Sukses

5 Alasan Mengapa Umat Muslim Disunnahkan Merayakan Maulid Nabi

Merayakan Maulid Nabi menjadi bentuk rasa syukur dan cinta terhadap Nabi Muhammad SAW.

Liputan6.com, Jakarta - Peringatan Hari Kelahiran Nabi Muhammad SAW tahun ini jatuh pada tanggal 19 Oktober 2021, yang bertepatan pada 12 Rabiul Awwal. Maulid Nabi merupakan bagian dari tradisi yang dirayakan setiap tahunnya bagi umat Islam. 

Meskipun Nabi Muhammad dilahirkan pada 12 tanggal Rabiul Awwal tahun 570 M di Mekkah, tradisi Maulid tidak hanya diperingati pada tanggal tersebut saja. Melansir dari Nu Online, merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan kecintaan atas anugerah datangnya manusia paling sempurna di muka bumi. 

Bentuk kecintaan umat Islam di Indonesia dirayakan dengan berbagai cara seperti pembacaan Barzanji (riwayat hidup Nabi), ceramah keagamaan, serta berbagai macam perlombaan seperti lomba baca Al-Qur’an, lomba Azan dan lomba shalawat. 

Menurut Sayyid Muhammad al-Maliki pada kitab Syarh Maulid ad-Diba’i, terdapat lima alasan mengapa kita harus merayakan Maulid Nabi, seperti mengutip dari Nu Online, Selasa (19/10/2021).

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 6 halaman

1. Wujud rasa bahagia

Merayakan Maulid Nabi merupakan bentuk wujud rasa bahagia dan gembira atas kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Abu Lahab seseorang yang membenci dakwah Nabi, diringankan rasa siksanya di neraka setiap hari senin karena turut senang dan gembira dengan kelahiran Nabi Muhammad. Bahkan, Abu Lahab memerdekakan budaknya yang bernama Tsuwaibah sebagai wujud rasa bahagianya. 

3 dari 6 halaman

2. Bentuk kasih sayang Allah

Allah memerintahkan kita untuk berbahagia, sebab rahmat dan pertolongannya Allah berikan. 

Allah berfirman dalam Al-Qur’an “Katakanlah (Muhammad), ‘Dengan karunia Allah dan rahmatnya, hendaklah dengan itu mereka bergembira.” (QS Yunus: 58). 

Lahirnya Nabi Muhammad SAW adalah rahmat terbesar yang Allah berikan bagi kita. Al-Qur’an menegaskan bahwa diutuskan Nabi Muhammad merupakan bentuk kasih sayang Allah untuk alam semesta.

4 dari 6 halaman

3. Ungkapan rasa syukur

Sebagai ungkapan rasa syukur atas kelahirannya, Nabi Muhammad berpuasa di hari Senin. Dengan kelahiran Nabi Muhammad-lah manusia menemukan cahaya agama Islam.

Tentunya kita sebagai umat Nabi harus merasa bersyukur dengan kelahiran Nabi Muhammad, dengan ikut merayakan Maulid Nabi Muhammad.

5 dari 6 halaman

4. Menambah rasa cinta pada Nabi dan memantapkan Iman

Perayaan Maulid Nabi diwarnai dengan sejarah kehidupan Nabi, mulai dari kelahiran, budi pekerti, ciri-ciri fisik kemuliaan serta mukjizat yang diberikan Allah kepada Nabi. Hal ini akan meningkatkan rasa cinta kita kepada Nabi Muhammad serta membuat kita untuk memantapkan iman kita.

Kemudian, perayaan Maulid Nabi juga sebagai wadah untuk mengajak umat Islam dalam membaca shalawat kepada Nabi. 

Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an agar umat Islam membaca shalawat, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang beriman! Bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.” (QS Al-Ahzab: 56).

6 dari 6 halaman

5. Perayaan Maulid Nabi adalah Bid’ah Hasanah

Perayaan Maulid Nabi adalah Bid’ah Hasanah (baik) yang sudah diajarkan turun temurun bagi umat Islam. Selain itu, perayaan Maulid Nabi umumnya diiringi dengan ceramah agama serta nasihat yang bermanfaat. Kemudian juga terdapat suguhan makanan yang diberikan kepada para hadirin. 

Perayaan Maulid Nabi dihukumi sunnah karena bertujuan untuk meneladani Nabi Muhammad serta bershalawat kepada-Nya. Selain itu, sudah terbukti sejak dahulu bahwa perayaan Maulid Nabi dari tahun ke tahun berdampak positif bagi masyarakat luas. 

Penulis:

Stephanie

Universitas Multimedia Nusantara