Sering Menonton Film Horor? Inilah 5 Manfaatnya Bagi Kesehatan

Satu film horor yang berdurasi 90 menit, dengan banyaknya adegan yang seram dan menakutkan, bisa membakar 100 hingga 200 kalori. Itu setara dengan sebatang cokelat kecil. Menonton film horor, dapat membuat detak jantung dan pernapasan meningkat.

Jika ingin membuktikan nya, cobalah untuk aktifkan fitur pengukur denyut nadi pada jam tangan pintar atau gelang kesehatan, dan lacak perubahan detak jantung secara langsung ketika sedang menonton film horor.

Fakta yang terkenal bahwa film horor meningkatkan aktivitas otak itu benar adanya. Beberapa penelitian ilmiah menemukan bahwa adegan menakutkan dalam film horor membantu meningkatkan tingkat adrenalin dan melepaskan neurotransmiter di otak.

Ketika sedang menonton film horor, kebanyakan orang menganalisis semua yang terjadi di layar, mencoba menemukan solusi yang memungkinkan, dan memikirkan apa yang akan mereka lakukan dalam situasi yang sama. Oleh karena itu, jika sedang merasa sangat lelah dan tertekan, jangan ragu untuk menonton film horor untuk menyegarkan pikiran.

Ada banyak sekali jenis film horor. Namun, dapat dibagi menjadi dua kategori, yang pertama mencoba menakut-nakuti orang dengan menunjukkan aktivitas paranormal, sedangkan yang kedua film tersebut menggambarkan situasi kehidupan nyata ketika orang menjadi korban. Film-film semacam itu dapat membantu menyegarkan pikiran dan menemukan bahwa apa yang sedang dipikirkan bukanlah masalah besar untuk dihadapi.

Banyak orang yang tidak tahu bahwa, ketika adegan menakutkan berakhir, otak menjadi tenang dan melepaskan serotonin dan dopamin. Hormon-hormon itu membantu menjaga tubuh agar tetap sehat dan mempertahankan aktivitas otak.

Ketika sedang menonton film horor, dan menemukan adegan yang menakutkan, itu sebenarnya dapat membantu untuk meningkatkan kesehatan secara keseluruhan dan mengurangi depresi.

Itulah manfaat yang membuktikan menonton film horor sebenarnya baik untuk kesehatan. Sedikit sensasi menegangkan, baik untuk kesehatan fisik, mental, dan emosional.

Penulis : Vania Dinda Marella