Sukses

5 Penyebab Bau Kaki dan Cara Efektif Mengatasinya

Selain menggangu kenyamanan, bau kaki membuat seseorang menjadi kurang percaya diri.

Liputan6.com, Jakarta - Anda tentu tidak nyaman saat Anda atau orang-orang terdekat mengalami bau kaki. Pasalnya, selain menggangu kenyamanan, bau kaki membuat seseorang menjadi kurang percaya diri.

Dilansir dari laman Healthline, Kamis (21/7/2022), masalah bau kaki dikenal dengan istilah medis bromodosis. Bromodosis adalah kondisi di mana kaki Anda memproduksi keringat berlebihan dan kaki menjadi lembap sehingga muncul aroma tidak sedap.

Penyebab bau kaki umumnya berkaitan erat dengan kebersihan yang kurang terjaga. Meski begitu, bau kaki juga bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Misalnya, saat Anda jarang mengganti kaus kaki dan sepatu, hiperhidrosis atau keringat berlebih, hingga infeksi jamur.

Salah satu cara mengatasi masalah bau kaki adalah dengan membersihkan kaki Anda secara teratur. Nah, sebelum memahami cara mengatasi masalah bau kaki, ada baiknya Anda memahami sejumlah penyebab bau kaki dan cara efektif mengatasinya, yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber:

1. Kutu air

Kutu air, atau yang dikenal juga dengan nama athlete’s foot, disebabkan oleh infeksi jamur. Tak hanya para atlet, kondisi ini bisa menyerang siapa saja.

Kutu air biasanya ditandai dengan rasa gatal dan kulit kaki yang kering dan pecah-pecah. Anda pun jadi rentan mengalami berbagai masalah kaki lainnya, termasuk bau kaki.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 5 halaman

2. Jarang Mengganti Kaus Kaki dan Sepatu

Jarang mengganti kaus kaki atau sepatu dan sering memakai sepatu yang pengap atau basah bisa membuat kaki menjadi lembap. Area kaki yang lembap itulah dapat memicu terjadinya pertumbuhan bakteri lebih banyak. Bakteri dan keringat yang menumpuk dapat menyebabkan bau busuk.

Mengutip NCBI, pada kasus tertentu kondisi ini juga bisa memicu pitted keratolysis akibat Corynebacterium, Dermatophilus congolensis, atau Streptomyces. Adapun gejalanya berupa kulit telapak kaki berlubang kecil-kecil yang terkadang menyatu dan disertai nyeri, sensasi terbakar, serta berbau.

3. Hiperhidrosis

Hiperhidrosis adalah kondisi ketika seseorang berkeringat secara berlebihan, bahkan terkadang tak berkaitan dengan aktivitas fisik maupun suhu panas.

Kaki penderita hiperhidrosis pun bisa sangat basah dan lembap oleh keringat sehingga memicu timbulnya, terutama saat mengenakan sepatu.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 5 halaman

4. Gangguan Stres

Setiap orang memiliki respons terhadap stres yang berbeda-beda. Mulai dari gatal-gatal, munculnya jerawat, pusing, hingga mual.

Sebagian orang justru berkeringat secara berlebihan pada telapak tangan dan kakinya saat sedang stres. Hal tersebut disebabkan oleh pelepasan hormon kortisol yang memicu kelenjar keringat untuk memproduksi keringat secara berlebihan. Banyaknya keringat tentu bisa memicu bau tak sedap pada kaki.

5. Perubahan Hormon

Perubahan hormonal bisa menyebabkan bertambahnya produksi keringat. Kondisi ini umumnya terjadi pada masa pubertas maupun kehamilan. Tak heran, jika remaja dan ibu hamil lebih rentan mengalami bau kaki karena keringat yang berlebih.

4 dari 5 halaman

Tips Mengatasi Bau Kaki

1. Membersihkan Kaki

Cucilah kaki setiap hari dengan sabun antibakteri dan air untuk menghilangkan kotoran dan kuman yang menempel. Jika perlu, gosok dengan batu apung untuk menghilangkan kulit mati pada kaki.

Pastikan untuk mengeringkan kaki agar tidak lembap. Anda juga bisa menggunakan bedak kaki atau antiperspirant untuk menjaga kaki tetap kering dan bebas bakteri. Jangan lupa untuk menjaga kaki tetap bersih dan rapi untuk mencegah penumpukan bakteri yang menimbulkan bau.

2. Rajin Mengganti Kaus Kaki

Gantilah kaus kaki setiap hari, terutama jika basah agar kebersihannya tetap terjaga. Pilihlah bahan kaus kaki yang bisa menyerap kelembapan dari kulit dan membuat kaki bernapas, seperti bahan nilon dan polyester.

3. Rendam Kaki dengan Air Hangat

Anda juga bisa merendam kaki dengan air hangat dan larutan garam atau cuka. Cobalah untuk merendam kaki seminggu sekali selama 20 menit.

Garam memiliki sifat antibakteri yang mampu menghilangkan bakteri penyebab bau kaki. Selain itu, merendam kaki dengan air hangat juga bisa menciptakan efek relaksasi.

5 dari 5 halaman

4. Jangan Berbagi Alas Kaki dengan Orang Lain

Menggunakan sepatu atau handuk bergantian dengan orang lain bisa menjadi sarana penularan bakteri penyebab bau kaki dan masalah kulit lainnya.

5. Gunakan Sepatu yang Tepat

Gunakanlah sepatu yang tidak terlalu sempit. Pasalnya, sepatu yang terlalu sempit bisa menyebabkan kaki Anda banyak berkeringat karena kelembapan kulit yang tertahan di dalamnya.

Pilihlah sepatu yang sedikit longgar. Jika memungkinkan, pilihlah sepatu dengan ujung terbuka. Agar sepatu tidak bau, Anda harus rutin membersihkannya. Setelah dipakai, cucilah sepatu dan keringkan di bawah sinar matahari hingga benar-benar kering.

Selain itu, Anda pun bisa menyemprotkan cairan disinfektan pada bagian dalam dan sol sepatu. Anda juga bisa berganti sepatu pada hari tertentu, terutama saat cuaca panas atau musim hujan.