Sukses

Benarkah Serangan Panik Bisa Berakibat Fatal? Ini Fakta dan Cara Mengatasinya

Serangan panik adalah kemunculan rasa takut, gelisah, dan cemas berlebih yang datang secara tiba-tiba. Mungkinkah serangan panik bisa berakibat fatal? Yuk temukan jawabannya disini.

Liputan6.com, Jakarta - Apakah Anda termasuk orang yang mudah khawatir dan berpikir berlebihan terhadap hal-hal kecil? Bila ya, Anda mungkin mengidap penyakit kejiwaan yang dikenal dengan panic attact atau serangan panik.

Banyak kabar beredar bahwa serangan panik yang melelahkan ini dapat mengancam jiwa si penderita. Benarkah demikian?

Selama serangan panic, seseorang dapat mengalami kecemasan luar biasa. Mereka mungkin merasakan detak jantung yang berpacu, kesulitan bernapas, dan serasa seperti ingin mati. Namun, serangan panik sebenarnya tidak dapat membunuh seseorang secara langsung. Serangan panik mungkin menakutkan, tetapi tidak berakibat fatal, seperti dihimpun dari Medicalnewstoday, Kamis (18/8/2022).

Saat panik menyerang, Anda akan kewalahan oleh perasaan takut dan cemas, yang menyebabkan tubuh bereaksi seolah-olah dalam bahaya. Secara spontan Anda akan mengeluarkan mode lawan atau lari.

Beberapa orang mungkin bernapas dengan cepat, aau hiperventilasi, selama serangan. Hiperventilasi menurunkan kadar karbon dioksida dalam darah, yang dapat membuat seseorang merasa pusing. Dalam kasus yang jarang terjadi, individu mungkin pingsan.

Penting untuk diingat bahwa kepanikan sebenarnya dapat memobilisasi sumber daya dan membuat orang menjadi sangat waspada. Bila Anda melakukan perawatan untuk menekan rasa panik, biasanya dokter atau terapis akan menyarankan sebuah teknik yang disebut terapi pernapasan.

Upaya ini dilakukan untuk membantu mereka memahami kalau kepanikan bisa hilang dengan sendirinya. Cara afirmasi diri juga penting dalam meyakinkan hal-hal buruk itu tidak benar-benar terjadi.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 5 halaman

Komplikasi kesehatan jangka panjang

Sebuah studi tahun 2005 menyatakan bahwa serangan panik dapat memperburuk masalah jatung pada orang dengan penyakit jantung koroner (PJK). Penyakit ini memiliki karakteristik penyempitan atau penyumbatan arteri yang mensuplai otot jantung.

Studi di atas melibatkan 65 orang dengan PJK. Dari jumlah tersebut, 35 memiliki gangguan panik (PD), sementara 30 tidak. PD adalah gangguan kecemasan di mana seseorang mengalami serangan panik secara teratur.

Para peneliti menginduksi efek fisiologis dari serangan panik dengan meminta peserta untuk menghirup gas yang mengandung 35 persen karbo dioksida dan 65 persen oksigen. Setiap peserta kemudian menerima pemindaian jantung. Mereka yang memiliki PD lebih mungkin mengalami serangan panik daripada mereka yang tidak. 

Di antara semua peserta yang mengalami serangan panik, mereka dengan PD lebih mungkin untuk mengembangkan cacat perfusi miokard sementara, di mana daerah-daerah tertentu dari jantung kekurangan menerima aliran darah.

Meski begitu, ini tidak berarti bahwa semua serangan panik berpotensi fatal bagi seseorang dengan PJK. Namun, memungkinkan serangan panik bisa berdampak negatif pada jantung yang memiliki riwayat kesehatan dengan PJK (penyakit jantung koroner).

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 5 halaman

Cara mengatasi serangan panik

Serangan panik dapat membanjiri mekanisme koping seseorang. Adalah proses di mana seseorang mencoba untuk mengatur perbedaan yang diterima antara keinginan dan pendapat yang dinilai dalam suatu keadaan yang penuh tekanan. Kondisi ini biasanya akan membuat orang yang terkena serangan panik merasa seolah-olah berada dalam bahaya.

Ada beberapa gejala potensial dari serangan panik yang perlu Anda waspadai, meliputi:

- Jantung berdebar

- Sesak di dada

- Pernapasan cepat dan dangkal

- Takut mati

- Ketidakmampuan untuk memikirkan hal lain

Ada pun beberapa cara yang bisa Anda lakukan sendiri untuk mengatasi serangan panik dan meminimalisir gejala yang melelahkan. Selama serangan panik, seseorang bisa mencoba hal berikut:

1. Singkirkan serangan: daripada mencoba melarikan diri dari situasi, lebih baik melanjutkan apa yang Anda lakukan dan jangan mencari gangguan.

