Sukses

Studi: Istirahat Selama 10 Menit Bantu Cegah Kelelahaan Pekerja

Istirahatlah sebentar ketika tubuh sudah mulai merasa lelah, dan kemudian rasakan manfaat bagi diri sendiri dan pekerjaan Anda.

Liputan6.com, Jakarta - Berapa lama sih waktu kerja kita setiap hari? Rata-rata setiap bidang pekerjaan bisa menghabiskan waktu sekitar 8-9 jam per hari. Ini belum termasuk waktu lembur dan jarak tempuh ke tempat kerja.

Tak hanya waktu panjang yang harus para pekerja berikan, tetapi termasuk tekanan dan tuntutan pekerjaan. Dengan rutinitas yang terus berulang, tak heran jika banyak pekerja yang mengalami kelelahan.

Kelelahan di tempat kerja adalah masalah yang cukup signifikan sehingga Organisasi kesehatan Dunia (WHO) mencantumkannya sebagai fenomena pekerjaan pada tahun 2019. WHO menggambarkan kelelahan di tempat kerja sebagai “sindrom yang dikonseptualisasikan sebagai akibat dari stress pekerjaan yang kronis yang belum berhasil dikelola.”

Menurut WHO, ada tiga dimensi burnout terkait pekerjaan:

  • Merasa lelah
  • Memiliki perasaan negatif terhadap pekerjaan seseorang atau secara mental menjauhkan diri dari pekerjaan mereka
  • Pengurangan seberapa efisien seseorang melakukan tugas pekerjaan mereka

Kelelahan di tempat kerja dapat menyebabkan kelelahan mental dan fisik, masalah kesehatan, hingga penurunan kerja.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Universitas Barat Timisoara di Rumania, menyatakkan bahwa Micro Break selama 10 menit dapat bantu atasi kelelahan yang dirasakan para pekerjaan.

Melansir dari Medical News Today, Kamis (1/9/2022), mikro break adalah istirahat singkat yang dilakukan di tengah-tengah pekerjaan. Meskipun dilakukan hanya beberapa menit di tengah pekerjaan, namun cara ini dapat membuat pikiran lebih segar dan meningkatkan konsentrasi.

2 dari 5 halaman

Dampak kelelahan pada pekerjaan dan kesehatan

Menurut sebuah studi tahun 2017 yang diterbitkan di PLOS ONE, kelelahan di tempat kerja adalah prediktor banyak masalah kesehatan fisik, termasuk penyakit jantung koroner, masalah pencernaan, dan diabetes tipe 2.

Selain kelelahan di tempat kerja yang menyebabkan masalah kesehatan fisik, hal itu juga berpengaruh pada kesehatan mental seseorang. Studi yang sama mengatakan orang yang merasa kelelahan sering mengalami masalah kesehatan mental seperti insomnia, depresi, dan rawat inap karena gangguan mental.

Manfaat istirahat bagi kesehatan

Para peneliti meninjau studi yang membahas mikro break dengan melibatkan siswa dan tugas yang harus mereka jalankan. Peserta dibagi menjadi dua, kelompok pertama disimulasikan harus menyelesaikan tugas-tugas sebelum beristirahat. Sedangkan kelompok lainnya diizinkan untuk beristirahat secara singkat selama mengerjakan tugas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok pekerja dengan waktu istirahat memiliki peningkatan pekerjaan yang lebih signifikan. Menurut peneliti, setiap profesi dan jumlah pekerjaan membutuhkan waktu istirahat yang berbeda-beda.

3 dari 5 halaman

Aktivitas mikro break dan saran ahli

Micro break atau istirahat singkat mencakup aktivitas bebas seperti makan camilan, mengobrol dengan rekan kerja, peregangan, mengerjakan teka-teki silang, atau kegiatan lain di luar urusan kerjaan.

