berkomunikasi.

Keren banget, nih, Mas Nao.

4 dari 5 halaman

3. Menetap di Indonesia selama 48 tahun, Ralph Scheunemann pilih Bahasa Jawa Jadi Bahasa Ibu

Menceritakan pengalamannya kepada Cak Dave, Ralph mengaku lebih senang tinggal di Indonesia. Terlebih setelah menetap begitu lama di Jawa tepatnya di Malang, ia tidak bisa lepas dari Indonesia.

Ralph sendiri mengaku bahwa ia tidak begitu banyak bicara bahasa tempat dirinya berasal, yaitu Jerman, melainkan Bahasa Jawa. Ia begitu fasih dalam berbahasa Jawa sehingga ia menganggap Bahasa Jawa sebagai bahasa ibunya.

Tinggal di lingkungan yang penuh dengan orang-orang yang berbahasa Jawa selama 48 tahun, membuatnya terbiasa. Namun, berbeda dengan Sang Istri yang berasal dari Ambon, yang justru tidak berbicara dengannya mengunakan Bahasa Jawa. Tetapi hal tersebut tidak membuat Ralph lupa dengan bahasa Jawa, hampir semua saudara bahkan orang tuanya pun fasih dalam menuturkan bahasa tersebut.

 

5 dari 5 halaman

4. 19 tahun tidak mengunjungi Indonesia, Natan Bayo tidak lupa Bahasa Jawa

Natan Bayo, kakak dari Cak Dave juga menceritakan pengalamannya dalam belajar bahasa Jawa. Mengetahui bahwa keluarganya sangat akrab dengan budaya Indonesia dan pernah tinggal lama di Jawa, Natan paham betul dengan bahasa Indonesia.

Kecintaannya terhadap budaya Indonesia pun dapat dilihat dari pprofil Instagram miliknya, ia menulis "Aku artis dan pecinta Indonesia. Asli Australia tapi hatiku akan selalu teriak satu kata, MERDEKA!" di bionya.

Namun, sudah hampir 19 tahun tidak mengunjungi Indonesia, Natan tidak lupa dengann Bahasa Jawa. Terbukti ketika adiknya, Cak Dave berbicara dengannya melalui panggilan video, Natan dengan sigap menjawab pertanyaan-pertanyaan Cak Dave menggunakan Bahasa Jawa.

 

Penulis:

Cindy Aulia SilniKaffah

Universitas Esa Unggul