Liputan6.com, Jakarta Pandemi Covid-19 memberikan dampak ke banyak orang. Bagi mereka yang berjualan, pandemi dapat memberikan efek warung yang sepi karena larangan makan di tempat.
Baca Juga
Advertisement
Ada kalanya, putus asa akibat pandemi yang menghantam bisnis membuat seseorang bertindak di luar batas kewajaran. Seperti kisah berikut ini di mana seorang penjual mi tertangkap menambahkan narkotika ke dagangannya agar pembeli ketagihan.
Kantor Polisi Lunan di Kota Lianyungang, Provinsi Jiangsu China menerima informasi bahwa pemilik warung mi panas lokal mungkin menggunakan bahan ilegal. Bahan tersebut digunakan untuk membuat pelanggan ketagihan untuk membeli dagangannya.
Seorang pembeli membawa sampel hidangan mi yang ia curigai mengandung zat adiktif. Hasil menunjukkan bahwa mi itu mengandung tingkat papaverine yang tinggi, narkotika, dan senyawa tak lazim lainnya.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Dicampur bubuk opium
Dilansir dari Oddity Central, Polsek Lunan bekerja sama dengan Brigade Investigasi Lingkungan Makanan dan Obat-obatan, melakukan penggeledahan terhadap warung makan tersebut. Alhasil, ditemukan satu pot besar minyak cabai yang dicampur dengan zat turunan opium.
Pemilik warung tersebut merupakan seorang pria lokal bermarga Li. Tidak punya pilihan, Li mengaku membumbui mi cabainya dengan bubuk opium. Ia juga menjelaskan bahwa itu satu-satunya cara untuk pulih dari kerugian selama pandemi COVID-19.
Advertisement
Bikin pembeli kecanduan
Menurutnya, membuat mi dengan zat adiktif dapat membantu bisnisnya pulih lebih cepat. Papaver somniferum atau opium poppy umumnya diproses untuk membuat obat adiktif opium, tetapi sebagian lagi tampaknya digunakan oleh pebisnis makanan di Cina untuk menjual masakan yang candu.
Pedagang nakal yang makin marak
Menurut statistik, dari 2020 hingga April 2021, ada sekitar 155 kasus kriminal yang melibatkan penambahan bubuk opium ke makanan. Henan, Guizhou, dan Jiangsu adalah tiga provinsi dengan jumlah kasus terbanyak.
Â
Penulis: Anastasia Merlinda
Advertisement