Melansir dari Futurity, seorang asisten profesor psikologi di North Carolina State University, Sophia Cho berkata, “Istirahat 5-10 menit bisa menjadi emas jika Anda melakukannya di waktu yang tepat. Studi kami menunjukkan bahwa jeda singkat ini adalah kepentingan terbaik perusahaan untuk memberikan otonomi kepada karyawan, sebab akan membantu mereka dalam mengelola energi secara efektif.”

“Pada dasarnya, rehat sejenak ini akan membantu perusahaan dalam mengelola sumber energi sepanjang hari,” kata Cho.

Secara psikologi, apabila seorang pekerja berpikir sebuah perusahaan perduli dengan kesehatan mereka, maka secara otomatis mereka merasa lebih berdaya untuk secara bebas membuat keputusan tentang kapan harus mengambil istirahat, dan apa yang bisa mereka lakukan untuk perusahaan setelahnya.

4 dari 5 halaman

Sakit Kepala hingga Merasa Tak Berdaya, Ini Tanda-Tanda Kelelahan Mental yang Tak Boleh Anda Abaikan

Penting untuk dicatat bahwa kelelahan mental tidak selalu terkait dengan pekerjaan karena serangkaian peristiwa dapat memicu kondisi tersebut.

Apa saja tanda-tanda peringatan Anda mungkin mengalami kelelahan?

1. Kebiasaan yang tidak sehat

Ketika merasa sangat lelah secara mental, beralih ke zat psikotropika atau obat-obat untuk membantu memberikan dorongan adalah kebiasaan yang umum.

“Kelelahan mental dapat berdampak lebih parah pada mereka yang sudah memiliki gangguan penggunaan zat tertentu,” jelas WebMD.

Kaitannya sering kali karena kecanduan narkoba “mengubah bagian otak yang membantu Anda mengelola stres dan perilaku kompulsif”.

2. Sakit dan nyeri

Keluhan seperti sakit kepala, nyeri otot, sakit punggung atau masalah perut adalah hal yang biasa terjadi pada kelelahan mental.

"Jika Anda memiliki penyakit yang berkelanjutan, seperti fibromyalgia, Anda mungkin merasa sedikit lebih sakit dari biasanya," tambah WebMD.

3. Kurang tidur

Penelitian sebelumnya menemukan bahwa orang yang memiliki pekerjaan dengan "beban kerja kognitif" tinggi melaporkan lebih banyak gejala insomnia daripada mereka yang tidak memiliki pekerjaan yang melelahkan secara mental.

Masalah tidur ini muncul karena efek samping emosional dari kelelahan mental seperti kecemasan atau depresi. Kurangnya istirahat tentu saja dapat memperburuk kelelahan mental. Secara kebetulan, berada dalam keadaan waspada dan khawatir yang konstan membuat Anda lebih sulit untuk tidur nyenyak.

5 dari 5 halaman

Tanda-tanda kelelahan lainnya termasuk:

Tanda-tanda kelelahan lainnya termasuk:

- Merasa lelah atau terkuras hampir sepanjang waktu

- Merasa tidak berdaya, terjebak dan/atau dikalahkan

- Merasa terpisah/sendirian di dunia

- Memiliki pandangan sinis/negatifKeraguan diri

- Menunda-nunda dan membutuhkan waktu lebih lama untuk menyelesaikan sesuatu

- Merasa terbebani. 

Sementara itu, pemicu kelelahan mental meliputi:

- Memiliki pekerjaan yang menuntut atau tekanan tinggi

- Bekerja berjam-jam tanpa mengambil cuti untuk istirahat

- Mengalami tekanan keuangan

- Ketidakpuasan kerja

- Memberikan perawatan untuk orang yang dicintai yang sakit atau berkebutuhan khusus

- Hidup dengan penyakit kronis atau kondisi kesehatan mental

- Kehilangan orang yang dicintaiMemiliki bayi

- Kurangnya keseimbangan kehidupan kerja atau dukungan emosional.