Liputan6.com, Jakarta Berkarya di masa pandemi memang tidak mudah, namun bukan berarti mustahil untuk diwujudkan. Buktinya para remaja dari SMA Don Bosco 2 berhasil berkarya lewat buku yang sangat inspiratif. Mereka berhasil menghasilkan karya berjudul ‘Aku dan Indonesiaku di Lensa Tahun 2030’. E- book tersebut diluncurkan bertepatan dengan peringatan hari Kartini.
Baca Juga
Advertisement
Asri Nursanti, selaku Kepala SMA Don Bosco 2 mengapresiasi kerja keras dan kreativitas siswa-siswi SMA Don Bosco 2 yang tertuang dalam buku yang memuat 82 karya peserta didik tentang profesi dan cita-cita. Bagi Asri, karya dari siswa-siswi SMA Don Bosco 2 sangat membanggakan dan karya tersebut menjadi kunci emas gerbang masa depan.
Karya tersebut berisi pemikiran futuristik, melihat jauh ke depan. Dalam kumpulan tulisan tersebut, remaja bercerita tentang latar belakang kehidupannya, diri sendiri dan profesinya di masa depan, lengkap dengan kelebihan dan kekurangan dari profesi itu.
“Teruslah berkarya untuk prestasi diri dan jadi pribadi yang berarti,” pesan Asri.
Apresiasi senada juga disampaikan oleh Surjati Soenarjo, selaku Kepala Bidang Pendidikan dari Yayasan Panca Dharma. Menurutnya, aksi para siswa adalah langkah yang sangat bagus dalam upaya penemuan jati diri yang diekspresikan ke dalam tulisan.
“Terus kembangkan karyanya, yang sudah bagus dipertahankan, yang masih perlu diperbaiki ditingkatkan,” katanya dalam peluncuran buku pada Kamis, 21 April 2022 lalu.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Hasil kolaborasi berbagai pihak
Dalam acara peluncuran buku tersebut, Linda Romauli Siregar selaku Kepala Suku Dinas Pendidikan Jakarta Timur 1 berpesan agar siswa-siswi konsisten berkarya demi memajukan Indonesia.
“Buku ini memaparkan berbagai profesi canggih bernilai ekonomi tinggi dan keren. Buku ini inspirasi bagi sesama kaum muda,” pungkasnya.
Proses menulis buku ini juga merupakan hasil kolaborasi berbagai pihak. Tentu dua guru Bahasa Indonesia dari SMA Don Bosco 2, yaitu Ambar Agus dan Ratih Pradanti menjadi guru pendamping yang selalu siap membimbing siswa-siswi SMA Don Bosco 2 dalam proses menulis.
Sementara itu, dari pihak eksternal, Naning Pranoto berperan sebagai mentor dan Shinta Miranda yang menjadi editor bagi siswa-siswi SMA Don Bosco 2 dalam menuangkan ide dan kreativitasnya lewat tulisan.
Kegiatan peluncuran buku ini turut diramaikan oleh siswa yang terlibat sebagai MC, pengisi penampilan musik, monolog, dll. Siswa-siswi yang berperan sebagai penulis karya pun merasa senang terlibat di kegiatan literasi ini.
Advertisement
Pengalaman baru
Daniella Himawan bercerita bahwa ia senang karena mendapat pengalaman baru.
“Jadi di literasi tuh kita nulis tentang diri kita, pengalaman kita, dan cita-citanya mau jadi apa,” ujar penulis karya yang berjudul Impian untuk Mengubah Dunia.
Sosok yang mengidolakan BTS dan ATEEZ ini juga bercerita kalau tak mudah untuk menghasilkan karya, terlebih remaja juga dihadapkan dengan mood yang naik-turun. Meski begitu, Daniella tetap dapat mengelolanya.
“Susah ya pasti, kan ada banyak tugas, kegiatan-kegiatan lain. Tapi aku belajar bagi waktu. Abis pulang sekolah, tentuin mau bikin apa dulu, dicicil,” ucapnya.
Ketika menemukan kendala, ia pun bertanya kepada mentor dan guru pembimbing. Cerita serupa datang dari Justin Ardell Andeano.
Sosok yang mengidolakan Bill Gates ini memang hobi menulis, tapi remaja kelahiran Mei ini juga pernah kebingungan karena pernah terhambat, tidak mendapatkan ide yang luas. Ia pun berinisiatif untuk bertanya pada teman dan berdiskusi dengan guru pendamping dan mentor. Pikiran Justin pun jadi lebih terbuka dan kreatif.
Hal ini membuktikan bahwa setiap remaja mampu berkarya, selama memiliki niat untuk memulai dan menyelesaikannya. Menulis itu penting karena melalui tulisan, seseorang dapat menjadi inspirasi bagi dunia.
Penulis:
Patricia Astrid, Annabelle Mikhayla, Mikhael Lucien, Tiffani Sundarto