Liputan6.com, Jakarta Masih belum lepas dari ingatan kehebohan yang disebabkan oleh Covid-19 varian Delta, kini dunia kembali dibuat ketar-ketir dengan varian baru yang ditemukan di Afrika Selatan. Meski masih banyak hal yang belum diketahui terkait varian baru tersebut, WHO telah menamai varian COVID ini Omicron.
Baca Juga
Advertisement
Ini adalah varian ke-13 dan yang terbaru dari lima varian yang menjadi perhatian para ilmuwan. Ingin tahu mengapa dinamai Omicron dan bagaimana varian ini dinamai? Berikut ini penjelasannya.
Mengapa dinamai Omicron?
Omicron adalah alfabet Yunani ke-15 dan menggunakan simbol huruf besar "Ο" dan huruf kecil "ο". Menurut kamus, terjemahan Yunani literalnya berarti "o kecil."
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Mengapa WHO menggunakan huruf Yunani?
Pada bulan Mei, WHO telah mengumumkan bahwa mereka akan menamai varian COVID menggunakan huruf Yunani. Beberapa varian dirujuk dengan nama negara tempat mereka pertama kali terdeteksi, tetapi itu jelas bukan cara yang tepat untuk melakukannya. Alasan di balik penamaan varian menggunakan abjad Yunani adalah untuk memudahkan komunitas non-ilmiah membicarakan varian tersebut.
Advertisement
Apa kata WHO?
Menurut WHO, “Meskipun mereka memiliki kelebihan, nama ilmiah bisa sulit untuk diucapkan dan diingat, dan rentan terhadap kesalahan pelaporan. Akibatnya, orang sering menggunakan pemanggilan varian berdasarkan tempat di mana mereka terdeteksi, yang menstigmatisasi dan diskriminatif.”
Lima varian yang menjadi perhatian saat ini
Ada beberapa varian Covid yang tengah menjadi perhatian saat ini. Sebagian besar karena daya infeksinya yang tinggi. Berikut varian-varian tersebut:
- Alpha – B.1.1.7 – pertama kali terdeteksi di Inggris
- Beta – B.1.351 – pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan
- Gamma – P.1 – pertama kali terdeteksi di Brasil
- Delta – B.1.617.2 – pertama kali terdeteksi di India
- Omicron – B.1.1.529 – pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan
Advertisement