Liputan6.com, Jakarta - Perayaan Idul Fitri identik dengan berbagai tradisinya, seperti makanan khasnya yakni ketupat. Makanan yang dibalut kulit kelapa ini menjadi menu andalan bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, saat lebaran tiba.
Setiap keluarga memiliki cara yang berbeda saat menghidangkan ketupat. Biasanya ketupat dihidangkan bersama opor ayam, sayur pepaya, rendang dan semur daging.
Bagi segelintir individu, memasak ketupat bisa menjadi hal yang sangat sulit. Tak heran jika banyak dari mereka akan lebih memilih membeli ketupat yang sudah jadi dan bisa langsung dimakan.
Advertisement
Baca Juga
Memasak ketupat memang susah-susah gampang dan perlu teknik sendiri. Anda perlu memilih janur dan beras yang baik. Namun, cara mengisi beras dalam kulit ketupat dan cara merebusnya pun harus tepat agar ketupat bisa matang dengan sempurna.
Jika Anda tidak ingin membeli cangkang ketupat yang sudah jadi, Anda bisa menganyamnya sendiri. Tipsnya, Anda perlu memilih daun kelapa yang masih muda atau bewarna hijau muda.
Cara membuat ketupat dari daun kelapa:
1. Pertama-tama siapkan janur daun kelapa yang masih utuh. Lalu buang batang keras pada daun kelapa.
2. Selanjutnya ambil satu helai janur. Gulung janur sampai tiga kali gulungan pada tangan kiri dengan posisi bawah janur menghadap ke atas.
3. Ambil janur satu lagi, gulungkan juga pada tangan kiri sebanyak tiga kali dengan sedikit ditekan oleh jempol. Namun, kali ini posisi pangkal janur menghadap ke bawah.
4. Buatlah kedua gulungan janur, tetapi saling bersilangan. Namun, janur harus tetap dalam posisi tergulung.
5. Ambil salah satu ujung janur dan putar ke belakang susunan janur tadi.
6. Masukkan ujung janur yang sudah diputar ke belakang tadi, ke janur yang berada pada posisi tengah. Cara memasukkan janur tersebut seperti menganyam.
7. Teruskan anyaman tadi sampai bawah. Lakukan hal yang sama pada ujung janur yang satunya lagi.
8. Pangkal janur yang sudah terletak di samping, langsung bisa dianyam ke atas. Lakukan hal ini pada kedua pangkal janur hingga bertemu di bagian atas ketupat.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Cara membuatnya
Cara membuatnya
1. Pertama-tama cuci beras hingga bersih dan tiriskan airnya.
2. Lalu masukkan beras yang sudah dicuci ke dalam kulit ketupat. Anda hanya perlu mengisi ketupat 2/3 bagian, karena beras akan mengembang dan memenuhi kulit ketupat.
3. Selanjutnya siapkan panci, dan pilih panci yang besar. Lalu masukkan ketupat dan tuang air hingga menutupi seluruh ketupat. Masak ketupat selama kurang lebih tiga jam.
4. Setelah ketupat matang, angkat dan tiriskan airnya. Angin-anginkan ketupat terlebih dahulu hingga dingin agar ketupat tahan lama dan siap disajikan.
Cara menyimpan ketupat agar tahan lama
Kalian bisa menyimpan ketupat dalam kulkas dengan membungkusnya menggunakan plastik terlebih dahulu. Untuk menghangatkannya kembali, kalian bisa mengukusnya (jangan direbus). Ketupat yang masih utuh lebih tahan lama dibandingkan ketupat yang sudah dipotong.
Advertisement
Mengenal arti ketupat dan makna di dalamnya
Ketupat pertama kali diperkenalkan oleh Kanjeng Sunan Kalijaga pada masyarakat Jawa. Seorang anggota dari wali sanga yang menyebarkan agama Islam di pulau Jawa.
Di dalam penyebarannya, Sunan Kalijaga membudayakan istilah yang dikenal dengan Bakda. Bakda sendiri memiliki arti "setelah". Ada dua buah Bakda yang dibudayakan, yaitu Bakda Lebaran dan Bakda Kupat.
Bakda Lebaran adalah saat Hari Raya Idul fitri, di mana seluruh umat Islam diharamkan untuk berpuasa. Sedangkan Bakda Kupat adalah hari raya bagi orang yang melaksanakan puasa Syawal selama enam hari.
Biasanya, Bakda Kupat dilaksanakan satu minggu setelah lebaran.
Kupat sendiri merupakan singkatan dari frasa dalam bahasa jawa "ngaku lepat" yang artinya mengakui kesalahan. Namun, ada juga yang mengatakan bahwa kupat merupakan singkatan dari "laku papat" atau empat tindakan.
Tradisi sungkeman yang sering dilakukan, menjadi implementasi dari ngaku lepat bagi masyarakat Jawa. Prosesi sungkeman, dilakukan dengan bersimpuh di hadapan orang tua sambil meminta maaf atas berbagai kesalahan terdahulu.
Hingga saat ini, tradisi sungkeman masih membudaya di kalangan masyarakat suku Jawa. Tradisi sungkeman mengajarkan pentingnya menghormati orang tua, bersikap rendah hati, dan meminta keikhlasan serta ampunan dari orang tua.
Laku papat saat lebaran
Laku papat merupakan empat tindakan yang ada pada momen lebaran. Empat tindakan itu adalah Lebaran, Luberan, Leburan, dan Laburan.
Lebaran memiliki makna "usai" yang menandakan berakhirnya watu berpuasa. Lebaran berasal dari kata "lebar" yang berarti pintu ampunan yang terbuka lebar.
Luberan memiliki makna meluber atau melimpah. Sebagai simbol ajaran untuk selalu bersedekah kepada mereka yang lebih membutuhkan.
Tradisi zakat fitrah menjelang lebaran pun menjadi hal yang wajib dilakukan oleh umat Islam. Selain itu, zakat juga menjadi wujud dari kepedulian kepada sesama manusia.
Leburan memiliki makna habis dan melebur. Artinya, pada momen lebaran semua dosa dan kesalahan akan melebur habis, karena setiap umat Islam dituntut untuk saling memaafkan satu sama lain.
Laburan sendiri berasal dari kata "labur" atau kapur. Kapur adalah zat yang biasa digunakan sebagai penjernih air maupun pemutih dinding.
Kata tersebut bermakna agar manusia selalu menjaga kesucian, baik secara lahir maupun batin, antara sesama manusia.
Advertisement