Liputan6.com, Jakarta - Ketika dunia perlahan kembali normal dan kasus Covid-19 telah kembali ke titik terendah, subvarian baru dari ancaman virus Omicron kembali muncul dan menghantui kita.Â
Baca Juga
Advertisement
Virus corona dikenal karena sifatnya yang bermutasi pada suatu waktu dan dengan mutasi, muncul strain virus baru. Saat mutasi terjadi, virus dapat bercabang dan terpecah menjadi subvarian.
Menurut laporan, variasi Delta virus Corona terdiri dari sekitar 200 subvarian, sedangkan varian Omicron memiliki sub-varian BA.1, BA.2, BA.3, dan B.1.1.529, di mana BA.1 subvarian mendominasi sampai sekarang sebelum para ilmuwan memperingatkan tentang sub-varian BA.2.Â
Dilansir dari financialexpress, para ahli Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sekarang telah menunjukkan bahwa sekarang mungkin ada sublineage Omicron baru yang disebut BA.3.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tingkat keparahannya
Pada Sabtu (5 Maret 2022) Ahli Epidemiologi Penyakit Menular dan Pimpinan Teknis COVID-19, Maria Van Kerkhove, mengatakan pada Organisasi Kesehatan Dunia bahwa tingkat keparahan subvarian BA.2 dan BA.1 serupa dan ada juga garis keturunan BA.3 yang serupa. Â
Menurut penelitian yang dipublikasikan pada 18 Januari 2022 lalu oleh Journal of Medical Virology, virus Omicron termasuk garis keturunan Pango B.1.1.529, sedangkan keturunan garis keturunan Pango termasuk BA.1, BA.1.1, BA.2 , dan BA.3.
Advertisement
Sublineage BA.3
Sublineage BA.3 ditemukan di barat laut Afrika Selatan dan menurut penelitian, 0,013 persen dari total sekuens genom yang diunggah ke database GISAID adalah subvarian BA.3 Omicron, di mana BA1 adalah yang paling umum. Studi tersebut juga menunjukkan bahwa varian BA.3 memiliki mutasi yang lebih sedikit dibandingkan dengan BA1.
Omicron lebih ringan dari varian sebelumnya
Dari semua varian virus corona yang ditemukan sejauh ini, Omicron ditemukan lebih ringan dari varian sebelumnya yang menyebabkan lebih sedikit rawat inap di gelombang ketiga, yang disebabkan oleh sub-varian BA.1.
Advertisement