Liputan6.com, Jakarta Memperingati Hari Bumi, baiknya kita mengetahui bahwa planet kita penuh dengan keajaiban, peristiwa mengejutkan, dan bencana alam yang mengubah wajah Bumi setiap hari. Namun terlepas dari spekulasi jangka panjang, ada satu hal yang dapat Anda yakini: ukurannya tetap sama.
Baca Juga
Advertisement
Tapi apa yang akan terjadi pada kehidupan di Bumi jika planet itu tiba-tiba bertambah besar dan menjadi dua kali lebih besar? Ternyata 6 hal ini yang akan terjadi.
Dihimpun dari Brightside, ini dia:
1. Berat badan kita akan bertambah
Jika diameter Bumi berlipat ganda tetapi kepadatannya mirip dengan Bumi lama, massa planet akan naik dan gravitasi akan dua kali lebih kuat. Itu akan langsung membuat berat badan Anda dua kali lipat dari sebelumnya.
2. Kita akan menjadi lebih pendek
Tulang kita pada akhirnya akan menjadi lebih padat dengan terus-menerus ditarik ke bawah, menyebabkan semua jenis spesies menjadi lebih pendek. Itu sebabnya kebanyakan astronot tumbuh sekitar 2 inci di ruang angkasa: gravitasi yang lebih rendah memungkinkan cairan di antara tulang belakang untuk mengembang.
Tinggi mereka dengan cepat kembali normal ketika mereka kembali ke gravitasi bumi yang tanpa ampun. Pakaian luar angkasa biasanya memiliki ruang ekstra untuk mengakomodasi perubahan.
3. Kita tidak akan jago berolahraga
Kita akan menjadi jauh lebih lambat. Akan sulit untuk berjalan atau melompat, apalagi berlari. Kita akan lebih cepat lelah dan membutuhkan lebih banyak waktu untuk istirahat. Seiring waktu, tentu saja, tulang dan otot kita akan menjadi lebih kuat untuk mendukung peningkatan berat badan kita dan mengakomodasi kondisi baru. Tapi sepertinya kita tidak akan membuat banyak rekor baru.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Â
4. Hewan akan terlihat sangat berbeda
Evolusi akan dipercepat dan seleksi alam akan terjadi. Secara umum, hewan juga akan menjadi lebih pendek dan lebih kuat. Hewan kecil akan terpengaruh lebih sedikit karena kebutuhan energi bagi mereka untuk bergerak akan meningkat secara signifikan. Jatuh akan memiliki konsekuensi yang jauh lebih serius, jadi hewan pemanjat harus mengembangkan cengkeraman yang lebih kuat.
5. Pohon akan rubuh
Ada batasan seberapa tinggi pohon dapat tumbuh, dan itu sebenarnya diatur oleh gravitasi. Sederhananya, pohon akan terus tumbuh selama jumlah energi yang diperolehnya dari fotosintesis lebih besar daripada jumlah energi yang dibutuhkan untuk mengangkut air ke puncak.
Peningkatan gravitasi akan mengganggu keseimbangan karena akan membutuhkan lebih banyak energi untuk memindahkan air ke atas batang pohon. Pohon-pohon tinggi mungkin akan tumbang, dan pohon-pohon baru tidak akan tumbuh setinggi itu.
Â
Advertisement
6. Gunung berapi akan meledak
Jumlah elemen yang tidak stabil di dalam Bumi akan meningkat dengan massa yang lebih besar, yang menyebabkan pemanasan berlebihan dan peningkatan aktivitas vulkanik.
Gunung berapi yang tidak aktif di seluruh dunia mungkin akan bangun setelah ribuan tahun. Wajah Bumi yang lebih besar akan menjadi sangat berbeda, mengingat aktivitas vulkanik dapat mengubah bentuknya dan menciptakan daratan baru. Perubahan iklim mungkin juga terjadi karena gas dari letusan mempengaruhi atmosfer.
Â
Sejarah Hari Bumi yang Diperingati Setiap Tanggal 22 April
Hari Bumi diperingati setiap tahunnya pada 22 April. Hari Bumi diperingati di seluruh dunia dan diselenggarakan pertama kali pada 22 April 1970 di Amerika Serikat. Tahun ini peringatan Hari Bumi mengusung tema "Invest in our planet."Â
Peringatan Hari Bumi sendiri diadakan untuk meningkatkan kesadaran manusia terhadap bumi yang ditinggali. Dengan adanya Hari Bumi masyarakat dunia seolah diingatkan untuk melestarikan lingkungan lantaran saat ini bumi sudah kian rusak.
Kekhawatiran akan kerusakan lingkungan yang makin parah
Dikutip dari earthday.org, Jumat (22/4/2022), perayaan Hari Bumi ada berkat gagasan dari senator asal Wisconsin, Amerika Serikat, Gaylord Nelson yang juga seorang pengajar lingkungan hidup. Awalnya Nelson telah lama khawatir akan kerusakan lingkungan yang terus memburuk setiap tahunnya.Â
Puncaknya pun terjadi pada Januari 1969 saat tumpahan minyak besar-besaran mencemari perairan di Santa Barbara, California. Nelson ingin menanamkan kesadaran publik terutama mahasiswa terkait polusi udara dan air yang mengancam negerinya yang juga terinspirasi dari gerakan mahasiswa anti-perang.Â
Nelson lalu memiliki ide untuk mengajar di kampus-kampus terkait upaya tersebut kepada media nasional. Nelson juga membujuk Pete McCloskey, seorang Anggota Kongres Partai Republik yang peduli terhadap konservasi alam untuk menjadi wakil ketua.
Mereka lalu merekrut seorang aktivis muda bernama Denis Hayes, untuk mengatur kegiatan edukasi lingkungan tersebut. Mereka memilih tanggal 22 April, yang merupakan hari kerja antara libur musim semi dan ujian akhir. Hal itu agar lebih memaksimalkan partisipasi dari mahasiswa.
Advertisement
Dinamai dengan Hari Bumi
Menyadari potensinya untuk menginspirasi semua orang Amerika, Hayes kemudian membentuk 85 staf nasional untuk mempromosikan acara itu di seluruh negeri serta memperluas dampak positif kegiatan ini pada kelompok agama, organisasi dan lain-lain.
Mereka menamai acara itu Hari Bumi, yang lantas menarik perhatian media nasional bahkan sampai menyebar ke seluruh negeri. Hari Bumi pun telah mencuri perhatian 20 juta orang pada saat itu. Sepuluh persen dari total populasi Amerika Serikat pun ikut turun ke jalan, untuk mendemonstrasikan dampak dari 150 tahun pembangunan industri yang menghasilkan dampak buruk.
Pada akhir 1970, Hari Bumi pertama mengarah pada pembentukan Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat dan pengesahan undang-undang lingkungan pertama yang sejenis, termasuk Undang-Undang Pendidikan Lingkungan Nasional, Undang-Undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, serta Undang-Undang Udara Bersih.