Liputan6.com, Jakarta Setelah dua tahun hidup di bawah pandemi Covid-19, virus itu akhirnya tampak surut, setidaknya untuk saat ini. Kasus harian yang baru dilaporkan telah menurun selama dua pekan terakhir. Tetapi ketika infeksi terus menurun di Indonesia, negara-negara lain mulai melaporkan lonjakan yang disebabkan oleh subvarian Omicron BA.2.
Baca Juga
Advertisement
Beberapa ahli memperingatkan bahwa virus mungkin akan kembali dengan lonjakan lain—tetapi beberapa dari kita mungkin dapat menghindari infeksi tersebut. Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
Beberapa orang yang terinfeksi Omicron mungkin terlindungi dari varian baru
Meskipun sulit untuk memperkirakan dengan tepat seberapa kuat lonjakan BA.2 akan melonjak, beberapa penelitian baru-baru ini memberikan gambaran yang layak tentang mengapa virus mungkin tidak datang kembali.
Dalam sebuah surat yang diterbitkan di The New England Journal of Medicine pada 16 Maret, para ilmuwan melaporkan bahwa evaluasi antibodi pada 32 orang menemukan bahwa orang-orang tertentu yang telah terinfeksi selama gelombang Omicron masih dapat melihat tingkat kekebalan yang tinggi dari virus terbaru.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Â
Temuan peneliti
"Pada orang yang divaksinasi yang diduga telah terinfeksi BA.1, titer antibodi penetralisir yang kuat terhadap BA.2 berkembang, yang menunjukkan tingkat kekebalan alami reaktif silang yang substansial," tulis para peneliti.
"Temuan ini memiliki implikasi kesehatan masyarakat yang penting dan menunjukkan bahwa peningkatan frekuensi BA.2 dalam konteks lonjakan BA.1 mungkin terkait dengan peningkatan penularan daripada peningkatan pelarian imunologis."
Â
Advertisement
Harus tetap waspada
Terlepas dari keinginan kuat untuk kembali normal ketika kasus COVID menurun, para ahli menekankan itu adalah keseimbangan yang rumit.
"Tanpa diragukan lagi, membiarkan orang berbaur di dalam ruangan jelas merupakan sesuatu yang menjadi kontributor [meningkatnya kasus di Eropa], serta melemahnya kekebalan secara keseluruhan, yang berarti kita benar-benar harus tetap waspada. Perhatikan polanya di sini," Anthony Fauci, MD, kepala penasihat COVID untuk Gedung Putih, mengatakan kepada CNN pada 15 Maret.
Â
Tetap pakai memakai masker dan divaksinasi booster
Lonjakan kasus di luar negeri juga telah memperbarui seruan dari para ahli untuk mempertahankan fokus agar lebih banyak populasi divaksinasi dan mendapat booster untuk melawan virus, serta tetap mengenakan masker.
"Kita tidak bisa lengah karena pesan yang diterima orang ketika mendengar 'kasus sudah turun' adalah pandemi sudah berakhir. Dan ternyata tidak," Deborah Fuller, PhD, seorang ahli mikrobiologi di University of Washington, mengatakan kepada CNN.
Advertisement