Sukses

BTS dan Obsesi Busan Menjadi Tuan Rumah World Expo 2030

Boyband terkenal asal Korea Selatan, BTS, diklaim sebagai senjata Busan untuk menjadi tuan rumah World Expo 2030.

Liputan6.com, Seoul - Konser Yet To Come di hadapan sekitar 50.000 ARMY --- sebutan bagi penggemar BTS --- bukanlah konser biasa.

Konser gratis BTS menjadi salah satu cara sekaligus obsesi Busan dan pemerintah Korea Selatan untuk menjadi tuan rumah World Expo 2030

Beberapa waktu lalu, Hybe --- agensi yang menaungi BTS --- merilis pernyataan mengenai konser grup vokal Bangtan Boys di World Expo 2030 Busan, Korea Selatan. 

Dalam HYBE menegaskan bahwa BTS akan tampil tanpa bayaran dalam konser kali. Ini juga upaya mewujudkan harapan mereka di masa lalu untuk membuat konser gratis bersama penggemarnya.

Selain itu, hal ini juga merupakan salah satu partisipasi BTS dalam acara-acara nasional. 

Korea Selatan akan melakukan segalanya. Busan, kota terpadat kedua di Korea Selatan, bahkan telah meminta pemerintah untuk membebaskan ketujuh anggota BTS dari wajib militer sehingga mereka bisa menjadi wajah dari penawaran expo.

Konglomerat bisnis besar membiayai kampanye iklan besar-besaran untuk mempromosikannya.

Para pemimpin negara telah mendorong Korea Selatan menjadi negara ketujuh di dunia yang menjadi tuan rumah ketiga acara besar global selama bertahun-tahun, yang mereka yakini sebagai kunci untuk meningkatkan profil globalnya dan membangun soft power.

Mereka merebut Piala Dunia sepak bola pada 2002, serta Olimpiade pada musim panas 1988 dan musim dingin 2018. World Expo, yang diadakan selama enam bulan setiap lima tahun, akan menjadi hadiah terakhir.

Namun, mengutip Washington Post pada Sabtu (15/10) promosi mereka menghadapi berbagai tantangan.

Konser ini membawa mimpi buruk untuk kota ini, dan jajak pendapat menunjukkan bahwa 3,4 juta penduduk Busan tidak menyukai upaya tersebut.

 

2 dari 4 halaman

Ambisi dan Obsesi Busan

Acara ini dimulai pada 1851 sebagai perayaan budaya dan inovasi dari seluruh dunia. Bagi negara-negara yang baru berkembang, acara ini melambangkan kehadiran mereka di peringkat atas negara-negara, kata Nicholas J. Cull, seorang ahli diplomasi publik di University of Southern California.

Bagi mereka yang memiliki reputasi yang lebih kuat, hal ini dapat berfungsi sebagai pengingat akan status mereka.

Korea Selatan lebih dekat dengan kategori kedua itu. Korea Selatan adalah negara dengan ekonomi terbesar ke-10 di dunia, dan Busan adalah kota konvensi yang populer dan rumah bagi Festival Film Internasional Busan.

"Saya pikir Korea Selatan tidak membutuhkan perayaan yang luar biasa. Olimpiade Seoul menjalankan peran itu. Korea Selatan semakin masuk dalam kategori negara yang diharapkan memiliki hal-hal besar. Banyak warga Korea Selatan yang khawatir akan masalah-masalah di negaranya dan ingin mengatasi hal-hal negatif itu terlebih dahulu, bahkan jika itu merupakan ide yang bagus untuk film dan serial TV terkenal," kata Cull.

Namun, para pemimpin kota dan nasional mengatakan bahwa World Expo 2030 akan memberikan keuntungan finansial dan reputasi.

Komite penawarannya memperkirakan total pengeluaran sebesar $3,4 miliar, sementara manfaat ekonomi yang dihasilkan secara langsung dan tidak langsung oleh acara tersebut diproyeksikan sebesar $42,7 miliar, menurut analisis oleh think tank yang berafiliasi dengan pemerintah. 

Industri pariwisata sangat penting bagi Busan. Pekerjaan jasa menyumbang sekitar tiga perempat dari semua industri, kata Lee Sang-ho, profesor kebijakan pariwisata dan pariwisata budaya di Universitas Nasional Pusan di kota itu.

"Saya yakin bahwa pesona Busan --- dan nilai sumber daya pariwisatanya --- akan mendapatkan banyak perhatian. Selain itu, saya pikir ini akan menjadi kesempatan bagi warga Busan, yang cenderung konservatif, untuk berinteraksi dengan wisatawan dari seluruh dunia, yang sulit diukur dalam nilai ekonomi," kata Lee.

