Sukses

Presiden Filipina Tawarkan Penjara atau Tinggalkan Negara Bagi Warga yang Menolak Vaksin

Presiden Filipina menawarkan warganya yang menolak vaksin untuk masuk penjara atau keluar dari negaranya.

Liputan6.com, Filipina - Presiden Filipina Rodrigo Duterte akan memberikan sanksi berupa hukuman penjara atau keluar dari negara tersebut bagi warganya yang menolak untuk divaksinasi Covid-19. Hal ini lantara banyak warga Filipina yang menolak untuk divaksin.

Filipina menjadi salah satu negara di Asia yang masih memiliki kasus Covid-19 tinggi. Terdapat 1,3 juta kasus positif dan lebih dari 23 ribu yang meninggal.

Tingginya kasus Covid-19 di negara tersebut membuat Duterte geram pada warganya yang enggan untuk divaksin. Sehingga ia memberikan pilihan kepada warganya antara vaksin, penjara, atau tinggalkan negara.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 5 halaman

Presiden Kesal

Duterte menyampaikan kekesalannya itu dalam pidatonya yang membahas rendahnya kehadiran warga Filipina ke pusat vaksinasi di Manila.

"Anda pilih vaksin atau saya akan memenjarakan Anda," kata Rodrigo Duterte dalam pidatonya di televisi, seperti dilansir dari World of Buzz, Rabu (23/6/2021)

"Jangan salah paham, ada krisis di negara ini. Saya hanya kesal dengan orang Filipina yang mengabaikan arahan pemerintah,” ucapnya.

3 dari 5 halaman

Bertentangan dengan Pejabat Kesehatan

Akan tetapi, pernyataan presiden dalam pidatonya dianggap bertentangan dengan pendapat pejabat kesehatan. Sebab, pejabat kesehatan mengatakan kepada masyarakat bahwa pihaknya menawarkan vaksinasi secara sukarela.

4 dari 5 halaman

Juga Beri Pilihan Tinggalkan Filipina

Tak hanya mengancam hukuman penjara, Duterte juga meminta warganya untuk tinggalkan Filipina. "Jika Anda tidak ingin divaksinasi, tinggalkan Filipina. Pergilah ke India jika Anda mau, atau ke suatu tempat di Amerika. Tetapi selama Anda di sini, Anda adalah seorang manusia dan bisa membawa virus," ungkapnya, dilansir dari The Manila Times, Rabu (23/06/2021).

Ia juga memerintahkan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah (DILG) untuk membuat daftar penduduk yang menolak untuk divaksin.

"Saya akan menugaskan DILG untuk melakukan itu, mencari orang-orang ini. Saya akan memerintahkan penangkapan mereka," tambahnya.

5 dari 5 halaman

Angka Vaksinasi Masih Rendah

Diketahui, per 20 Juni 2021, pemerintah Filipina berhasil memvaksin warganya sebanyak 2,1 juta orang. Menurut pemerintah, jumlah tersebut masih terbilang rendah dari target 70 juta orang pada tahun ini.

Pihaknya juga mengakui jika kemajuan vaksinasi itu masih lambat untuk memenuhi target, lantaran negara ini memiliki 110 juta penduduk.