Sukses

Gejala Covid-19 Ringan hingga Berat Diklaim Bisa Berdampak Buruk Bagi Otak Manusia

Orang yang telah terinfeksi COVID-19 menunjukkan kehilangan volume otak meski penyakitnya tidak cukup parah hingga memerlukan rawat inap.

Liputan6.com, Jakarta - Para peneliti terus mengumpulkan informasi penting tentang efek Covid-19 pada tubuh dan otak manusia. Dua tahun setelah pandemi, temuan ini meningkatkan kekhawatiran tentang dampak jangka panjang virus Corona terhadap proses biologis seperti penuaan.

Dilansir dari Channelnewsasia, Senin (14/3/2022), dalam sebuah penelitian besar yang diterbitkan dalam jurnal Nature pada 7 Maret, tim peneliti di Inggris menyelidiki perubahan otak pada orang berusia 51 hingga 81 tahun yang pernah mengalami Covid-19.

Mereka mengandalkan database yang disebut UK Biobank, yang berisi data pencitraan otak dari lebih dari 45.000 orang di Inggris sejak tahun 2014. Ini berarti bahwa ada data dasar dan pencitraan otak dari semua orang sebelum pandemi.

Mereka membandingkan orang yang pernah mengalami Covid-19 dengan peserta yang tidak, dengan hati-hati mencocokkan kelompok berdasarkan usia, jenis kelamin, tanggal tes awal dan lokasi studi, serta faktor risiko umum untuk penyakit, seperti variabel kesehatan dan status sosial ekonomi.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

2 dari 6 halaman

Berdampak pada otak

Tim menemukan perbedaan mencolok dalam materi abu-abu atau neuron yang memproses informasi di otak antara mereka yang telah terinfeksi Covid-19 dan mereka yang tidak.

Secara khusus, ketebalan jaringan materi abu-abu di daerah otak yang dikenal sebagai lobus frontal dan temporal berkurang pada kelompok Covid-19, berbeda dari pola khas yang terlihat pada orang yang tidak memiliki infeksi Covid-19.

3 dari 6 halaman

Perubahan terlihat bagi mereka yang mengidap Covid-19

Pada populasi umum, adalah normal untuk melihat beberapa perubahan volume atau ketebalan materi abu-abu dari waktu ke waktu seiring bertambahnya usia. Tetapi perubahannya lebih luas dari biasanya pada mereka yang telah terinfeksi Covid-19. 

4 dari 6 halaman

Perubahan volume otak

Menariknya, ketika para peneliti memisahkan individu yang memiliki penyakit yang cukup parah hingga memerlukan rawat inap, hasilnya sama dengan mereka yang mengalami Covid-19 yang lebih ringan.

Artinya, orang yang telah terinfeksi Covid-19 menunjukkan kehilangan volume otak meski penyakitnya tidak cukup parah hingga memerlukan rawat inap.

5 dari 6 halaman

Lebih lambat memproses informasi

Akhirnya, para peneliti juga menyelidiki perubahan kinerja pada tugas-tugas kognitif dan menemukan bahwa mereka yang tertular Covid-19 lebih lambat dalam memproses informasi daripada mereka yang tidak.

Kemampuan pemrosesan ini berkorelasi dengan volume di wilayah otak yang dikenal sebagai otak kecil, yang menunjukkan hubungan antara volume jaringan otak dan kinerja kognitif pada mereka yang mengidap Covid-19. 

Studi ini sangat berharga dan berwawasan luas karena ukuran sampelnya yang besar baik sebelum dan sesudah sakit pada orang yang sama, serta pencocokannya yang cermat dengan orang yang tidak mengidap Covid-19.

6 dari 6 halaman

Infografis 6 Cara Efektif Hadapi Potensi Penularan Covid-19 Varian Omicron. (Liputan6.com/Abdillah)

  • Penyebaran Covid-19 ke seluruh penjuru dunia diawali dengan dilaporkannya virus itu pada 31 Desember 2019 di Wuhan, China

    COVID-19

  • Varian Omicron dikenal sebagai garis keturunan B.1.1.529, adalah sebuah varian SARS-CoV-2, sebuah koronavirus yang menyebabkan COVID-19.

    COVID-19 omicron

  • Setelah Covid-19 varian Delta dan Delta Plus, kini varian Omicron menimbulkan kekhawatiran di berbagai negara.

    Omicron Covid-19

  • COVID-19 varian baru telah masuk ke Indonesia. Tiga varian mutasi yang telah masuk itu dikenal dengan sebutan Alpha, Beta, dan Delta.

    gejala covid

  • Adalah

  • Otak

  • virus corona