2. Coba untuk melawan perasaan takut: mencoba menghindari kecemasan dapat menciptakan kecemasan baru, yang hanya cenderung memperburuk serangan panik. Sebaliknya, orang yang  bertujuan untuk mengamati dan menerima perasaan cemas mereka tanpa menilai, lama-lama perasaan panik akan mereda.

3. Menjadi orang yang lebih perhatian: menjadi penuh perhatian dapat menjadi penawar sekaligus pengalihan sederhana dari kecemasan dan kepanikan.

4. Bernapas dengan dalam dan perlahan: orang terkadang mengalami hiperventilasi selama serangan panik, yang menurunkan kadar karbin dioksida dalam darah. Kondisi ini membuat jantung berpacu lebih cepat, kemudian membuat Anda merasakan pusing atau bahkan pingsan. Jika demikian, melakukan pengaturan napas bisa membantu melawan efek panik yang memberatkan rongga pernapasan. Atur napas perlahan, ambil udara sebanyak yang kalian bisa, dan hembuskan perlahan.

4 dari 5 halaman

5 Manfaat Membaca Buku Bagi Kesehatan Mental, Atasi Stres hingga Gangguan Cemas

Pada 2009, University of Sussex menemukan bahwa membaca dapat mengurangi stres hingga 68%. Membaca bahkan dapat merilekskan tubuh dengan menurunkan detak jantung dan meredakan ketegangan pada otot.

Setidaknya ada lima manfaat membaca buku yang begitu menakjubkan. Melansir dari Newsbyteapp, Sabtu (9/7/2022), berikut ulasannya.

1. Mengurangi stres dan kecemasan

Apabila Anda mengalami stres dan gangguan cemas berlebih, membaca buku dapat membantu mengalihkan pikiran dan membuat Anda sibuk dengan cara yang menarik. Saat membaca dan terus membaca, pikiran cenderung melakukan perjalanan ke alam lain yang membantu Anda menjadi lebih rileks.

Maksimalkan manfaat yang mungkin Anda dapatkan melalui cara yang tepat, yaitu biasakan membaca buku di tempat dan posisi yang nyaman. Pastikan juga ruangan membaca memiliki pencahayaan yang baik bagi mata Anda.

2. Meningkatkan daya ingat dan konsentrasi

Membaca seperti latihan rutin untuk pikiran dan membuatnya tetap sehat dan segar terisi oleh informasi baru. Kalau diibarkan sebuah aplikasi, sistem otak juga perlu diupdate untuk bekerja lebih baik, caranya melalui membaca buku.

Menurut sebuah penelitian, membaca juga dapat membantu memperlambat gangguan mental seperti demensia atau Alzheimer. Sebab membaca membutuhkan perhatian penuh yang membantu dalam meningkatkan konsentrasi. 

Terapi membaca juga mampu merangsang aktivitas mental sekaligus meningkatkan memori seseorang, karena saat membaca Anda harus mengingat karakter dalam buku ataupun plot atau alur cerita.

5 dari 5 halaman

Manfaat membaca buku lainnya

3. Meningkatkan kosakata

Membaca lebih banyak buku akan memperkenalkan Anda pada kata baru, secara tidak langsung ini dapat membantu meningkatkan kosakata dalam kamus otak Anda. 

Membaca buku yang ditulis dengan baik juga meningkatkan keterampilan komunikasi dan menulis Anda menjadi lebih baik saat menemukan gaya penulisan yang berbeda dari biasanya.

Peningkatan kosakata juga membangun kepercayaan diri. Menurut penelitian, siswa yang terbiasa membaca buku secara teratur sejak usia muda memiliki kemampuan pengembangan diri yang besar dari pada orang yang malas membaca.

4. Memperbaiki kualitas tidur

Membaca buku sebelum tidur lebih baik daripada memainkan ponsel. Sebab penggunaan smartphone atau ponsel yang terus-menerus dapat menghambat tidur Anda.

Sebelum tidur juga menjadi waktu yang paling tepat untuk membaca buku. Ini akan merileksasikan tubuh, pikiran dan membantu Anda mendapatkan kualitas tidur terbaik.

Tapi, pencahayaan lampu saat membaca tetap harus diperhatikan ya. Walaupun dalam keadaan terang, membaca buku akan membuat Anda mengantuk dan memungkinkan tidur di awal waktu.

5. Membaca mengajarkan seseorang untuk berempati

Membaca buku membantu Anda melarikan diri dari kehidupan. Pada saat yang bersamaan, Anda akan diajak masuk dan memahami perspektif orang lain melalui narasi karakter yang berbeda-beda.

Membaca akan membantu seseorang untuk memahami pandangan, perasaan dan emosi orang lain yang berhubungan secara langsung. Pada saat ini Anda juga akan diajarkan cara berempati dengan pemikiran dan skenario yang berbeda dari keyakinan ataupun keinginan kita sendiri.