Liputan6.com, Jakarta Sementara dunia sedang berfokus dengan virus Omicron dengan tingkat penularan yang sangat tinggi, para ilmuwan dan ahli di Prancis dilaporkan telah mengidentifikasi varian baru COVID-19 'IHU'.
Baca Juga
Advertisement
Dilansir Business Insider, varian baru tersebut dikatakan sebagai strain yang lebih bermutasi daripada Omicron. Menurut laporan beberapa media, hampir 12 kasus varian baru ini telah dilaporkan terdeteksi di dekat Marseilles, dan telah dikaitkan dengan negara Afrika, Kamerun.
Tapi, strain Omicron masih mendominasi di sebagian besar dunia. Varian B.1.640.2 atau IHU pertama kali diidentifikasi oleh para akademisi di institut IHU Mediterranee Infection dan dikatakan mengandung 46 mutasi, yang lebih banyak dari Omicron.
Varian baru ini dapat menjadi ancaman besar, namun, kasus tersebut sejauh ini belum dilaporkan di negara-negara selain Prancis dan tidak diberi label sebagai 'varian dalam penyelidikan' oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Diyakini Lebih Cepat Menular
Menurut sebuah makalah yang diposting di medRxiv, strain tersebut membawa mutasi E484K yang dapat membuatnya lebih resisten terhadap vaksin. Ia juga memiliki mutasi N501Y, pertama kali terlihat pada varian Alpha, yang diyakini para ahli dapat membuatnya lebih menular.
Para ilmuwan mengatakan, “Observasi ini sekali lagi menunjukkan ketidakpastian munculnya varian baru SARS-CoV-2 dan pengenalannya dari luar negeri. Dan mereka mencontohkan kesulitan untuk mengontrol pengenalan dan penyebaran selanjutnya.”
Advertisement
Terus Diteliti
Philippe Colson, kepala dan profesor departemen di IHU yang menemukan varian tersebut mengatakan, “Kami memang memiliki beberapa kasus varian baru ini di wilayah geografis Marseilles. Kami menamakannya 'varian IHU'. Dua genom baru baru saja dikirimkan."
“Mutasi telah menyebabkan “Empat belas penggantian asam amino, dan penghapusan 9 asam amino yang terletak di protein lonjakan,” kata Epidemiolog terkenal Eric Feigl-Ding, di Twitter.
Lebih lanjut dia menambahkan, “Ada banyak varian baru yang ditemukan sepanjang waktu, tetapi itu tidak berarti mereka akan lebih berbahaya. Apa yang membuat sebuah varian lebih terkenal dan berbahaya adalah kemampuannya untuk berkembang biak karena jumlah mutasi yang dimilikinya terkait dengan virus aslinya.”
Infografis Ayo Jadikan 2022 Tahun Terakhir Indonesia dalam Masa Pandemi Covid-19
Advertisement