Sukses

Ritual Unik Pemakaman Tana Toraja, Mumi Berjalan dan Kuburan Batu di Gua Tebing

Eksotika Tana Toraja, Sulawesi Selatan selalu memesona dan magis. Mulai dari keindahan alam, tradisi leluhur, hingga uniknya ritual kematian.

Liputan6.com, Jakarta - Eksotika Tana Toraja, Sulawesi Selatan selalu memesona dan magis. Mulai dari keindahan alam, tradisi leluhur, hingga uniknya ritual kematian.

Tradisi Ma'nene menjadi yang paling unik dan menyedot perhatian. Upacara mayat berjalan ini dilakukan dalam rangka mengganti pakaian mayat para leluhur.

Ritual Ma'nene dilakukan setiap tiga tahun sekali. Biasanya dilakukan pada bulan Agustus sebelum masa panen. Masyarakat adat Toraja meyakini ritual ini membawa berkah pada hasil sawah dan ladang.

Saat seseorang meninggal, ada tradisi Rambu Solo yang juga unik. Upacara adat penyempurnaan kematian ini untuk menghormati dan mengantarkan jenazah pada kehidupan yang abadi. Ritual digelar dengan menyembelih puluhan kerbau dan babi. Bukan hanya kerbau biasa, tapi juga ada Tedong Bonga atau kerbau bule.

Setelah upacara Rambu Solo, jasad yang sudah ada di dalam peti berisi baju, makanan dan minuman, serta barang yang sering dikenakan semasa hidup dibawa ke pemakaman. Pemakamannya berupa rumah khusus jenazah, berkumpul bersama keluarga besar yang telah tiada.

Video Pilihan

2 dari 2 halaman

Kuburan Batu

Dahulu kala, gua yang berada di atas tebing tinggi menjadi lokasi pemakaman. Disebut sebagai Kuburan Batu. Gua Londa di Desa Sandan Uai menjadi salah satu ikon. Begitu juga di Desa Kete Kesu yang diperkirakan berusia 500 tahun lebih.

Keduanya merupakan peninggalan purbakala yang unik. Di dalam Kuburan Batu tersimpan tengkorak kepala dan tulang-belulang manusia. Kini menjadi destinasi wisata yang paling menyedot wisatawan Tanah Air hingga mancanegara.