Sukses

Jangan Dulu Salahin Korban, Bisa Jadi Lesti Kejora Terkena Guilt Tripping

Jangan cepat menyalahkan seseorang, posisikan diri sebagai mereka dan kenali istilah guilt tripping, people pleaser, dan manipulatif.

Liputan6.com, Jakarta - Jagat hiburan kembali dihebohkan dengan tindakan Lesti Kejora terhadap Rizky Billar. Kasus dugaan kekerasan dalam rumah tangga alias KDRT yang menjerat Rizky Billar malah berakhir damai.

Hal ini telah disampaikan oleh penasihat hukum Rizky Billar, Surya Darma Simbolon. Menurutnya, Lesti Kejora mencabut laporan polisi di Polres Metro Jaksel.

Pertemuaan Lesti Kejora dengan Rizky Billar di salah satu ruangan Polres Metro Jaksel menyita perhatian. Surya menjelaskan, dalam pertemuan ini keduanya berpelukan hingga Lesti Kejora meneteskan air mata.

Melihat kejadian ini, nama Lesti Kejora semakin ramai di media sosial, khususnya Twitter. Mulai muncul berbagai tanggapan negatif dan positif terkait hal ini.

Banyak dugaan muncul, Lesti Kejora dan Rizky Billar sengaja berulah agar namanya kembali tenar. Netizen merasa kena prank karena pilihan berdamai malah menjadi jalan yang ditempuh oleh Lesti Kejora.

Bahkan, ada salah satu netizen yang menyangkutkan isu ini dengan kisah percintaan pertemanannya.

“Lesti kayak sahabat lo yang nangis-nangis curhat hubungannya toxic pas disuruh putus bilang iya iya, eh seminggu kemudian balikan lagi," cuit akun @Zanjayy.

Ramai-ramai menghujat Lesti Kejora dan menuduh hal yang tidak-tidak. Padahal belum tentu apa yang disampaikan netizen benar.

Kita tak tahu apa yang dirasakan Lesti Kejora sebenarnya, coba kamu pikirkan sejenak, sudah berapa lama Lesti Kejora menanggung ini?

Mari kesampingkan emosi, jangan langsung menyalahkan korban. Cobalah untuk sedikit berempati lagi, siapa tahu Lesti Kejora terkena guilt tripping. Apa itu guilt tripping? Simak penjelasannya di halaman berikut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Guilt Tripping

Dilansir Verywellmind, Jumat (14/10/2022), guilt tripping adalah perasaan bersalah yang menyebabkan seseorang merasa memiliki tanggung jawab atas masalah yang ia alami. Guilt tripping dapat memengaruhi perilaku dan tindakannya.

Dalam kasus ini, Lesti Kejora awalnya melaporkan Rizky Billar ke polisi, kemudian ia mencabut laporan tersebut.

Lesti Kejora bisa jadi terkena guilt tripping, karena perasaan ini dapat mengubah perilaku seseorang dan mengambil tindakan tertentu.

Perasaan bersalah menjadi motivasi seseorang untuk mengubah cara berpikir dan perilakunya.

Namun, terkadang sikap ini menjadi buruk dan tak bisa dibenarkan, karena seseorang bisa menggunakan perasaan ini untuk memanipulasi emosi dan perilaku orang lain.

Menanggapi hal ini, apa iya Lesti Kejora terkena guilt tripping? Apa malah ia adalah seorang people pleaser yang sedang dimanipulasi?

Yuk, cari tahu apa itu people pleaser dan manipulatif di halaman selanjutnya.

3 dari 4 halaman

People Pleaser

People pleaser akrab untuk seseorang yang selalu ingin menyenangkan hati orang di sekitarnya. Bahkan, dirinya benar-benar memprioritaskan orang lain daripada diri sendiri.

Dilansir Webmd, people pleaser adalah seseorang yang dianggap oleh semua orang sebagai penolong dan baik hati.

Contohnya, saat ada orang yang datang kepada kamu untuk meminta tolong, kamu dengan senang hati akan membantunya. Walaupun, kamu mungkin harus mengorbankan dirimu sendiri.

Demi membahagiakan orang lain, kamu malah mengabaikan kebutuhanmu, karena takut mengecewakan orang lain jika menolaknya.

Hal ini akan berdampak buruk untukmu, karena kamu dimanfaatkan oleh keadaan dan mudah dimanipulasi. Kamu terkesan harus mengabulkan ekspektasi orang lain, agar orang tersebut senang.

Maka dari itu, tak heran jika keduanya, bisa saling berhubungan.

4 dari 4 halaman

Si Manipulatif

Dilansir Mindbodygreen, dalam konteks hubungan, manipulasi dapat dikaitkan dengan tindakan seseorang untuk mengendalikan orang lain. Si manipulatif akan melakukan berbagai macam cara demi mendapatkan apa yang diinginkan, seperti menipu.

Manipulasi juga melibatkan pada tekanan yang ditujukan untuk mengubah perilaku dan keyakinan seseorang. Si manipulatif tak tanggung-tanggung akan menyerangmu dengan taktik emosional.

Dari sanalah, reaksi emosional akan muncul dengan begitu si manipulatif dengan sengaja akan menguras energi korban dan mengacaukan kesejahteraan emosionalnya. Rugi sekali jika kamu telah terkena racun dari si manipulatif ini, apalagi jika kamu adalah si people pleaser.

Sulit bagimu, untuk peka bahwa kamu sedang berada di bawah kendali si manipulatif, karena kamu selalu memprioritaskan kebahagiaan orang lain.

Cobalah berpikir sejenak dan evaluasi diri. Sayangilah dirimu, segeralah menjauh dari manusia manipulatif agar kesehatan mentalmu tetap terjaga.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.