Sukses

Sering Dianggap Sepele, Kebiasaan Ngupil Berbahaya Bagi Tubuh

Tahukan Anda bahwa kebiasaan ngupil bisa menimbulkan penyakit berbahaya bagi tubuh?

Liputan6.com, Jakarta - Kotoran dalam hidung tentu akan mengganggu. Tak heran jika mengupil menjadi salah satu cara yang banyak dilakukan individu untuk mengeluarkan kotoran dalam hidung.

Bahkan, segelintir individu menjadikan kegiatan ini sebagai kebiasaan yang sering dilakukan saat melakukan aktivitas harian.

Namun, tahukan Anda bahwa kebiasaan ngupil bisa menimbulkan penyakit berbahaya bagi tubuh?

Bedasarkan sebuah penelitian yang dilakukan ilmuwan Inggris, ternyata ngupil dengan tangan kotor punya potensi untuk menyebabkan pneumonia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 4 halaman

Bisa Alami Penyakit Mematikan

Laporan yang dimuat oleh AFP menyebutkan, tangan Anda yang kotor berisiko memiliki bakteri pneumokokus, penyebab dari pneumonia.

Jika diabaikan penyakit ini dapat menjadi serius dan mematikan, serta dapat tersebar melalui udara ketika batuk dan bersih.

"Studi ini telah menunjukkan bahwa tangan dapat menyebarkan bakteri melalui benda-benda seperti ponsel atau mainan anak-anak juga bisa meningkatkan penye aran bakteri ini," kata peneliti klinis di Liverpool School of Tropical, Victoria Connor.

 

3 dari 4 halaman

Penelitian Dilakukan dengan Peserta Individu Dewasa

Penelitian ini dibuktikan ketika para tim peneliti mengujinya pada relawan yang merupakan orang dewasa.

Tim sengaja menaruh bakteri di tangan para relawan dan disuruh melakukan sejumlah tugas mulai mengendus sampai dengan mengupil.

Ternyata bakteri itu bisa masuk ke dalam tubuh dengan cara demikian. Memang terdengar aneh untuk membuat anak dan orang dewasa berhenti mengupil atau menggosok hidung mereka.

 

4 dari 4 halaman

Memastikan Tangan Tetap Bersih

Namun, cara yang efektif untuk mengurangi penyebaran bakteri ini yakni dengan memastikan tangan Anda tetap bersih.

"Memastikan kebersihan tangan dan membersihkan barang mungkin akan mengurangi transmisi dan mengurangi risiko terkena infeksi," tambah Victoria.