Liputan6.com, Jakarta - Normal bagi seorang anak untuk mengalami pasang surut mentalnya. Tapi orang tua harus ingat bahwa jika gejala peringatan berlangsung selama lebih dari beberapa minggu. Jadi yang terbaik adalah mencari bantuan profesional.
Terkadang itu bisa menjadi tanda gangguan kesehatan mental, dan hanya spesialis yang bisa mendiagnosis apa yang sebenarnya terjadi pada anak Anda.
Untuk itu, ketahui beberapa tanda Anda anak mengalami gangguan kesehatan mental, seperti melansir dari Bright Side, Sabtu (27/8/2022).
Advertisement
1. Marah dan perubahan suasana hati
Kemarahan, perubahan suasana hati, atau ketakutan luar biasa yang tiba-tiba tanpa alasan –terkadang disertai dengan jantung yang berdebar kencang atau napas yang cepat—bisa menjadi tanda penyakit mental.
Mengamuk memang lumrah dilakukan anak-anak. Tapi sebagian besar mengatasinya di taman kanak-kanak. Tidak apa-apa jika anak di bawah 4 tahun mengalami lebih dari 9 tantrum per minggu.
2. Tidak peduli dengan penampilan mereka sendiri
Jika anak Anda berhenti menjaga penampilan dan kebersihannya kurang, itu tidak normal. Jangan biarkan Anda melihat anakmu mengabaikan kerapian dan terlihat berantakan.
Tentu saja, anak-anak tidak selalu suka bersih, tapi ini lebih tentang manifestasi yang konstan atau sangat menonjol.
3. Menghindari teman dan keluarga
Menghindari interaksi sosial apa pun, termasuk keluarga, bisa menjadi pertanda bahwa sesuatu sedang terjadi.
Jika Anda memperhatikan bahwa anakmu mulai mengabaikan sekolah dan bahkan teman teman terbaiknya, yang terbaik adalah berkonsultasi dengan spesialis yang bisa membantu menemukan alasannya dan membantu mereka kembali normal.
Baca Juga
4. Tidak melakukan hal-hal yang dulu disukai
Satu lagi tanda emosional adalah jika anak Anda dulu suka bermain game tertentu atau menyukai makanan tertentu tapi kemudian tiba-tiba berhenti menikmatinya.
Tentu saja, mereka bisa mengubah selera, tapi lebih perhatian, karena anakmu mungkin memiliki gejala lain juga.
Advertisement
5. Sering sakit kepala atau sakit perut
Tanda-tanda fisik bisa diekspresikan dalam rasa sakit fisik yang nyata, bahkan jika tidak ada penyebab medis yang jelas. Anakmu mungkin sering mengalami sakit kepala, sakit perit, mual atau sakit fisik lainnya.
Para peneliti telah memperhatikan bahwa sakit kepala di masa kanak-kanak dikaitkan dengan beberapa keadaan psikopatologis, seperti depresi dan kecemasan.
6. Perubahan kebiasaan makan dan tidur
Secara fisik, penyakit mental bisa menyebabkan kesulitan makan dan tidur. Jika pola berubah menjadi lebih buruk dan tetap negatif untuk waktu yang lama, Anda tidak boleh mengabaikan ini.
Penelitian mengatakan bahwa hingga 40% anak-anak mengalami masalah tidur di beberapa titik selama perkembangan mereka. Sementara itu, gangguan kecemasan terjadi pada hingga 20% anak-anak.
Advertisement