Liputan6.com, Jakarta - Berada dalam hubungan asmara dengan orang lain memberikan kita banyak keuntungan. Selain mendapatkan teman untuk menghabiskan waktu bersama, kita juga bisa berbagi cerita dan saling bertukar sudut pandang terhadap isu tertentu.
Namun, keuntungan tersebut hanya dapat ditemukan dalam sebuah hubungan yang sehat dan stabil. Hubungan yang sehat tidak bisa didapatkan ketika alasan kita menjalin hubungan adalah karena kesepian.
Advertisement
Baca Juga
Tidak hanya pekerjaan, tetapi menjalin hubungan asmara juga membutuhkan beberapa keahlian. Beberapa keahlian yang kita perlukan sebelum memulai hubungan misalnya independen, mengontrol stres, manajemen waktu, dan kemampuan komunikasi yang baik.
Ketika seseorang mampu bersikap mandiri, ia tidak akan merasa bergantung terhadap pasangannya di dalam hubungan. Penting bagi kita untuk merasa nyaman dengan diri sendiri. Ini dapat membantu menjaga hubungan tetap berjalan stabil, tidak berputar hanya pada satu pihak saja.
Selain itu, menemukan cara untuk mengatasi stres dapat memengaruhi perjalanan hubungan yang sehat. Manajemen stres seperti menulis jurnal atau berolahraga bisa mencegah kita agar tidak melampiaskan rasa frustasi kepada orang lain, khususnya pasangan dalam hubungan.
Manajemen waktu menjadi salah satu kunci utama hubungan yang stabil. Kemampuan ini membantu kita ketika membagi waktu untuk berkumpul bersama teman, menghabiskan waktu dengan pasangan, dan me time sehingga tidak ada yang berat sebelah.
Menaruh batasan kapan harus menghabiskan waktu dengan siapa, menghindari kita secara tidak sadar terlalu banyak menghabiskan waktu dengan pasangan dan mengabaikan orang lain.
Terakhir, memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik membuat kita mengetahui apa yang harus dikatakan dan didiskusikan kepada pasangan. Masalah-masalah seperti trauma di masa lalu bisa menjadi topik yang sensitif untuk diceritakan, tetapi tetap harus disampaikan.
Menjalani hubungan asmara memang memberikan kita banyak keuntungan. Namun, ikatan tersebut juga memberikan kedua orang di dalamnya tanggung jawab terhadap satu dan yang lainnya.
Sudah Move On dari Hubungan Asmara Sebelumnya
Ini merupakan salah satu tanda yang perlu diketahui sebelum memulai hubungan asmara yang baru. Kita perlu menyadari jika hubungan tersebut sudah berakhir dan perlu ditinggalkan, demi berkembang dan menjalani hubungan selanjutnya yang lebih bahagia.
Melupakan memori hubungan bersama mantan pasangan akan membutuhkan waktu. Untuk beberapa kasus bisa jadi menyakitkan dan menyebabkan rasa takut. Namun, semua itu dapat dijadikan pembelajaran dan tidak mengulangi kesalahan yang sama di hubungan selanjutnya.
Menjalani hubungan baru tepat setelah mengalami putus cinta dapat menjadi penyebab hubungan yang dijalani tidak berjalan mulus. Jika masih berada dalam proses pemulihan setelah patah hati, luangkan waktu untuk menerima pelajaran yang didapatkan lebih dulu, sebelum kembali memulai hubungan di masa depan.
Advertisement
Sudah Puas Menikmati Waktu Sendiri
Beberapa orang mungkin tidak menyadari bahwa kesepian dan kesendirian merupakan dua hal yang berbeda. Rachel DeAlto selaku pakar dari Match.com mengatakan, ketika seseorang sudah dapat membedakan antara menghabiskan waktu sendiri dan merasa sudah menjadi diri sendiri, menjadi kunci untuk memasuki hubungan berikutnya.
"Menjalin hubungan untuk alasan yang tepat, bukan untuk mengisi ruang kosong," kata Rachel dikutip dari laman Insider, Kamis (13/10/2022).
"Hubungan yang dijalin murni disebabkan rasa kesepian tidak membuatnya sehat atau berkelanjutan." Ia menambahkan.
Menikmati waktu sendiri juga memberikan kita waktu untuk meningkatkan kepercayaan diri dan mencintai diri sendiri lebih dahulu.
Memilih untuk mencintai diri sendiri merupakan langkah penting untuk mempersiapkan diri untuk mulai menjalin hubungan. Sebab, dengan ini kita bisa mengerti apa kita inginkan dan butuhkan dari sebuah hubungan.
Paham Membangun Komunikasi yang Efektif
Psychology Today menyatakan bahwa salah satu perilaku yang paling merugikan di dalam suatu hubungan adalah memberikan reaksi negatif terhadap sebuah pendapat atau masukan dari pasangan dan tidak bersikap terbuka.
Melakukan komunikasi tidak semudah kelihatannya. Sebuah hubungan seringkali dipenuhi oleh emosi dan perasaan yang sulit dimengerti. Mereka juga tidak jarang mengalami kesulitan ketika ingin mengomunikasikannya kepada pasangan.
Menyampaikan apa yang sedang dirasakan kepada pasangan membuat kita senang juga lega, karena merasa ada orang lain yang mengerti dengan apa yang kita rasakan.
Namun, jika merasa seolah-olah kita tidak bisa menyediakan waktu untuk mendengarkan dan berkompromi, bisa jadi kita belum siap untuk fokus mengembangkan hubungan bersama orang lain.
Advertisement
Mampu dan Siap untuk Berkomitmen
Setiap hubungan membutuhkan komitmen dari kedua belah pihak. Ketika siap memasang label terhadap sebuah hubungan, kita seharusnya tidak merasa tertekan untuk taat kepada apa yang telah ditetapkan bersama.
Namun, seringkali komitmen tersebut tidak hanya berasal dari satu pihak saja. Kita juga dapat merasakan tekanan dari lingkungan di sekitar dan khawatir akan respons mereka saat ingin mengumumkan hubungan tersebut.
Menjalin hubungan juga memberikan risiko akan keluarga atau teman yang tidak senang dengan kabar ada pasangan yang baru. Akan tetapi, orang di sekitar tetap perlu diberi tahu, apalagi mengingat jika ikatan tersebut akan masuk ke jenjang yang lebih serius.
Selain itu, menjalin hubungan yang disebabkan oleh tekanan dari luar ataupun diri sendiri juga tidak akan adil bagi pasangan, yang memiliki perasaan lebih serius dan membuat hubungan menjadi tidak sehat.