Liputan6.com, Jakarta - Salah satu sahabat Rasulullah SAW yang terkenal dengan perjuangannya melawan musuh Allah adalah Thalhah bin Ubaidillah. Kesetiannya kepada nabi membuatnya memiliki banyak julukan, salah satunya Burung Elang Perang Uhud.
Baca Juga
Advertisement
Julukan itu diberikan kepadanya lantaran penglihatannya yang tajam bak burung elang. Ia adalah sepupu dari khalifah pertama Abu Bakar bin Abu Quhafah dan selalu ikut dalam berbagai peperangan pada periode awal Islam serta mampu menunjukkan keberanian dan kepahlawanannya.
Thalhah juga merupakan pengikut Rasulullah SAW dalam salah satu gelombang pertama orang yang masuk Islam.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Sosok Thalhah sebelum masuk Islam
Awalnya sebelum masuk Islam, Thalhah mengetahui sosok Rasulullah dari seorang pendeta di wilayah Basrah. Berbulan-bulania mencari siapa sosok seseorang (nabi) yang banyak diceritakan orang tersebut, hatinya pun tak tenang jika belum bertemu dan berbincang dengan Rasulullah SAW.
Dikutip dari laman Masjid Al Muhajirin, Selasa (20/4/2021), pendeta ini mengabarkan tentang telah diutusnya seorang nabi di negeri Haram (sekarang Makkah), namanya Ahmad bin Abdullah. Kata-kata ini terus membekas dalam benak Thalhah bin Ubaidillah.
Maka sekembalinya ke Mekah, ia bertanya hal itu pada pertolongan, Apakah ada kejadian yang luar bisa selama ia berada di Syam? Mereka menjawab, “ada” ia adalah Muhammad bin Abdullah yang (menganggap) dirinya telah menjadi seorang Nabi.
Thalhah bertanya lagi, “Apakah sudah ada pengunjung? (yang mengunjungi dan mempercayai Nabi Muhammad).
Mereka menjawab: “Sudah ada, di antaranya adalah Abu Bakar, dia juga telah beriman atas risalah Muhammad.”
Lalu Ia mendatangi Abu Bakar dan mengundang perihal nama Muhammad.
Thalhah bertanya, "Apakah dia punya nama lain?"
Abu Bakar menjawab, “Iya, yaitu Ahmad bin Abdullah."
Maka Thalhah pun menemui Rasulullah bersama Abu Bakar dan bersyahadat di depan Rasulullah.
Advertisement
Setelah masuk Islam, Thalhah selalu berada di sanding Rasulullah
Setelah masuk Islam, melihat bahwa dirinya bukanlah orang biasa melainkan saudagar terpandang di tanah Arab, membuatnya mendapat penganiayaan dari kaum Quraisy karena masuk Islam.
Kemudian Naufal bin Khuwailid yang mendapat julukan Singa Quraisy melindunginya dan membuat Thalhah lebih leluasa menjadi seorang muslim.
Mengikuti ajaran yang dibawa Rasulullah, Thalhah tidak pernah absen membela kebenaran, ia selalu berada di sanding Rasulullah. Satu-satunya hari di mana ia absen memerangi kaum musyrik adalah saat perang badar, saat ia harus memenuhi tugas ke Madinah bersama Sa'id bin Zaid.
Sempat merasa sedih tidak ambil andil dalam perang badar, Rasulullah mengingatkan Thalhah bahwa pahala yang didapatkannya sama dengan mereka yang berperang, karena ia berdiri di jalan Islam.
Hal ini juga membuatnya menjadi seorang Ahli Badar, di mana ia dianggap hadir dalam perang tersebut meskipun tengah absen untuk memata-mati kekuatan kaum Quraisy.
Luka parah saat perang uhud
Panggung yang membesarkan namanya adalah ketika perang uhud dimulai, perperangan kejam atas kaum muslimin dan kaum Quraisy tersebut hampir menggores luka parah pada diri Rasulullah.
Formasi kaum muslimin yang tergoncang akibat harta jarahan membuatnya berusaha untuk melindungi Rasulullah dengan segenap kekuatannya yang tersisa. Jaraknya dengan Rasulullah tidaklah begitu jauh, namun untuk menggapai jarak yang dekat, terjangan pedang bertubi-tubi menghantuinya di tengah jalan.
Thalhah melihat luka di pipi Rasulullah, ia tak kuasa menahan rasa panik yang terlintas dan terus menerus mengayunkan pedangnya, menerjang banyak musuh hingga berhasil menyelamatkan Nabi Muhammad ke tempat yang lebih aman.
Akibatnya, jari-jari tangannya terputus, ia luka parah Rasulullah SAW memerintahkan agar Thalhah segera mendapat perawatan medis. Abu Bakar yang menolong Thalhah meriwayatkan ada puluhan luka tusukan tombak, sobekan pedang dan tancapan panah.
Dijelaskan secara rinci pada laman Ensiklopedia Muslim dari hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari (3724 dan 4063). Pada hari itu Thalhah terluka sebanyak 24 luka dan ada pula yang mengatakan sebanyak 75 luka.
Advertisement
Berkat perjuangannya, Thalhah dianggap masih hidup bersama dengan orang-orang yang berjuang di Bumi
Atas keridhoannya dalam melindungi Rasulullah dan telah berani menghadang musuh di jalan Allah, Thalhah menjadi satu dari 10 sahabat Nabi Muhammad yang dijanjikan Allah untuk masuk surga setelah Rasulullah menyebut nama Ali bin Abi Thalib sebagai ahli surga sebelum dirinya.
Thalhah syahid pada usia enam puluh tahun dalam berita perang Jamal, wafatnya terjadi sewaktu pertempuran "Aljamal," Thalhah (di pihak lain) bertemu dengan Ali bin Abi Thalib dan Ali memperingatkan agar ia mundur ke barisan paling belakang.
Sebuah panah mengenai betisnya, maka dia segera dipindahkan ke Basra dan tak berapa lama kemudian ia wafat karena lukanya yang cukup dalam.
Rasulullah pernah berkata kepada para sahabat, "Orang ini termasuk yang gugur dan barang siapa senang melihat seorang syahid berjalan diatas Bumi maka lihatlah Thalhah. Hal itu juga dikatakan Allah dalam firman-Nya: "Di antara orang-orang mukmin itu ada orang -orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah, maka diantara mereka ada yang gugur. Dan diantara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak merubah janjinya." (Al-Ahzaab: 23)
Ada pula sumber lain yang memberikan keterangan bahwa Thalhah wafat pada hari Khamis 10 Jamadil Akhir 36 H. Ada pula yang mengatakan bahwa ada sebatang anak panah dari arah barat yang mencucuk di lehernya. Lalu Thalhah berkata, ”Bismillah, sesungguhnya takdir Allah adalah sesuatu yang telah ditetapkan.”
Penulis:
Cindy Aulia SilniKaffah
Universitas Esa Unggul