Liputan6.com, Jakarta - Gedung-gedung yang menjulang tinggi terkadang membuat orang yang melihatnya takjub. Di dunia ini, terdapat pula gedung-gedung tertinggi yang tersebar di berbagai belahan dunia.
Sebut saja di bagian benua Asia, terdapat gedung tertinggi di dunia yakni Burj Khalifa di Dubai, Uni Emirat Arab. Gedung yang memiliki tinggi sekitar 828 meter itu pertama kali dibuka pada 4 Januari 2010.
Kemudian, pernahkah kamu bertanya bisakah ada gedung yang lebih tinggi dari Burj Khalifa? Berapa tinggi gedung maksimal yang dapat dibangun di Bumi?
Advertisement
Melansir Bloomberg, Kamis (20/10/2022), The Council on Tall Buildings and Urban Habitat atau Dewan Bangunan Tinggi dan Habitat Perkotaan, sebuah kelompok yang tertarik dan fokus pada fenomena gedung pencakar langit, bertanya kepada sekelompok arsitek dan perancang gedung pencakar langit terkemuka tentang beberapa keterbatasan bangunan tinggi.
Mereka bertanya,"Menurut Anda, apa faktor pembatas terbesar yang akan mencegah manusia menciptakan menara setinggi satu mil atau lebih tinggi?".
Lalu, tanggapan tentang ini cenderung berfokus pada teknis pragmatis dalam menangani pendanaan dan pasar real estat atau kurangnya cahaya alami pada bangunan berbasis lebar.
"Masalah utama ada pada sistem lift dan transportasi," kata Adrian Smith, arsitek di balik gedung tertinggi di dunia saat ini dan yang akan segera mengunggulinya, Kingdom Tower di Jeddah.
Akan tetapi, dalam hal structural limitation (keterbatasan struktural), ahli utamanya adalah William Baker. Dia adalah insinyur struktural teratas di Skidmore, Owings and Merrill dan dia bekerja dengan Smith di Burj Khalifa, merancang sistem yang memungkinkannya untuk naik begitu tinggi.
Sistem itu, yang dikenal sebagai buttressed core adalah semacam tombak bersayap tiga yang memungkinkan stabilitas, ruang yang dapat digunakan dengan layak (tidak terkubur dalam-dalam dan gelap di dalam bangunan yang sangat lebar) dan kehilangan ruang yang terbatas untuk elemen struktural.
Sistem Buttressed Core
Baker mengatakan bahwa desain buttressed core dapat digunakan untuk membangun struktur yang bahkan lebih tinggi dari Burj Khalifa. "Kita bisa mencapai dua kali lipat atau lebih," katanya.
Kemudian, meskipun dia menyebut desain gedung pencakar langit sebagai 'pekerjaan yang cukup serius', dia juga berpikir bahwa sangat mungkin untuk membangun jauh lebih tinggi daripada Kingdom Tower di Jeddah.
"Kita bisa dengan mudah membuat satu kilometer,” katanya.
Inti yang ditopang mungkin harus dimodifikasi agar bisa lebih tinggi dari satu mil. Akan tetapi, Baker mengatakan bahwa sistem itu dapat dirancang.
Advertisement
Lebih Tinggi dari Gunung Everest?
Secara teoritis, sebuah bangunan bisa dibuat setidaknya setinggi 8.849 meter, satu meter lebih tinggi dari Gunung Everest.
Dasar gunung itu, menurut perhitungan teoritis ini adalah sekitar 4.100 kilometer persegi --- tapak yang sangat besar untuk sebuah bangunan, bahkan yang memiliki inti berongga.
Namun, mengingat sistem struktural seperti inti yang ditopang, alasnya mungkin tidak perlu sebesar gunung.
Kemudian, bangunan tertinggi secara teoritis ini mungkin bisa lebih tinggi dari 8.849 meter, kata Baker, itu karena bangunan jauh lebih ringan daripada gunung padat.
Burj Khalifa, dia memperkirakan, sekitar 15 persen struktur dan 85 persen udara.
Masih Dipertimbangkan
Berdasarkan beberapa perhitungan cepat, jika sebuah bangunan hanya 15 persen lebih berat dari benda padat, maka bangunan itu bisa 6,6667 kali lebih tinggi dan beratnya sama dengan benda padat tersebut.
Sebuah bangunan, secara hipotetis, bisa menjulang hingga hampir 59 ribu meter tanpa seberat Gunung Everest atau menghancurkan bumi di bawahnya.
"Saya harus memberikan pendapat yang dipertimbangkan mengenai hal itu," kata Baker.
Jadi kita masih belum benar-benar tahu seperti apa bangunan tertinggi yang akan ada.
Advertisement