Liputan6.com, Jakarta - Tidur menjadi bagian penting dari kehidupan setiap individu yang membantu tetap waras dan penuh energi. Tanpa tidur, kita akan merasa lelah sepanjang waktu dan bahkan bisa berdampak pada psikologis.
Namun yang menarik, sebuah laporan dari Endocrine Society menunjukkan bagaimana tidur seseorang bisa memengaruhi risiko mereka terkena penyakit hati berlemak.
Orang-orang yang terlibat dalam penelitian ini menemukan bahwa kebiasaan tidur tertentu bisa mempengaruhi fungsi tubuh dan organ tertentu.
Advertisement
Penyakit hati berlemak adalah penumpukan lemak yang berlebihan di hati, yang seringkali merupakan hasil dari pilihan diet yang buruk dan gaya hidup yang tidak banyak bergerak.
Melansir dari Times of India, Senin (12/9/2022), peneliti Yan Liu mengatakan bahwa kebiasaan tidur seperti tidur siang, mendengkur dan begadang terlambat juga bisa berperan dalam meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit ini.
"Orang dengan waktu tidur malam yang buruk dan tidur siang yang lama memiliki risiko tertinggi untuk mengembangkan penyakit hati berlemak," kata Liu.
Studi tersebut menemukan peningkatan moderat dalam kualitas tidur terkait dengan penurunan 29 persen risiko penyakit hati berlemak.
Studi ini menganalisis perilaku tidur yang dilaporkan sendiri dari 5.011 orang dewasa dengan penyakit hati berlemak.
Melalui penelitian, ditemukan bahwa tidur siang, tidur larut malam dan mendengkur berhubungan dengan penyakit tersebut.
"Studi kami menemukan peningkatan moderat dalam kualitas tidur terkait dengan 29 persen pengurangan risiko penyakit hati berlemak," kata Liu.
"Mengingat bahwa sebagian besar subjek yang mengalami kualitas tidur yang buruk kurang terdiagnosis dan tidak diobati, penelitian kami membutuhkan lebih banyak penelitian ke bidang ini dan strategi untuk meningkatkan kualitas tidur," tambahnya.
Namun, juga dicatat bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mendukung klaim tersebut.
Baca Juga
Faktor lain yang perlu dipertimbangkan
Menurut Klinik Cleveland, kelebihan berat badan atau obesitas, memiliki diabetes tipe 2 atau sindrom metabolik, atau mengonsumsi obat resep tertentu bisa meningkatkan kemungkinan seseorang terkena penyakit hati berlemak.
Menurut para ahli, mreka yang memiliki kadar lemak tinggi dalam darah, memiliki tekanan darah tinggi, memiliki infeksi seperti hepatitis C atau telah terpapar beberapa racun juga berisiko.
Advertisement
Dapatkah penyakit hati berlemak diobati?
Tidak ada obat khusus untuk mengobati penyakit hati berlemak. Namun, dokter menyarankan untuk membuat perubahan gaya hidup tertentu yang bisa meningkatkan kesehatan Anda secara keseluruhan.
Tergantung pada jenis penyakit hati berlemak yang Anda miliki, mereka akan meminta Anda untuk berhenti minum alkohol dan merokok.
Menurunkan berat badan harus menjadi prioritas utama Anda, yang juga berarti Anda harus beralih ke pilihan makanan yang lebih sehat dan menikmati aktivitas fisik secara teratur.
Jika Anda sudah menjalani pengobatan tertentu untuk mengontrol diabetes, kolesterol dan trigleserida, maka minumlah sesuai petunjuk dokter.
Cara mengurangi risiko penyakit hati berlemak
Cara terbaik untuk mengurangi risiko Anda adalah dengan menghilangkan makanan ramah lemak yang bisa meningkatkan kadar kolesterol dan trigliserida dalam tubuh.
Menjaga berat badan yang sehat dan berolahraga secara teratur. Batasi konsumsi alkohol dan minum obat Anda tepat waktu.
Advertisement