22 September, Hari Bebas Kendaraan Bermotor dan Upaya Ciptakan Udara Bersih

Liputan6.com, Jakarta Teknologi bak pisau bermata dua. Selain untuk mempermudah hidup kita, efeknya kadang tidak terlalu dipikirkan sebelumnya. Kendaraan bermotor sangat bermanfaat dalam keseharian kita, namun ketika semua warga memakai kendaraan bermotor dalam aktivitasnya, ada efeknya yang ditimbulkannya.

Jumlah kendaraan yang berada di jalan raya, selain “merusak pemandangan” juga menimbulan efek polusi yang tidak baik bagi lingkungan sekitarnya.   Karena itu munculah ide untuk mengurangi penggunaan kendaraan bermotor, khususnya mobil pribadi. Ide ini muncul sekitar tahun 1950-an.

Tanggal 22 September diperingati sebagai Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau  Car Free Day (CFD) bertujuan untuk mengedukasi dan mensosialisasikan warga tentang pentingnya menurunkan ketergantungan kita  kepada kendaraan bermotor.

Di kota-kota besar, Car Free Day tak hanya dilakukan sekali dalam setahun, namun setiap minggu. Misalnya di Jakarta pada masa sebelum pandemi menyerbu.  Pandemi membuat mobilitas kendaraan bermotor tentu turun drastis.

Kegiatan CFD itu menyimpan banyak manfaat. Selain mengurangi polusi udara dan polusi suara, CFD menyisakan ruang hidup bukan hanya lalu lintas yang miskin interaksi.

Dengan tak memakai kendaraan bermotor, otomatis pengeluaran bisa lebih hemat. Dan efek terbesarnya tentu planet yang kita huni ini tidak akan cepat rusak dan tetap nyaman kita tinggali.

Nah, sudah siapkah melakukan nyata agar usia bumi lebih lama dengan mengurangi bepergian dengan kendaraan bermotor, khususnya mobil pribadi?

Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk bisa mewujudkan tujuan keren itu adalah dengan berjalan kaki jika tujuan tak terlalu jauh, atau bisa juga dengan sepatu roda, berkuda, bersepeda atau transportasi yang lebih ramah lingkungan?

Tema Car Free Day tahun ini ada dua  Program Berbagi Jalan (Share The Road Programme) dan Breathe Life Untuk udara bersih\

Semoga mobil listrik cepat terwujud ya.