Liputan6.com, Jakarta - Yayasan Al Muslim baru saja meresmikan Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Al Muslim yang sebelumnya Akademi Manajemen Informatika dan Komputer (AMIK). Perubahan tersebut merupakan penguatan keunggulan sumber daya manusia (sdm).
Kepala Urusan Komunikasi Yayasan Al Muslim, Ibnu Triyanto mengatakan perubahan itu dimaksudkan untuk mempersiapkan mahasiswa menjadi pribadi yang siap menghadapi perubahan zaman.
Advertisement
Baca Juga
"Manusia yang tidak hanya fleksibel dengan disrupsi, namun juga telah memiliki bekal gang baik untuk melanjutkan peradaban (growth mindset). Dengan terbukanya minat memilih jenjang sarjana, diharapkan akan meningkatkan kualitas keterampilan dan pengetahuan insan merdeka," kata Ibnu dalam webinar, Sabtu (18/9/2021).
Peluncuran itu secara resmi dilakukan melalui grand launching yang dilanjutkan dengan webinar pada 18 - 19 September 2021 secara daring. Selain itu, peresmian itu juga disaksikan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bantu mengembangkan pola berpikir mengenai perkembangan teknologi
Dalam acara tersebut, STMIK Al Muslim memperkenalkan visi, misi dan tujuan kepada masyarakat luas, berpartisipasi mengembangkan pola berpikir masa depan bagi masyarakat Indonesia, juga memberikan informasi dan pengetahuan tentang perkembangan teknologi, khususnya di bidang ilmu komputer dan informatika melalui kegiatan webinar.
Dalam kesempatan itu, Staff Ahli Menteri Bidang Komunikasi dan Media Massa Kemenkominfo Henry Subiakto mengatakan ketika masuk industri 4.0, akan ada banyak tantangan dan perubahan teknologi. Jadi dunia pendidikan juga harus menyesuaikan perubahan itu.
"Masa depan itu lebih cepat daripada yang kita perkirakan. Semua ilmu akan mengikuti perubahan teknologi, ilmu apa pun. Anak didik kita harus paham dengan perubahan, sehingga bisa beradaptasi dan mandiri, tetap survive karena akan dibutuhkan oleh bangsa dan negara. Maka di situlah peran universitas dan perguruan tinggi sangat penting," ucap Henry.
Advertisement
Indonesia kekurangan sdm dalam teknologi digital
Di masa pandemi Covid-19, teknologi digital berkembang pesat. Ketika semua individu menggunakan online, serangan cyber pun berkembang. Maka dari itu serangan cyber di Indonesia cukup tinggi, sehingga dibutuhkan ahli cyber security.
"Setiap membangun sistem harus ada cyber security dan Indonesia sangat kurang talenta cyber security, untuk itu kehadiran STMIK Al Muslim sangat relevan dan sangat dibutuhkan," lanjutnya.
Henry menyebutkan, Indonesia setiap tahun membutuhkan 600 ribu sdm di teknologi digital. Pemerintah dan beberapa universitas negeri baru bisa mensuplai 100 ribu sdm, masih banyak kebutuhan peningkatan sdm untuk transformasi digital.
Untuk itu, tidak mungkin kebutuhan yang sangat besar disia-siakan negara. Tidak hanya perguruan tinggi negeri, tapi butuh partisipasi swasta, seperti STMIK Al Muslim.
"Pemerintah sangat senang sekali dengan peran swasta, apalagi saat ini STMIK Al Muslim bukan hanya ilmunya yang bisa dimanfaatkan oleh bangsa dan masyarakat, tapi ada roh keagamaan yang akan mengisi, sehingga di situ kita akan menuju Indonesia yang lebih baik," tutupnya.