Pesaing kota ini untuk tempat tuan rumah: Roma, Riyadh di Arab Saudi, dan kota Odessa di Ukraina.

3 dari 4 halaman

'Special Treatment'

Di bawah sistem wajib militer yang dibentuk untuk melawan ancaman dari Korea Utara. Korea Selatan mengharuskan semua pria berbadan sehat untuk menjalani wajib militer setidaknya selama 18 bulan di angkatan bersenjata pada usia 28, meskipun parlemen merevisi undang-undang pada tahun 2020 untuk mengizinkan para bintang K-pop menunda wajib militer mereka hingga usia 30 tahun.

Kedua, Korea secara teknis masih berperang mengingat tidak adanya perjanjian damai formal setelah konflik 1950-1953 mereka.

Menteri Kebudayaan, Park Bo-gyoon, sebelumnya mengatakan kepada wartawan bahwa akan menjadi 'kerugian budaya bagi umat manusia' jika BTS berhenti tampil karena wajib militer.

Vokalis Kim Seok-jin, yang biasa dipanggil Jin, dihadapkan pada tenggat waktu pendaftaran pada Desember 2022. Pria 29 tahun itu adalah anggota tertua grup vokal tersebut.

"Pengecualian adalah pengecualian, dan pengecualian harus tetap minimal," kata Shin Hee-Seok, seorang peneliti hukum di Universitas Yonsei di Seoul. 

"Menetapkan preseden untuk BTS dapat membuka pintu limpahan permohonan dari industri K-pop. Saya rasa pemerintah tidak akan mau menangani hal itu,” kata Shin.

 

4 dari 4 halaman

Kenapa Harus BTS?

Konser pada Sabtu (15/10) akan menjadi penampilan pertama mereka sejak mereka fokus pada kariernya masing-masing. Karenanya telah menarik lebih banyak perhatian dari basis penggemar besar yang dikenal sebagai BTS Army.

Oleh sebab Busan tidak membayar untuk pertunjukan tersebut, perusahaan induk band dan bisnis Korea Selatan lainnya membiayainya. Perusahaan-perusahaan seperti penyedia layanan seluler, konglomerat Korea Lotte, dan lainnya mengundi tiket konser untuk pelanggan yang membeli barang-barang mereka --- termasuk ponsel, permen karet, hamburger, dan donat Krispy Kreme. Semua tiket telah diserbu.

BTS sebagai salah satu vokal grup yang sudah mengglobal memiliki pengaruh yang kuat di dunia. Fakta bahwa BTS memiliki dampak besar dapat ‘menarik’ siapapun. Meskipun bukan penggemar, politisi atau orang-orang berpengaruh di Korea, kemungkinan besar menyadari BTS dan penasaran akan BTS.

Diundang untuk bertemu Presiden Joe Biden secara Pribadi di Gedung Putih, datang ke PBB untuk memberikan pidatonya, serta bekerja sama bersama UNICEF untuk beberapa kampanye besar global. Dan tidak semua boy grup seperti BTS. 

BTS juga mendobrak rekor di seluruh dunia yang membuktikan status mereka sebagai boyband terbesar di dunia saat ini. Mereka meraih posisi nomor satu di tangga lagu resmi musik di Amerika Serikat, Inggris, Australia, Kanada, dll. dan meraih banyak penghargaan dalam acara penghargaan musik di seluruh dunia.

Mereka tampil (dan masih tampil) di stadion-stadion terbesar yang memiliki momen bersejarah penting dalam musik. Di luar musik, mereka menggunakan popularitas global mereka untuk meluncurkan kampanye global 'Love Myself' untuk melawan kekerasan.

Kegiatan kemanusiaan mereka memungkinkan mereka untuk berpidato di Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai duta global UNICEF. Bahkan, Majalah TIME menyebut mereka sebagai 'Pemimpin Generasi Berikutnya' dan salah satu 'Orang Paling Berpengaruh Tahun 2019'.

BTS membuat sejarah yang belum pernah terjadi sebelumnya sebagai orang Korea dan sebagai artis.

Selain itu, banyak headline berita yang memuat efek ekonomi BTS terhadap negaranya setelah konser BTS selesai digelar di Amerika juga menunjukkan kekuatan BTS sebagai salah satu musisi yang mengglobal. 

Dengan menjadi ambassador dan menggelar konser gratis, BTS dapat membantu penilaian BIE terhadap ditunjuknya Busan sebagai salah satu tuan rumah World Expo.

Sebab, ratusan ribu orang diperkirakan hadir di Busan hanya untuk konser BTS Yet To Come.