Sukses

Ahasveros, Karya UMN Jadi Film Animasi Pendek Terbaik di FFI 2021

Film ini membawa pulang Piala Citra Festival Film Indonesia (FFI) 2021 untuk kategori “Film Animasi Pendek Terbaik” pada Rabu, 10 November 2021.

Liputan6.com, Jakarta - UMN Pictures kembali menoreh prestasi melalui film animasi pendek dua dimensi (2D) yang berjudul 'Ahasveros'. Film ini membawa pulang Piala Citra Festival Film Indonesia (FFI) 2021 untuk kategori “Film Animasi Pendek Terbaik” pada Rabu, 10 November 2021.

Festival yang digelar di Jakarta Convention Center ini dihadiri Presiden Joko Widodo dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim. Sebelumnya Ahasveros telah mendapatkan pengumuman masuk nominasi lima besar pada Minggu bulan lalu (10/10/2021). 

Animasi Ahasveros adalah cuplikan singkat kehidupan tragis penyair bohemian Chairil Anwar yang mulai terjerat oleh ketakutan akan kefanaan hidupnya di tengah salah satu periode yang paling meresahkan dalam sejarah Indonesia.

Ahasveros merupakan jiwa yang mengutuk dirinya sendiri sebagai pengembara abadi dan mulai melakukan pencarian untuk meninggalkan jejak abadi di tengah dunia yang kian berubah.

Film animasi pendek ini dikerjakan oleh alumni UMN Bobby Fernando sebagai penulis, sutradara, animator dan editor. Bobby didukung oleh Yenna Mariana sebagai background artist, Diva Stevania sebagai pelukis, Dwi Atmoko Adi sebagai 3D modeller, Dira Nararyya sebagai sound designer, Elvaretta Tirta sebagai composer dan Jeremiah Harvest sebagai Chairil Anwar.

Riset visual dikerjakan oleh dosen sejarah film UMN, Salima Hakim. Sementara untuk gaya visual film ini dikerjakan oleh dosen animasi, Yohanes Merci. Film ini juga melibatkan Andrey Andoko sebagai produser eksekutif.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Bukan pencapaian pertama

Gaya dalam film ini terinspirasi oleh film noir yang menggunakan palet warna hitam putih dan juga aspect ratio 4:3 yang tidak eksklusif, namun kerap dikaitkan dengan periode tahun '40-an dalam dunia perfilman.

Masing-masing aspek ini sendiri pun tidak Bobby sertakan hanya sebagai keputusan style belaka, melainkan demi kepentingan tematik dan value naratif yang secara inheren dimiliki oleh elemen-elemen tersebut. Sekilas, inilah yang kemungkinan besar akan menjadi ciri khas Ahasveros yang membuatnya terlihat unik dari luar.

Sejak tahun 2015 sampai 2021 Film Pendek Animasi UMN selalu hadir dalam daftar nominasi Film Animasi pendek Terbaik di FFI, kecuali tahun 2017 UMN absen. Tetapi kemenangan baru bisa UMN dapatkan tahun 2021 ini setelah 6 tahun sebagai nominator.

Kebanggaan ini tidak hanya di ajang FFI 2021 dan bukan pencapaian pertama Ahasveros. Sebelumnya, film ini masuk dalam seleksi pada kategori New Directions di Kaboom Animation Festival.

Tentunya hal ini membanggakan karena Kaboom Animation Festival adalah Film Festival Animasi hasil gabungan dua festival animasi sebelumnya, yaitu KLIK Amsterdam Animation Festival dan The Holland Animation Film Festival (HAFF) yang mempunyai reputasi sebagai Film Festival Animasi yang bergengsi. 

“Salah satu misi tim ini dalam membuat Ahasveros adalah untuk menciptakan sebuah karya animasi yang memiliki karakter, identitas dan ide yang kuat, dengan tujuan untuk menunjukkan bahwa animasi adalah sebuah medium storytelling yang bisa menjadi apapun. Dan Saya pastinya berharap misi tersebut dapat terus diaplikasikan ke karya-karya lain yang dihasilkan oleh perfilman UMN,” tutup Bobby. 

3 dari 3 halaman

Berharap akan melahirkan kreator-kreator muda

Kus Sudarsono selaku kaprodi FTV UMN mengungkapkan, kemenangan film Ahasveros merupakan kebanggaan bagi prodi film UMN yang berkolaborasi dengan alumni UMN, dosen UMN dan industri dalam bersinergi untuk kemajuan prodi film UMN. 

Direktur UMN Pictures sekaligus produser dari Ahasveros, Kemal Hasan mengatakan tantangan dari pembuatan film animasi pendek yang dibuat hampir satu tahun ini, yaitu bagaimana membuat kisah yang membumi dan bisa hadir sebagai potret yang puitik.

“Film ini dibuat dengan passion, karena mengerjakan sesuatu dengan senang akan membuat karya kita maksimal. Saya berharap untuk perfilman UMN kedepannya akan melahirkan kreator-kreator muda yang akan menggantikan generasi sebelumnya dan akan membuat bentuk yang makin kompetitif,” tutup Kemal.