Liputan6.com, Jakarta - Sejak bulan September, Jakarta dan sekitarnya sudah memasuki musim hujan. Hujan deras yang mengguyur sebagian besar kawasan Ibu Kota DKI Jakarta mengakibatkan beberapa ruas jalan protokol mengalami kemacetan. Kemacetan di Ibu Kota sebenarnya sudah biasa terjadi. Namun, kemacetan di Ibu Kota dan sekitarnya saat musim hujan dianggap lebih parah dibandingkan kemacetan hari biasanya.
Kemacetan yang makin parah saat hujan disebabkan oleh beberapa hal. Selain karena genangan, ada pula beberapa hal makin membuat pengendara stres menghadapi kemacetan.
Baca Juga
Adanya kemacetan tersebut dikeluhkan oleh sebagian masyarakat karena dinilai membuat waktu terbuang percuma termasuk juga boros terhadap bahan bakar. Namun ada beberapa penyebab kemacetan di ibu kota dan sekitarnya lebih parah dari biasanya. Berikut ini beberapa penyebabnya, seperti dilansir Antaranews.com:
Advertisement
1. Banjir                                                  Â
Banjir di Jakarta menjadi fenomena tahunan yang terus berulang tanpa pernah tuntas untuk menyelesaikan permasalahan banjir di Jakarta.
Banjir di Jakarta mengakibatkan dampak besar bagi masyarakat, terutama menghambat aktivitas. Tak hanya menghambat aktivitas, banjir juga tentunya berimbas pada sektor perekonomian masyarakat Ibu Kota. Terlebih lagi, banyak moda transportasi umum yang terkendala untuk beroperasi. Hal tersebut menyebabkan bertambahnya kemacetan.
2. Meneduh Sembarangan
Biasanya pengendara bermotor terburu-buru  suka meneduh sembarangan dan memarkirkan kendaraannya sembarangan. Hal tersebut membuat pengendara kendaraan lain jadi mengalami kesulitan melewati jalanannya dikarenakan jalan yang dilewati menjadi sempit.
Karena jalanan yang menyempit jadi kendaraan harus secara bergantian melewati jalan tersebut, jadi terjadilah kemacetan.
Jalanan yang Rusak
3. Kendaraan yang Overload
Selanjutnya yang menyebabkan kemacetan setelah hujan adalah kendaraan yang overload. Saat hujan banyak kendaraan yang berteduh sehingga jalanan sepi, namun setelah hujan semua pengendara yang berteduh kembali melanjutkan perjalanan sehingga jalan menjadi langsung penuh sehingga menyebabkan kemacetan.
4. Jalanan yang Rusak
Di daerah Ibu Kota, banyak jalanan yang rusak akibat pengendara mobil besar dan cuaca. Setelah hujan pengendara kendaraan menjadi hati-hati atau pelan-pelan saat membawa kendaraan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti jatuh. Oleh sebab itu pengemudi sebaiknya menghindari beberapa kesalahan kecil yang dapat berakibat fatal.
Dilansir antaranews.com berikut ini hal-hal yang perlu dilakukan saat berkendara pada waktu hujan:
Menjaga kondisi ban
Ban merupakan komponen kendaraan yang sangat penting karena hanya ban yang melakukan kontak langsung dengan jalan. Oleh karenanya, pastikan kondisi ban dengan memeriksa tekanan angin, telapak, alur, dan dinding ban dari potensi aus dan rusak.
Advertisement
Periksa Komponen Mobil
Selain ban, masih ada komponen kendaraan lain yang wajib diperiksa seperti lampu dan wiper pada mobil, termasuk cairan pembersih kaca. Lampu depan yang tidak berfungsi dengan baik justru mengganggu pandangan. Lampu senja, sein, dan rem yang mati membuat pengguna jalan lain tidak bisa memantau manuver AutoFamily.
Mengukur kemampuan
Mengemudi kendaraan di jalan basah akibat hujan tidak bisa disamakan dengan mengemudi dj jalan kering. Sangat dianjurkan untuk mengurangi kecepatan mobil agar lebih mudah memantau kondisi sekitar dan mengendalikan mobil kala melewati genangan air.
Menjaga Perilaku Berkendara
Saat hujan turun, kinerja komponen penting seperti rem dan ban akan menurun drastis. Jangan sampai terpancing emosi dengan melakukan manuver berbahaya seperti memacu mobil atau pindah jalur tiba-tiba. Apalagi bila kondisi jalan macet biasanya kesabaran dari pengendara akan diuji supaya tetap tenang dan tidak melakukan tindakan yang merugikan banyak pihak.
Waspadai Genangan Air
Harus waspada melewati genangan air
Jaga kewaspadaan dan kurangi kecepatan ketika melalui genangan air. Perhatikan baik-baik dengan mengamati mobil yang ada di depan dan tidak melakukan pengereman mendadak yang bisa membuat mobil hilang kendali. Cukup angkat kaki dari pedal gas dan jaga jarak aman dengan kendaraan lain di depan. Tidak bermain ponsel atau kegiatan yang mendistraksi fokus juga dapat menjaga kewaspadaan.
Menyalakan lampu hazard pada mobil
Lampu hazard hanya dipakai saat berhenti di kondisi darurat. Misal saat berhenti di bahu jalan tol untuk mengganti ban yang bocor. Cukup nyalakan lampu senja atau fog lamp waktu hujan turun. Atau jika pandangan terbatas bisa dibantu lampu utama. Lampu hazard justru mengganggu pandangan dan membuat bingung pengguna jalan lain jika digunakan tidak semestinya.
Rutinkan servis berkala
Sederhana saja, servis berkala memastikan seluruh komponen mobil dapat berfungsi optimal, termasuk saat hujan turun. Selain itu, spare parts yang sudah waktunya diganti karena usia pakai, aus atau rusak harus segera diganti dengan yang baru untuk menjaga kinerja mobil.
Â
Â
Advertisement