Liputan6.com, Jakarta - Beberapa individu jatuh cinta secepat mereka jatuh ke dalamnya. Tapi, dalam hubungan cinta, putus menjadi salah satu keputusan terbaik yang diambil setiap pasangan jika hubungan cintanya mengalami masalah dan tak bisa diselesaikan.
Sangat wajar untuk mengalami kesedihan karena kehilangan suatu hubungan. Tapi, Anda perlu menerapkan cara agar memiliki perpisahan yang paling sehat dan anggun dengan pasanganmu agar penerimaannya lebih cepat.
Untuk itu, ketahui beberapa cara agar perpisahan yang baik-baik dengan pasanganmu agar menghindari patah hati, seperti melansir dari Pinkvilla, Jumat (13/5/2022).
Advertisement
1. Jangan putus melalui pesan singkat, bertemu langsung tapi tidak di depan umum
Sangat sedikit alasan untuk mengakhiri suatu hubungan membenarkan perpisahan melalui pesan teks. Kecuali jika pasangan Anda telah menipu atau mengkhianatimu, Anda harus melakukan kebaikan untuk putus dengan tatap muka.
Biarkan mereka memiliki kesempatan untuk memahami mengapa Anda mengakhiri sesuatu dan menanyakan semua apa dan mengapa mereka perlu melakukannya.
Bagaimanapun, mereka telah menjadi kekasihmu untuk sementara waktu dan patas mendapatkan rasa hormat itu. Lakukan secara langsung, tapi tidak di depan umum.
Putus cinta dengan seseorang di restoran itu kejam karena mereka mungkin akan menangis dan mempermalukan diri mereka sendiri.
Baca Juga
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Cara lainnya
2. Biarkan dirimu merasa marah, terluka, atau kesal tanpa menyalahkan siapa pun
Cara terbaik untuk pulih sepenuhnya adalah dengan memproses semua emosi Anda dengan cara yang sehat. Ini hanya bisa terjadi jika Anda tidak menarik mantan Anda ke dalam drama dan memproses dengan tenang.
Biarkan dirimu merasa marah, bersalah, sakit, atau bahkan kecewa di akhir hubunganmu, tapi jangan salahkan mantanmu atas perpisahan itu. Sebaliknya, terimalah bahwa itu tidak dimaksudkan.
3. Terapkan aturan tidak ada kontak selama beberapa bulan
Ada kemungkinan salah satu pihak tidak senang dengan perpisahan itu. Jika Anda tidak ingin kembali bersama, dengan hormat minta mereka untuk tidak menghubungi Anda selama beberapa bulan.
Ini akan memberi mereka waktu untuk melupakan kebutuhan akan kontak terus-menerus dan melihat situasi secara objektif.
Putuskan semua panggilan dan pesan untuk sementara waktu agar Anda bisa hidup bebas dari tekanan emosional.
Advertisement
Tips mengatasi patah hati menurut pakar
Terkadang, seseorang merasa dikhianati, masalahnya bisa juga dalam ekspetasi. Kita bisa menjadi kecewa dan ini bisa menghancurkan hati kita.
Patah hati, karena kesedihan kehilangan orang yang kita cintai bisa melemahkan bagi kebanyakan orang. Tapi ini tidak mempengaruhi orang yang telah berkembang secara spiritual.
Untuk itu, ketahui cara mengatasi patah hati menurut pakar seperti melansir dari Times of India.
1. Terima bahwa apa yang dilakukan sudah selesai dan Anda tidak bisa mengubahnya
Sadarilah bahwa hukum karma mengendalikan apapun yang terjadi. Jika sesuatu yang tidak diinginkan terjadi dalam hidupmu, bersukacitalah.
Untuk mengatasi rasa sakit, jika berbicara dengan orang lain membantumu, bicaralah. Selain bekerja, cobalah untuk tetap sibuk, seperti membaca dan melukis, untuk menghindari hal-hal negatif.
Sebab, pikiranmu akan terus menciptakan pikiran yang membuatmu sengsara. Jadi, jangan biarkan pikiran negatifmu menguasaimu.
Tips lainnya
2. Jangan terlalu lama berlarut-larut dalam kesedihanmu
Masa depan menjadi milik mereka yang percaya pada keindahan mimpi mereka. Jangan menyerah, sadarilah bahwa segala sesuatu terjadi karena suatu alasan.
Kita tidak bisa mengontrol jalan tempat kita mengendari mobil, tapi kita memiliki kendala penuh atas mobil kita. Kita bisa pergi cepat atau lambat, belok kiri atau kanan.
Pada akhirnya, semua yang kita lakukan adalah masalah pilihan. Pilih untuk menerima penyebab patah hati dan move on.
3. Belajarlah untuk melepaskan
Bagi individu yang berada di jalan spiritual, mereka menyadari bahwa semua ini adalah drama. Seseorang bisa datang dan pergi, kita bahkan seperti aktor dalam sebuah pertunjukkan yang melakukan perannya masing-masing.
Ketika kita datang ke dunia ini, apakah kita membawa seseorang atau sesuatu bersama kita? Ketika kita pergi, apakah kita akan membawa sesuatu atau siapa pun bersama kita? Kita datang dengan tangan hampa, kita akan kembali dengan tangan hampa. Lalu, bagaimana kita mengatakan “milikku,” atau “milikmu.”
Hubungan juga bersifat sementara. Tubuh kita juga tidak bertahan selamanya. Kita harus belajar untuk hidup dengan ketertarikan yang terpisah, menyadari bahwa tidak seorang pun yang bisa menjadi milik kita.
Advertisement