Sukses

Jauh-Jauh ke Jepang, Badak Putih Ini Mencari Cinta

Namanya Emma, seekor badak putih betina. Ia menempuh perjalanan jauh, selama 16 jam, dari Taiwan ke Jepang, demi menemukan cinta dan pasangan.

Liputan6.com, Jakarta - Namanya Emma, seekor badak putih betina. Ia menempuh perjalanan jauh, selama 16 jam, dari Taiwan ke Jepang, demi menemukan cinta dan pasangan.

Emma aslinya adalah penghuni Leofoo Safari Park di Taiwan. Ia terpilih dari calon 23 badak yang akan dikirim ke Jepang.

Bukan tanpa alasan badak betina itu terpilih. Kata staf kebun binatang yang merawatnya, Emma punya kepribadian lembut dan jarang berkelahi.

Emma, badak putih betina berusia lima tahun, memakan rumput di Kebun Binatang Tobu, pinggiran Tokyo pada 11 Juni 2021. Ia dipilih dari sekelompok 23 badak lainnya untuk dikirim ke Jepang karena memiliki kepribadian yang lembut dengan staf mengatakan ia

"Dia jarang berkelahi dengan badak lainnya atau merampas makanan hewan lain," kata Sean Wu, kepala dokter hewan di Leofoo Safari Park seperti dikutip dari Japan Today.

Alasan lain, ukuran Emma relatif kecil. Jadi, ia lebih mudah bepergian ke luar negeri.

 

Emma, badak putih betina berusia lima tahun, memakan rumput di Kebun Binatang Tobu, prefektur Saitama, pinggiran Tokyo pada 11 Juni 2021. Badak tersebut tiba pada hari Selasa 8 Juni 2021 setelah perjalanan sekitar 16 jam dari Taman Safari Leofoo di Taiwan, tempat asalnya. (Philip FONG / AFP)

Sudah lama perjalanan ini direncanakan. Harusnya Emma bertolak ke Negeri Sakura Maret lalu. Namun, rencana buyar akibat pandemi Covid-19.

"Setelah mengalami penundaan akibat virus corona, Emma, seekor badan putih selatan, tiba di kebun binatang kami pada 8 Juni malam," demikian pernyataan dari pihak Kebun Binatang Saitama Tobu, seperti dikutip dari BBC News, Minggu 13 Juni 2021.

Setelah peti yang mengangkutnya dibuka, tanpa malu-malu Emma menuju ke kandang yang telah disiapkan untuknya. 

 

2 dari 2 halaman

Bertemu Calon Jodoh

Di kebun binatang itu, Emma akan dipertemukan dengan calon jodohnya bernama Moran, badak jantan berusia 10 tahun.

Niat mempertemukan Emma dengan pasangannya adalah bagian dari upaya untuk meningkatkan jumlah badak putih penangkaran di Asia.

Badak putih masuk kategori terancam punah, demikian menurut World Wide Fund for Nature (WWF). Jumlahnya tinggal 18 ribu di alam liar.

Manajer divisi Kebun Binatang Tobu, Yasuhiro Shimo (tengah) melihat Emma, badak putih betina berusia lima tahun di Miyashiro, pinggiran Tokyo pada 11 Juni 2021. Badak putih tersebut telah melakukan perjalanan dari Taiwan ke Jepang untuk menemukan cinta. (Philip FONG / AFP)

Perburuan jadi ancaman utama. Para pemburu mengincar cula badak untuk dipasarkan di Asia, terutama China dan Vietnam.

Cula badak diaku sebagai afrodisiak atau obat kanker. Padahal, klaim itu tidak terbukti secara ilmiah. Cula tersusun dari keratin, zat yang sama yang bisa ditemukan di kuku dan rambut manusia.