Liputan6.com, Jakarta - Ketika menstruasi, wanita tidak hanya merasakan gejala fisik, seperti rasa nyeri atau kram pada perut, tetapi juga gejala emosional. Salah satunya adalah wanita akan cenderung lebih sensitif saat menstruasi atau perubahan suasana hati yang buruk.
Pada saat menjelang menstruasi pernahkan Anda merasakan mood Anda berubah-ubah seperti marah, sedih lalu tiba tiba menjadi senang tanpa alasan yang jelas? Perubahan mood yang tiba tiba dan drastis tersebut seolah-olah terjadi tanpa alasan adalah gejolak emosi yang merupakan gejala dari premenstrual syndrome atau PMS yang wajar.
Namun sebenarnya ada beberapa hal yang bisa menjadi menyebabkan mood swing saat PMS. Biasanya, suasana hati dan perasaan sensitif ini akan berkurang atau berhenti pada hari kedua menstruasi.
Advertisement
Meski begitu, bisa saja wanita akan menjadi sangat sensitif atau sering bad mood karena munculnya gejala fisik yang membuat tidak nyaman. Sebenernya apa yang menyebabkan seorang wanita cenderung menjadi lebih sensitif saat menstruasi? Berikut ulasannya.
Terjadi karena hormon
Ternyata, kadar hormon estrogen yang fluktuatif dalam tubuh memainkan peran yang penting terhadap kondisi ini.Â
Ketika fase ovulasi atau lepasnya sel telur, hormon estrogen dalam tubuh akan mencapai kadar paling tinggi.
Jika pada fase ovulasi pembuahan tidak terjadi, tubuh akan memasuki fase pramenstruasi. Kadar estrogen pada fase ini akan menurun drastis sebelum pada akhirnya meningkat lagi.Â
Baca Juga
Mudah emosi saat PMS
Ada banyak sekali efek estrogen terhadap tubuh. Hormon satu ini bisa memengaruhi produksi sekaligus efek dari endorfin jika dihubungkan dengan suasana hati. Endorfin sendiri merupakan unsur pada otak yang berperan menghadirkan kenyamanan dan kesenangan. Hormon satu ini juga membantu meningkatkan kadar serotonin yang berperan dalam pola tidur, suasana hati, dan nafsu makan.
Setiap wanita tidak sama dalam merasakan efek dari hormon estrogen. Beberapa bisa lebih sensitif terhadap perubahan kadar hormon ini ketika menstruasi.
Inilah yang membuat wanita lebih sensitif saat menstruasi dan terlihat sangat mudah mengalami perubahan suasana hati. Namun, selain karena siklus haid, kecemasan, stres, dan depresi juga berpengaruh terhadap naik turunnya kadar hormon estrogen di dalam tubuh.Â
Â
Advertisement
Faktor penyebab dari luar
Ada beberpa faktor eksternal yang dikatakan ikut mempengaruhi perubahan emosi saat PMS adalah cuaca buruk. Ternyata cuaca yang mendung bisa membuat seseorang cenderung menjadi galau, sedih atau merasa kesepian.Â
Perubahan mood negatif ini terjadi karena, lagi-lagi, penurunan kadar endorphin di dalam tubuh. Ketika seorang merasa stres, artinya kadar hormon serotonin mengalami penurunan. Hal ini akan memicu gejala mood swing saat haid.
Pada dasarnya yang dialami wanita saat PMS berbeda-beda. Tapi gejala yang umum muncul di antaranya adalah:
- Cenderung lebih sensitif
- Mudah marah dan mudah tersinggung
- Sedih dan putus asa
- Depresi
- Penurunan minat dalam melakukan aktivitas
- Menangis
- Depresi
- Panik dan cemas
Biasanya gejala ini muncul menetap sekitar 1-2 minggu menjelang menstruasi, yaitu sesudah siklus ovulasi. Namun perubahan mood, akan behenti satu atau dua hari setelah periode haid dimulai.
Menjaga mood saat menstruasi
Kamu mungkin termasuk dalam kelompok wanita yang lebih sensitif dan sering berubah mood ketika menstruasi. Akan tetapi, bukan berarti hal tersebut tidak mampu dikendalikan.
Kamu bisa mencoba beberapa cara berikut agar mood tetap terjaga, meski sedang menstruasi, di antaranya:
- Rutin berolahraga, terlebih ketika sedang berada pada fase pramenstruasi.
- Perbanyak asupan cairan tubuh.
- Hindari merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol.
- Hindari mengonsumsi makanan maupun minuman yang mengandung kafein, seperti kopi, cokelat, minuman bersoda, dan teh.
- Sediakan camilan sehat di antara jadwal makan utama.
- Mengonsumsi susu rendah lemak guna mencukupi kebutuhan vitamin D dan kalsium.
- Tidak hanya itu, sebelum maupun ketika menstruasi, hindari segala hal yang bisa memicu suasana hati menjadi buruk, terlebih stres, atau kecemasan yang berlebihan.
- Isi waktu luang dengan melakukan aktivitas yang kamu sukai agar suasana hati tetap stabil.
Jadi, perubahan mood menjelang waktu menstruasi erat kaitannya dengan fluktuasi hormon esterogen. Naik turunnya esterogen juga mempengaruhi kadar hormon lain sehingga memicu gejala-gejala PMS.
Namun, apabila gejala menstruasi yang kamu rasakan sudah sangat mengganggu, bahkan sampai membuat kamu tidak bisa beraktivitas, jangan menunda untuk melakukan pengobatan. Kamu bisa bertanya pada dokter atau berobat langsung ke rumah sakit.
Advertisement